Dominic pulang ke rumahnya setelah mengunjungi Allisya tadi. Saat sampai di rumah, dia berjalan menuju ruang kerja papanya dengan cepat.
"Gimana? Lo sudah lihat keadaannya kan?" tanya Nevan.
"Kak, gimana keadaannya?" tanya Kaila.
Dominic tidak menggubris pertanyaan dari kakak dan adiknya itu.
"Hei, dasar adik gak tahu di untung. Gue tanya woi!" Nevan.
Dominic menaiki lift rumahnya dan memencet tombol yang menuju ruangan kerja papanya. Saat dia sampai di ruang kerja papanya, dia melihat papanya dengan tajam.
"Bagaimana? Apa kamu sudah melihat keadaannya, Dominic?" tanya Arav.
"Papa."
"Ya, Dominic?"
"Bagaimana papa bisa tahu tentang Allisya? Aku yang sudah mencari tahunya tiga tahun ini tidak menemukan apa-apa, sementara papa bisa tahu tentangnya." Arav tersenyum mendengar ucapan Dominic.
"Dominic, kamu tahu? Semua informasi tentang Allisya sangat tersembunyi."
"Ya, aku tahu itu."
"Kamu tahu kenapa?"
"Tidak."
"Karena dia adalah seorang detektif tersembunyi."
"Lalu, apa hubungannya?" tanya Dominic tidak mengerti.
"Kamu tahu anggota detektif The Crazy Mobsters Detective?"
"Ya."
"Pemimpinnya adalah Allisya." jawab Arav santai.
Sementara Dominic dibuat terkejut oleh papanya. Pantas saja informasi tentang Allisya tidak banyak yang tahu, itu karena Allisya adalah pemimpin The Crazy Mobsters Detective.
"Itu gak mungkin?" tanya Dominic tak percaya.
"Itu benar, Dominic. Jika kamu tidak percaya dengan papa, kunjungilah markasnya." jawab Arav sambil melemparkan amplop coklat kepada Dominic.
Dominic membuka amplop yang di lemparkan papanya. Dia benar-benar sangat terkejut mengetahui informasi tentang Allisya. Bahkan, Allisya juga pernah membunuh seseorang saat sedang mencari informasi dan menjalankan aksinya.
"Ini bukan hanya detektif tapi juga seorang psikopat, sama sepertiku." Arav tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Dominic.
"Kamu benar sekali."
"Lalu, kenapa dia menjadi Pramugari, jika dia adalah detektif?"
"Pramugari adalah cita-citanya sejak kecil, Dominic."
"Jadi begitu ya."
"Ck. Ternyata wanita yang lo cari adalah Allisya." Nevan tiba-tiba datang.
"Lo kenal sama dia?" Nevan tersenyum mendengar pertanyaan Dominic.
"Gue pernah melamar dia dulu."
"Hei, lo jangan macam-macam ya!"
"Itu dulu. Dia bahkan nolak mentah-mentah lamaran gue."
"Hahahaha. Rasain lo."
"Cih. Dia cewek pertama yang cuek sama gue. Dia cewek yang anti sekali dengan cowok."
"Kalau dia anti sama cowok, kenapa teman detektifnya cowok?"
"Itu karena mereka adalah sahabat Allisya sejak SMP. Allisya memulai menjadi detektif sejak umur lima belas tahun. Dia terkenal dengan sifat dinginnya."
"Begitu ya."
"Datanglah ke markas besarnya untuk mencari informasi tentang Allisya."
"Ya, gue bakalan kesana. Gak lo suruh pun gue juga datang kesana!"
"Cih."
Setelah itu akhirnya Dominic meninggalkan papa dan kakaknya. Mereka berdua melihat Dominic meninggalkan mereka.
"Akhirnya dia merasakan jatuh cinta juga setelah sekian lama." ujar Nevan
"Iya, papa juga senang melihat Dominic jatuh cinta lagi." ujar Arav.
Dominic membawa mobil sports hitamnya. Dia tidak membawa sekretarisnya. Dia hanya pergi seorang diri.
***
Saat sampai di markas besar milik Allisya. Dia begitu terkagum-kagum melihat markas milik Allisya.
Bagaimana bisa dia membangun rumah sebesar ini di tengah-tengah hutan?
Benar sekali. Markas Allisya terletak di tengah-tengah hutan. Itu karena Allisya adalah detektif tersembunyi. Tidak banyak yang tahu tentang markasnya, hanya pejabat-pejabat penting yang ingin menghancurkan perusahaan musuhnya saja yang tahu. Bahkan orang tua Allisya pun tidak tahu markasnya.
