Nomor Satu Untuk Zeline

Daffa memesankan ice cream dan juga cake strawberry untuk Zeline sesuai dengan permintaan putrinya itu, sedangkan gadis kecil yang sangat di sayangi oleh Ayahnya itu tengah menunggu di meja yang dekat dengan jendela.

Tidak lama kemudian, Daffa menghampiri putrinya dengan membawa nampan di yang berisikan pesanan Zeline dan juga kopi untuknya.

"Ini pesanannya tuan putri." kata Daffa meletakkan kedua makanan manis itu di depan putrinya lalu iapun turut mendudukkan tubuhnya berhadapan dengan kursi putrinya

"Terima kasih Papa." ucap Zeline begitu senang melihat Dessert kesukaannya kini ada di depan matanya.

Zeline melahap ice creamnya terlebih dahulu hingga habis tak tersisa karena ice cream yang dipesankan oleh Daffa sengaja di beri cup kecil agar putrinya itu tidak memakan makanan manis yang terlalu banyak.

Dengan senyum seorang Ayah yang begitu menyayangi putrinya, Daffa memperhatikan anaknya yang meminum air putih setelah memakan ice creamnya lalu kembali beralih ke cake nya kemudian.

Gadis kecil itu memakan cake strawberry dengan sendok yang kebesaran di genggamannya, begitu menggemaskan melihatnya makan sendiri menggunakan sendok yang hampir seukuran dengan panjang wajahnya.

"Anak Papa sangat lahap makannya." kata Daffa memperbaiki anak rambut Zeline yang keluar dari ikatannya dan membawanya ke belakang telinganya

"Ini favorit Zeline, Pa. Ini semua membuat Zeline bahagia." ucap Zeline dengan senyum cerianya yang dapat menghangatkan hati Daffa

"Persis seperti Mamamu nak, Papa seperti melihat Mamamu di dalam dirimu. Makan Dessert kesukaanmu saat ini mengingatkan Papa yang selalu menemani Mamamu untuk makan Dessert seperti ini juga dulu." batin Daffa mengingat kembalin kenangannya bersama mendiang istrinya dulu.

"Daffa, kau harus tau Dessert seperti ini sangat enak."

"Enak apanya, semuanya manis seperti itu. Kau seperti anak kecil saja."

"Biarkan saja, walaupun seperti anak kecil, tapi memakan makanan manis seperti ini bisa membuatku bahagia. Bahagia itu sederhana Daffa, cukup menikmati apa yang kita sukai sudah bisa membuat kita begitu bahagia."

Bayangan kenangan lalu bersama dengan Zeline menari lagi di kepala Daffa, senyum wanita itu, tatapan matanya ketika senang akan sesuatu dan semua hal tentangnya tidak pernah bisa dilupakan oleh Daffa.

"Ohiya nak, Papa rencananya ingin membuka Coffee shop seperti ini. Zeline tidak keberatan?" tanya Daffa pada putrinya saat ia tersadar dari lamunannya.

"Benarkah Pa?" tanya Zeline terlihat senang

"Iya sayang, tidak masalahkan untuk Zeline punya Papa yang hanya menjalankan bisnis kecil?" tanyanya sekali lagi meminta pendapat putrinya.

"Masalah apanya Pa? Zeline justru senang, jadi Zeline bisa memakan dessert seperti ini setiap hari." jawab Zeline dengan polosnya dan juga begitu antusias.

"Zeline benar-benar penyemangat Papa nomor satu." kata Daffa mengelus rambut putrinya yang begitu menggemaskan itu.

"Papa juga nomor satu untuk Zeline." timpal Zeline memperlihatkan jari telunjuknya sebagai tanda ia memberikan angka satu pada Daffa.

***

Keesokan harinya, seperti biasa pada saat jam pulang sekolah Daffa langsung menjemput putrinya setelah ia selesai mengontrol perkembangan pengerjaan renovasi Coffee shopnya.

Daffa dengan senang hati menunggu putrinya itu hingga ia keluar, namun tidak seperti biasanya Zeline keluar dari gerbang sekolahnya dengan wajah lesu, Daffa yang melihatnya segera menghampir putri kecilnya itu.

