Hari sudah malam dan Amara merasa lapar, ia melihat makanan yang tersaji di meja makan.
Makanan itu tak berhasil menarik perhatian Amara, karena yang Amara inginkan adalah nasi goreng.
Amara melihat masih ada nasi putih lalu Amara memasaknya menjadi nasi goreng.
setelah itu Amara menyantap makanannya di ruang tengah sambil menonton televisi.
Sementara itu di rumah Brian dirinya sedang memakan es krim berdua bersama dengan anaknya.
"Setelah ini jangan lupa menggosok gigi ya!" perintah Brian pada Nana.
"Baik Pah," jawab Nana.
Kemudian Nana pergi untuk menggosok giginya bersama dengan Brian.
"Pah, kenapa Mamah selalu sibuk?" tanya Nana seraya membuka tutup pasta gigi.
"Mamah lagi sibuk sayang mungkin banyak kerjaan di kantornya," jawab Brian yang mencoba memberikan pengertian pada Nana.
Nana meletakkan pasta gigi dan sikat giginya itu lalu ia berlari masuk kedalam kamarnya tidak lupa mengunci pintu kamarnya.
"Sayang, kamu kenapa Nak?" tanya Brian dengan mengetuk pintu itu.
"Mamah jahat, Mamah cuma sayang sama pekerjaannya, Mamah nggak sayang sama Nana," jawab Nana dengan terisak.
"Kan ada Papah Nak di sini sama Nana, Nana buka pintunya, Papah mau baca dongeng Nana mau?" Kata Brian yang mencoba membujuk Nana.
"Ceklek," suara Nana membuka pintu.
"Kenapa Mamah harus bekerja, kan udah Papah yamg cari uang," ucap Nana dengan mengusap air mata dipipinya.
"Cup...cup sayang," ucap Brian lalu menggendong Nana dan membawanya keatas ranjang Nana.
"Iyah, nanti Papah bilang ya sama Mamah biar dirumah aja sama Nana sama Papah juga," kata Brian.
Nana mengangguk dan menagih ucapan Brian yang mengatakan kalau akan membacakan dongeng sebelum tidur.
Brian membaca dongen legenda dengan tangan yang mengusap rambut Nana.
Terlihat Nana sudah tertidur lalu Brian mencium kening Nana. "Selamat malam sayang, jangan sedih lagi ada Papah sama Nana," ucap Brian.
Kemudian Brian bangun dan mengambil ponselnya yang terginggal di meja depan televisi.
Brian mulai mengirim pesan pada Melinda dan Melinda tidak membalas, jangankan membalas membaca pesannya saja tidak.
"Apa harus ku spam supaya kamu membaca pesanku hah?" gerutu Brian.
"Lagi dimana?"
"Dengan siapa?"
"kapan pekerjaanmu akan selesai?"
Dan masih banyak lagi pesan Brian yang di abaikan oleh Melinda.
"Sial, malam-malam begini apa kau terlalu masih sibuk denga pekerjaanmu hah?" gerutu Brian lalu membantin ponselnya di sofa.
________________
Amara yang tertidur di sofa setelah makan dan meminum obat, ia membuka matanya dan memanggil Ibunya dengan suara yang sangat lirih.
"Ibu...," lirih Amara.
"Mara masih enggak percaya kalau Ibu sudah tidak ada, kenapa Ibu pergi terlalu cepat Bu, Mara kangen Ibu," lirih Amara yang kemudian memeluk bantal sofa.
Teringat dengan Ibunya lalu Amara mendoakannya. "Semoga Ibu ditempatkan di SISINYA Aamiin," ucap Amara yang kemudian mengusapkan telapak tangan di wajahnya.
Setelah mempikan Ibunya yang berpesan pada Amara agar selalu baik-baik saja walaupun sebatang kara, ia menjadi pendiam dan murung.
Dua hari berlalu sekarang Brian, Nana dan Melinda sedang berada di meja makan.
Brian mengoleskan roti tawar dengan selai strawbery untuk Nana yang sedang menatap Melinda.
"Sayang, ayo dimakan nanti telat loh," ucap Brian.
"Nana maunya sama Mamah," jawab Nana dengan nada yang manja.
"Kenapa?" tanya Melinda seraya terus menatap layar ponselnya dengan tersenyum-senyum.
Melihat itu Brian menjadi kesal karena tak sedikitpun Melinda menghiraukan anaknya.
Brian merebut ponsel Melinda lalu membantinnya. "Yang ada di otak kamu apa sih, apa kamu lupa kalau kamu sudah punya anak yang seharusnya kamu perhatikan," ucap Brian dengan nada tinggi.
"Apa-apaan sih kamu, kenapa kamu nanya itu sudah jelas aku tidak hilang ingatan dan sekarang ponselku kau hancurkan," jawab Melinda dengan nada yang tak kalah tinggi dengan Brian.
Keduanya menghentikan percekcokkan itu saat melihat Nana berlari keluar dan masuk kedalam mobil Brian.
Brian memijit pelipisnya itu dan berdesis.
"Aaaa, kenapa kamu jadi menyebalkan Mel," ucap Brian.
"Kamu yang menyebalkan," jawab Melinda yang sedang memungut ponselnya yang pecah.
"Kau pikir dengan merusak ponselku semua akan selesai, TIDAK!" ucap Melinda dengan penuh penekanan.
Kemudian Melinda berjalan meninggalkan Brian, Melinda masuk kedalam mobilnya tanpa melirik kearah Nana yang sedang memperhatikannya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Lina Uni
emak2 setres
2021-10-15
1
Rhina sri
ibu macam apaan... anak nya di acuhin😲
2021-09-06
2
ARSY ALFAZZA
semangat ❤️
2021-04-24
0