"Emm, Mamanya Zeline orang seperti apa?" tanya Zeline dengan tatapan polosnya, Daffa sendiri langsung terdiam, ia tau cepat atau lambat Zeline pasti akan menanyakan hal itu.
Daffa terdiam beberapa saat dengan tatapan kosong tetapi pikiran yang penuh, satu jawaban saja darinya pasti akan membuat Zeline semakin penasaran, rasanya waktunya belum tepat bagi Zeline untuk mengetahui semua mengenai Mamanya.
"Papa.." panggil Zeline pelan membuyarkan lamunan Daffa
"Iya sayang?" jawab Daffa gelagapan
"Zeline penasaran dengan Mama, Mama itu orang yang seperti apa? Apa Zeline memang punya Mama?" tanya Zeline dengan tatapan mata sedih namun terlihat biasa saja, hal itu membuat hati Daffa serasa teriris namun ia juga belum bisa memberitahukan pada putrinya itu mengenai Mamanya lebih jauh.
"Ekhmm, Mamanya Zeline orang baik dan juga sangat cantik seperti Zeline." kata Daffa berusaha tidak menyinggung apapun mengenai Ibu dari putrinya itu.
"Nama Mamanya Zeline siapa Pa?" tanyanya lagi makin penasaran, terlihat jelas di kedua mata anaknya rasa ingin tau mengenai Ibunya.
"Namanya sama seperti Zeline." jawab Daffa tersenyum lembut pada putrinya, matanya seakan menyiratkan kesedihan.
"Jadi namanya Mama juga Zeline" ucap Zeline menundukkan wajahnya dan tersenyum kecil, ia lega mengetahui bahwa ia memang memiliki seorang Ibu dan juga namanya pun sama dengannya.
"Iya sayang, kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?" tanya Daffa mengelus rambut anaknya, seketika raut wajah Zeline berubah murung kembali.
"Zeline sedih Pa, di sekolah teman-teman Zeline selalu membahas tentang Mama, teman-teman Zeline selalu membanggakan Mamanya, masakan Mamanya, kue buatan Mamanya sampai semua tentang Mama. Ibu guru juga bilang Mama itu orang nomor satu yang selalu sayang dan rela berkorban untuk kita, tapi Zeline tidak pernah tau rasanya punya Mama seperti apa. Zeline sedih, sepertinya hanya Zeline yang tidak punya Mama." jelas Zeline akhirnya menjawab rasa penasaran Daffa, matanya mulai memerah melihat putrinya itu menceritakan apa yang membuatnya sedih, dengan cepat Daffa menghilangkan rasa sedihnya dan tersenyum lagi.
"Zeline punya Mama sayang, Zeline sama seperti anak lainnya." kata Daffa meyakinkan putrinya.
"Lalu dimana Mama Zeline?" tanyanya mempertanyakan apa yang ingin ia ketahui selama ini.
Daffa diam sejenak, mencari penjelasan terbaik untuk putrinya yang belum mengerti apa-apa, ia masih harus hati-hati menjelaskan semuanya pada Zeline tapi ia rasa waktunya saat ini belum tepat. Ia lalu berdiri dan berpindah tempat duduk di samping putrinya
"Sekarang Mama di tempat yang indah sayang, Mama selalu memeluk kita dari jauh." jawab Daffa memeluk putri kecilnya dan mencium puncak kepalanya.
"Zeline sangat ingin bertemu Mama, apa Zeline boleh bertemu dengan Mama, Pa?" pinta Zeline, ia mengangkat wajahnya dan menatap Daffa dengan penuh harap
"Belum saatnya sayang, kelak waktunya tiba Papa akan bawa Zeline bertemu dengan Mama." kata Daffa tersenyum kecil membalas tatapan putrinya
"Benarkah Pa?" tanya Zeline dengan wajah senang
"Iya sayang, Papa janji sama Zeline." jawab Daffa menunjukkan jari kelingkingnya sebagai tanda janjinya
"Terima kasih Papa, Zeline tidak sabar ingin bertemu dengan Mamanya Zeline." kata Zeline dengan begitu senang sembari mengaitkan kelingking kecilnya di kelingking Daffa untuk mengikat janji Papanya.
***
Hari berlalu begitu cepat, tanpa dirasa pergantiannya tidak bisa dirasakan lagi.
Daffa kini tengah sibuk dengan pembukaan Coffee shop barunya yang ia beri nama DZcoffee yang merupakan singkatan dari namanya juga nama dua wanita yang ia cintai.
Daffa menyambut para tamu yang datang, kebanyakan dari mereka adalah rekan bisnis lama dan juga sahabat serta beberapa teman dekat Daffa dulu, Keluarganya pun turut hadir di pembukaan tempat usaha miliknya itu.
Zeline malam ini terlihat sangat cantik setelah di dandani oleh Daffa, ia melihat-lihat para tamu yang berdatangan, matanya tertuju pada kakek dan neneknya yang baru saja memasuki coffee shop Papanya.
"Grandma, Granpaa" sapa Zeline berlarian ke arah kakek dan neneknya yang baru saja tiba disana.
"Cucu granpa makin cantik saja." kata Kakeknya memuji cucu pertamanya itu dan memberikannya pelukan hangat begitu pula dengan neneknya secara bergantian.
"Uncle aunty mana?" tanya Zeline mencari Rafif dan Zahra
"Disini sayang." ucap Rafif yang baru saja datang bersama Zahra yang perutnya kini makin membesar, juga ada Adam yang ikut dengan mereka
"Uncle." sapa Zeline berlari ke arah Rafif yang langsung menangkapnya dan menggendongnya.
"Keponakan uncle makin cantik saja, apa Papa mu kesulitan dengan usaha barunya?" tanya Rafif mencubit kecil pipi tembem keponakannya itu.
"Tidak. Papa sangat hebat, semua cake buatannya enak." jawab Zeline dengan polos mengundang tawa Rafif
"Benarkah? Uncle tidak sabar mau mencobanya." kata Rafif berakting antusias di depan Zeline
"Tentu saja uncle. oh iya, bisa turunkan Zeline? Zeline mau bermain dengan Adam." pinta Zeline yang sudah tidak sabar ingin bermain dengan sepupunya, sudah beberapa bulan ini ia tidak bertemu dengan Adam.
"Baiklah." Rafif lalu menurunkan Zeline dari gendongannya, gadis kecil itu pun segera menghampiri sepupu yang lebih muda setahun darinya itu.
Daffa menghampiri keluarganya yang baru saja datang, senyum hangatnya menyambut kedatangan Kedua orangtuanya yang terlihat begitu bangga pada anak sulungnya, Daffa lalu mengajak mereka semua masuk ke dalam coffee shop nya termasuk Rafif dan juga Zahra. Sementara Adam dan Zeline kini sibuk berkeliaran untuk mencari tempat tenang bermain bersama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Amanah Amanah
mungki pas nnti waktunya zeline tau akan langsung di bwa ke mkmnya
2022-06-29
1
Jeniramaini Jeni
nyesek se x melihat antusiasnya Zeline mau tau tentang Mamanya,,,,
2021-06-30
3
AnengsihFitri
assalamualaikum,mbak apakah Sampek bab5 aja ceritanya mbak 😊
2021-05-16
1