"Sayang, kenapa wajahnya murung begini?" tanya Daffa begitu ia tiba dihadapan putrinya

"Tidak apa-apa Pa." jawab Zeline menatap Papanya, mata anak itu tidak bisa berbohong, seperti ada kesedihan disana

"Zeline ada masalah di sekolah?" tanyanya lagi dengan begitu lembut namun Zeline hanya menggelengkan kepalanya.

"Ya sudah, ayo kita pulang sayang." Daffa tidak mau memaksa anaknya untuk menjawab pertanyaannya, ia akan mencari tau secara pelan-pelan agar Zeline mau membicarakan masalahnya padanya.

Sesampainya dirumah, Zeline langsung masuk ke dalam kamarnya dan meletakkan tasnya, Daffa pun memperhatikannya di balik pintu kamar putrinya itu. Zeline masih tampak murung tidak ceria seperti biasanya, jelas sekali ada sesuatu yang di pikirkan oleh putri kecilnya itu.

***

Daffa lebih memilih memberikan waktu sendiri untuk putrinya sedangkan ia menuju ke dapur dan memasakkan makan siang untuk anaknya, jujur Daffa tidak pernah tenang saat putrinya itu murung karena Zeline merupakan anak yang periang, aneh rasanya jika ia tiba-tiba diam seperti itu.

"Zeline sayang, makan siang dulu nak, Papa sudah menyiapkan makan siang untukmu." Panggil Daffa seraya mengetuk pintu kamar Zeline

Zeline segera membuka pintu kamarnya dan melihat Daffa yang menunggunya disana.

"Ayo makan dulu sayang." kata Daffa mengelus rambut anaknya.

Daffa lalu berjalan lebih dulu ke meja makan dan diikuti oleh Zeline dibelakangnya. Dengan penuh perhatian Daffa mengambilkan makanan untuk Zeline dan juga menuangkan air minum untuknya. Zeline pun memulai makan siangnya dengan wajah datar tidak ceria seperti biasa, bahkan ia dengan malas menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

"Papa." panggil Zeline mengalihkan perhatian Daffa

"Iya sayang? kau butuh sesuatu?" tanya Daffa dengan siaga memasang kupingnya untuk mendengar apa yang ingin dikatakan oleh putrinya.

"Zeline ingin bertanya." katanya dengan wajah masih murung seperti tadi.

"Tanya apa sayang?." kata Daffa penasaran dan memperhatikan putrinya dengan seksama

"Emm, Mamanya Zeline orang seperti apa?" tanya Zeline dengan tatapan polosnya, Daffa sendiri langsung terdiam, ia tau cepat atau lambat Zeline pasti akan menanyakan hal itu.

Terpopuler

Comments

Nafisatun Najah

Nafisatun Najah

kok aku jadi sedih yahh sama daffa, pas di cerita yang taaruf pembawa cinta juga ikutan sedih.