Dominic memandangi markas berbentuk rumah yang ada di depannya ini dengan takjub. Rumah dengan lantai dua ini begitu sangat menyeramkan, meskipun rumahnya berwarna putih.
Dominic berjalan dan mengetuk pintu rumah tersebut. Saat dia mengetuk pintu, pintunya tiba-tiba terbuka sendiri, Dominic pun masuk ke dalam rumah tersebut. Dominic memandang ruang tamu dengan takjub. Luar yang begitu sangat menyeramkan dan dalam yang begitu sangat damai. Bahkan, ada juga foto Allisya yang begitu sangat besar terpapar di dinding. Pakaian serba hitam, lipstik dengan warna merah darah, membuat Allisya begitu sangat kejam.
"Selamat datang di markas besar The Crazy Mobsters Detective. Apa ada yang bisa saya bantu, tuan?" tanya seseorang tiba-tiba.
Dominic pun tersadar dari lamunannya. Dia melihat orang yang ada di depannya ini dengan tajam. Sementara, orang tersebut memandangi Dominic dengan sangat tajam juga. Orang tadi tersenyum melihat Dominic.
"Wah, wah, wah, lihatlah kita kedatangan tamu penting disini teman-teman." ujarnya.
"Siapa Ken?" tanya Gevan.
"Turunlah kalian semua!" perintah Ken.
Saat semua temannya turun, temannya begitu sangat terkejut. Mereka kedatangan tamu penting yang tidak terduga sama sekali.
"Selamat datang, tuan Dominic Michael Leonardus. Saya sangat senang dengan kedatangan anda." ujar Ken.
"Lo kenal gue?" tanya Dominic.
"Bagaimana saya tidak mengenal anda, tuan. Anda adalah seorang mafia sekaligus psikopat seperti kami. Anda juga memiliki geng motor terkenal, yaitu Icepick Willie Alderman."
"Wah… gua gak menyangka ternyata kalian mengenal namaku. Sungguh sangat tidak terduga."
"Semua orang di negeri ini juga sangat tahu anda, tuan."
"Ada apa anda datang kesini repot-repot, tuan? Kami bisa saja datang ke rumah anda jika anda menghubungi kami." ujar Gevan.
"Gue ingin mencari informasi tentang dia." Dominic menunjuk foto Allisya.
"Apa yang ingin anda inginkan darinya?" ujar Alex tak suka.
"Gue cuma ingin kenal dia. Apa ada masalah?"
Mereka tiba-tiba saja mengeluarkan sanjata api mereka. Dominic hanya bersikap biasa saja, tidak terlalu terkejut dan tidak terlalu panik karena dia sudah biasa menghadapi hal seperti ini.
"Jangan pernah anda mendekatinya jika anda tidak mau terkena masalah dengannya." ujar Mikel.
"Gue cuma ingin kenal dia, itu saja. Kita bicara santai saja, tidak perlu pakai emosi."
Mereka menurunkan sanjata api mereka lagi dan duduk di sofa, Dominic juga demikian.
"Apa yang ingin anda ketahui tentang Allisya? Bahkan, anda sendiri juga tahu keadaannya. Apa anda ingin bertanggung jawab atas apa yang sudah terjadi dengan Allisya?" ujar Ken.
"Berbicara santai saja, gak usah pakai bahasa formal gitu. Gue akan tanggung jawab atas apa yang menimpa Allisya. Gue ingin mengenal Allisya lebih lagi. Kalian tahu, gue udah cari Allisya begitu sangat lama. Gue mencintai Allisya."
Mereka tidak bergeming dengan ucapan Dominic. Mana mungkin orang seperti anda menyukai Allisya, begitu pikiran mereka.
"Orang seperti lo gak mungkin suka sama Allisya. Lagi pula jika lo berusaha setengah mati puj, belum tentu juga lo di terima oleh Allisya." ujar Gevan.
"Oleh sebab itu, gue ingin mengenal Allisya lebih. Percaya sama gue, gue mencintai Allisya begitu sangat dalam."
"Kami gak bisa memberitahu informasi tentang Allisya begitu saja, apa lagi kami juga gak terlalu kenal sama lo."
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Andhika Juliano
bagus ceritanya tp lucu aja katanya detektif tersembunyi tp kok ftonya dipajang gt....hjhihuhuhu
2021-10-18
1