Selamat membaca!
Setelah membaca email dari Revan, kini Melani tak dapat memejamkan kedua matanya. Ia begitu memikirkan semua tawaran yang menggiurkan dari bosnya. Wanita berparas cantik itu pun kini hanya duduk di tepi ranjang dengan raut penuh rasa cemas.
"Apa aku harus menerimanya? Kalau aku tidak menerimanya, Revan akan memecatku? Jika aku dipecat apa bisa aku dapat pekerjaan lain? Tapi jika aku menerima tawaran itu, apa yang akan terjadi dengan hidupku setelah itu?" Beragam pertanyaan bermunculan memenuhi isi kepala Melani, membuat wanita cantik itu semakin ragu untuk memutuskan langkah yang akan diambilnya.
Melani mulai merasa lelah, karena berada dalam posisi duduk yang terlalu lama. Wanita berparas cantik itu, kini sudah merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan tetap merenungi semua tawaran Revan.
Malam pun semakin larut, kala itu waktu sudah menunjukkan pukul 2 pagi. Tak biasanya Melani masih terjaga hingga dini hari. Wanita yang sedang diliputi keraguan itu, memang tak pernah kuat untuk terjaga di atas jam 10 malam. Hanya di saat-saat tertentu saja Melani sampai melemburkan kedua matanya untuk tetap terjaga. Salah satunya adalah malam ini, malam dimana dirinya mendapatkan sebuah kontrak dari Revan. Namun, pada akhirnya rasa lelah juga yang mampu mengalahkan kebimbangannya. Melani pun sudah tertidur dengan lelap.
🍂🍂🍂
Keesokan paginya, Melani bangun agak sedikit kesiangan. Ia pun dengan tergesa mempersiapkan dirinya, hingga membuatnya tak sempat untuk menyantap sarapan pagi yang telah disiapkan oleh Diana, ibunya.
Diana Mariana adalah seorang single parents. Wanita yang tegar dan pekerja keras dalam menghidupi juga menjaga putri semata wayangnya tanpa seorang suami yang telah meninggal karena sakit yang dideritanya. Sudah 5 tahun Diana menjanda. Namun, ia sama sekali tak memiliki keinginan untuk mencari pengganti suaminya.
Setelah keluar dari kamarnya yang terletak di lantai dua, suara langkah kaki Melani terdengar menuruni anak tangga dengan terburu-buru. Setibanya di bawah, ia langsung menghampiri ibunya yang telah duduk di kursi meja makan.
"Pagi, Mah." Melani langsung memberi sebuah kecupan pada pipi Diana.
"Mel, kamu kenapa kelihatan buru-buru sekali? Apa kamu terlambat?" tanya Diana yang melihat anaknya tak seperti biasa.
"Iya Mah, aku langsung jalan ya. Soalnya aku udah telat banget."
"Tapi ini sarapan kamu, gimana?" tanya Diana dengan mengerutkan keningnya.
"Nanti aku pasti makan kok mah di kantor," ucap Melani menghentikan langkah kakinya diambang pintu sebelum ia keluar dari rumah.
"Yang penting jangan lupa ya Mel, ingat ya kamu punya magh lho!" ucap Diana mengeraskan suaranya agar terdengar oleh Melani yang sudah berada agak jauh dari ruang makan.
Melani pun melanjutkan langkah kakinya, setelah mendengar perkataan dari ibunya.
Setibanya di halaman rumah, tiba-tiba sebuah klakson mobil terdengar keras, hingga membuatnya menoleh ke arah sumber suara.
"Alfian," ucap Melani sedikit terhenyak dengan kemunculan sahabatnya itu.
Namanya Alfian Pratama, sahabat Melani sejak di bangku SMA. Sebenarnya mereka sempat menjalin hubungan yang spesial. Namun, karena Alfian berubah menjadi posesif saat mereka pacaran, Melani pun memilih untuk mengakhiri hubungannya dan sampai hari ini keduanya ternyata lebih nyaman untuk bersahabat.
Alfian juga sudah memiliki tambatan hati, seorang wanita yang bernama Marion Anastasya.
"Ayo Mel, bareng aja!" ajak Alfian menawarkan tumpangan kepada Melani.
Kebetulan baru dua bulan ini Alfian mendapatkan promosi jabatan sebagai manager di perusahaan tempatnya bekerja dan karena alasan itulah perusahaannya memberikan sebuah mobil kepada Alfian sebagai fasilitas.
Melani tampak menimang-nimang dengan membagi pandangan matanya ke sebuah motor matic, yang memang selalu menjadi teman setianya dalam merintis karir pekerjaannya.
"Gimana ya aku enggak enak banget sama Marion? Apalagi dia pernah menegurku, untuk tidak dekat-dekat dengan Alfian," gumam Melani yang tampak penuh keraguan.
Tiba-tiba saja sebuah tepukan pada pundak Melani, seketika mengejutkan wanita cantik itu yang langsung menoleh ke belakang tubuhnya.
"Eh, Mama." Melani pun tersenyum ketika mengetahui Ibunya sampai menyusulnya ke halaman rumah.
"Kamu kenapa melamun? Katanya buru-buru, udah sana bareng Alfian aja! Lagipula Mama pasti cemas kalau kamu sedang terburu-buru gini, tapi malah mengendarai motor sendirian."
Melani adalah anak yang tidak pernah membantah apa yang menjadi perintah ibunya. Hingga ia pun tanpa ragu langsung mengiyakan tawaran Alfian. Tanpa membuang banyak waktu, Melani meraih punggung tangan Diana dan menciumnya, sebelum dirinya pergi. Hal yang tak pernah luput untuk selalu dilakukannya.
"Aku jalan ya Mah," ucap Melani dengan senyum yang mengembang dari kedua sudut bibirnya.
"Iya sayang, hati-hati ya."
Alfian yang berada di dalam mobil, sebenarnya ingin turun untuk menyapa Diana. Namun, Diana sudah memberikan sebuah kode lewat tangannya, agar Alfian tidak perlu turun dan menghampirinya karena memang ia paham, jika anaknya sedang terburu-buru sekarang ini.
Melani sudah terlihat membuka gerbang rumahnya dan mulai masuk ke dalam mobil. Alfian pun pamit dengan tersenyum ke arah Diana yang masih melihatnya. Mobil pun mulai melaju pergi, sementara itu Diana kembali masuk ke dalam rumahnya.
🌸🌸🌸
Bersambung✍️
Berikan komentar kalian ya.
Terima kasih banyak.
Follow Instagram saya ya : ekapradita_87
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
ira
ternyata marion yg mau d jdhkn dgn Revan itu pcrnya Alfian 😅😅wah sempit sekali dunia ini 🤣🤣
2024-08-22
0
Maret Angriani Sihite
teryata dunia itu sempit yahh....bukankah Marion itu yg akan dijodohkan sama Revan 😁
2022-12-09
0
Manggu Manggu
up 💪💪
2022-11-01
0