2022-07-31

1

Amanah Amanah

Amanah Amanah

zeline mulai butuh sosok mma

2022-06-29

0

Ibroatul Hasanah

Ibroatul Hasanah

kasian Zelin

2021-05-26

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Mengambil Keputusan
3 Ada Dua Zeline Yang Harus Ku Bahagiakan
4 Nomor Satu Untuk Zeline
5 Sangat Ingin Bertemu Mama
6 Terlambat Lagi
7 Tinggal Terima Saja, Apa Susahnya?
8 Jadi Namanya Zafina
9 Siapa Kau Sebenarnya
10 Sangat Kasar
11 Galak Sekali
12 Orang Itu Sangat Dingin
13 Kebetulan Sekali
14 Nama Yang Unik
15 Akan Selalu Menjagamu Sampai Kapanpun
16 Bukan Orang Asing
17 Pasti Terlihat Serasi
18 Ternyata Dia Wanita Yang Baik
19 Masih Mencintai Istrinya
20 Aku Sendiri Tidak Tau
21 Kau Ini Sangat Cerewet
22 Makanlah Yang Banyak
23 Hanya Butuh Satu Orang Saja
24 Lulus Ujian Menjadi Teman
25 Bahkan Senyumnya Sangat Indah
26 Kenapa Aku Menangis?
27 Mamaku Sangat Cantik
28 Jangan Terlalu Memaksakan Diri
29 Semua Orang Akan Pergi Suatu Saat Nanti
30 Dia Sangat Tulus Padamu
31 Putriku Perhatian Sekali
32 Berbicara Tanpa Berpikir
33 Belakangan Ini Hatiku Berubah
34 Dia Calon Mamaku
35 Janji Tidak Akan Ada Yang Berubah
36 Bibi Juga Cantik
37 Tidak Sabaran Sekali
38 Aku Gugup
39 Sebuah Kebenaran
40 Butuh Waktu Untuk Sendiri
41 Begitu Tidak Tau Malu
42 Hanya Menyiksa Dirimu Sendiri
43 Hanya Senang Melihatmu
44 Apalagi Yang Kau Tunggu
45 Milan (Pertemuan Pertama Dengan Zeline)
46 Jadi Begitu
47 Memperbaiki Kesalahan
48 Terima Kasih dan Maaf
49 Siapa Sebenarnya Wanita Itu?
50 Zeline?
51 Terlalu Banyak Rahasia
52 Sulit Percaya
53 Sebegitu Tidak Berhaknya
54 Yang Berkorban Paling Besar
55 Sama Terlukanya
56 Zafina Itu Adikku
57 Bertukar Tempat
58 Aku Tidak Bisa Melepasmu Lagi
59 Kemana Perginya Kau Sebenarnya?
60 Switzerland
61 Gunung Eutliberg
62 Sekarang Papa Sudah Menemukan Kebahagiaannya
63 Extra Part-END
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Prolog
2
Mengambil Keputusan
3
Ada Dua Zeline Yang Harus Ku Bahagiakan
4
Nomor Satu Untuk Zeline
5
Sangat Ingin Bertemu Mama
6
Terlambat Lagi
7
Tinggal Terima Saja, Apa Susahnya?
8
Jadi Namanya Zafina
9
Siapa Kau Sebenarnya
10
Sangat Kasar
11
Galak Sekali
12
Orang Itu Sangat Dingin
13
Kebetulan Sekali
14
Nama Yang Unik
15
Akan Selalu Menjagamu Sampai Kapanpun
16
Bukan Orang Asing
17
Pasti Terlihat Serasi
18
Ternyata Dia Wanita Yang Baik
19
Masih Mencintai Istrinya
20
Aku Sendiri Tidak Tau
21
Kau Ini Sangat Cerewet
22
Makanlah Yang Banyak
23
Hanya Butuh Satu Orang Saja
24
Lulus Ujian Menjadi Teman
25
Bahkan Senyumnya Sangat Indah
26
Kenapa Aku Menangis?
27
Mamaku Sangat Cantik
28
Jangan Terlalu Memaksakan Diri
29
Semua Orang Akan Pergi Suatu Saat Nanti
30
Dia Sangat Tulus Padamu
31
Putriku Perhatian Sekali
32
Berbicara Tanpa Berpikir
33
Belakangan Ini Hatiku Berubah
34
Dia Calon Mamaku
35
Janji Tidak Akan Ada Yang Berubah
36
Bibi Juga Cantik
37
Tidak Sabaran Sekali
38
Aku Gugup
39
Sebuah Kebenaran
40
Butuh Waktu Untuk Sendiri
41
Begitu Tidak Tau Malu
42
Hanya Menyiksa Dirimu Sendiri
43
Hanya Senang Melihatmu
44
Apalagi Yang Kau Tunggu
45
Milan (Pertemuan Pertama Dengan Zeline)
46
Jadi Begitu
47
Memperbaiki Kesalahan
48
Terima Kasih dan Maaf
49
Siapa Sebenarnya Wanita Itu?
50
Zeline?
51
Terlalu Banyak Rahasia
52
Sulit Percaya
53
Sebegitu Tidak Berhaknya
54
Yang Berkorban Paling Besar
55
Sama Terlukanya
56
Zafina Itu Adikku
57
Bertukar Tempat
58
Aku Tidak Bisa Melepasmu Lagi
59
Kemana Perginya Kau Sebenarnya?
60
Switzerland
61
Gunung Eutliberg
62
Sekarang Papa Sudah Menemukan Kebahagiaannya
63
Extra Part-END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!