“ Viana, ibu sudah kembali.” Bu Anita segera datang dan mendekat ke anak nya.
Viana yang tidak bisa tidur lelap pun langsung membuka mata ke arah ibunya. Betapa terkejutnya ia ketika menatap ibu nya yang malahan hanya membeli beberapa baju dengan harga murah, sepatu tanpa hak untuk emak emak, dan apa ini? Dalaman?!!
“ Ibuuu, kenapa ibu masih berpakaian tetap? Buang semua ini, Viana akan menemani ibu dalam berpakaian.” ucap Viana membuang semua barang barang ibunya.
“ Viana itu sudah menghabiskan 500 ribu untuk membayar, kenapa kamu membuang nya??” tanya Bu Anita agak sewot.
“ Itu tidak cocok untuk ibu, ayo.” ucap Viana menggandeng tangan ibu nya.
Bu Anita pun menghela nafas panjang dan pasrah di tarik oleh anak nya. Berulang kali Viana memasuki toko dan menyuruh Bu Anita tuk memakai pakaian pilihannya. Bu Anita pun harus bolak balik ke kamar ganti hanya untuk menyenangkan anak nya.
Hingga 30 menit kemudian Bu Anita sudah menghela nafas sembari bersandar di tembok ruang ganti.
“ Sudah Viana, kau akan menyuruh ibu memakai pakaian apa lagi?” tanya Bu Anita menatap Viana yang duduk di sofa.
“ Itu juga bagus, tidak perlu lagi berganti pakaian. Ayo,” ucap Viana kembali menggandeng tangan ibunya dengan lembut.
“ Viana, apakah kau tidak membayar nya?” tanya Bu Anita sembari menatap sekitar toko pakaian tanpa manager.
“ Tidak, ini gratis untuk ibu.” ucap Viana dengan tersenyum.
“ Viana, kaubsudah membuat ibu bangga.” ucap Bu Anita.
“ Viana sayang kepada ibu, jadi jangan berlebihan. Viana akan melakukan hal apapun untuk ibu,” ucap Viana dengan setulus hati.
“ Baiklah,” ucap Bu Anita mengusap pucuk kepala Viana.
Pelayan yang ada di belakang pun berbisik bisik mengenai tangan bu Anita yang berani menyentuh kepala Viana. Viana paling sensitif jika dirinya di sentuh, tapi dengan ibunya. Viana sendiri yang memegang ibunya. Sungguh Viana telah memperlihatkan ke pedulian nya kepada orang yang melihat nya.
2 jam kemudian
Setelah berbelanja Viana pun mengajak ibunya tuk turun dari lantai 15 yang sedang ia pijaki. Menggunakan lift khusus tentu nya, tapi tiba tiba ponsel Viana berbunyi. Hal itu membuat Bu Anita melirik ke arah anak nya.
“ Halo,” ucap Viana dingin. Yang langsung mendapatkan serangan merinding untuk Bu Anita.
“ ... ”
“ Aku akan menelpon mu nanti,” ucap Viana lalu mematikan ponsel nya.
“ Ibu senang dengan barang belanjaan yang Viana belikan untuk ibu?” tanya Vania.
“ ibu sangat senang Viana, sudah lama ibu tidak berbelanja puas dengan mu.” ucap ibunya.
Viana tersenyum menanggapi ucapan ibunya. Tak ada perbincangan lagi hingga berada di lantai dasar.
Ting!
Beberapa penjaga yang menunggu Viana keluar langsung menundukkan kepalanya hormat ketika pintu lift terbuka. Dua gadis cantik yang awet muda keluar dari lift menuju mobil Alphard Vellfire di luar.
Vania dengan Bu Anita pun langsung masuk ke dalam mobil. Vania menentukan AC yang pas supaya ibunya bisa menyesuaikan diri pada mobil yang satu ini.
“ Jalan pak,” ucap Vania kepada supir.
“ Baik nona,” ucap si supir.
Vania mengutak-atik ponsel nya dan kembali menghubungi orang yang tadi sempat menghubungi nya. Terlihat Vania begitu sibuk dengan urusannya membuat ibunya kembali berpikir. Apakah Vania bekerja seperti ini dengan nyaman? Vania sudah menunjukkan bahwa ke seriusan nya dalam bekerja tidak main main. Hal itu pun membuat Bu Anita semakin bangga dengan anak nya. Mungkin perkataan bangga tidak cukup untuk Vania. Mungkin ada terbesit beberapa ide jualan yang ada di dalam pikiran Bu Anita untuk mengurangi rasa bosan jika bosan itu membuatnya gelisah.
“ Iya, aku akan kesana dalam waktu 2 jam lagi. Kau tunggu saja di markas,” ucap Vania.
^^^“ Baik nona, saya akan selalu menunggu anda.” ucap orang dengan suara serak di sebrang telepon.^^^
Vania menutup telponnya dan memasukkannya kembali ke saku celana nya. Ia menatap ke Bu Anita yang terlihat lelah. Vania tersenyum kemudian agak menurunkan kursi hingga Bu Anita dengan nyaman berada di dalam mobil.
“ Aku turun disini saja, kau bawa ibu ku ke rumah. Sebelum ibu ku bangun, aku akan sampai di rumah.” ucap Vania.
“ Baik nona.” Si supir pun membuka kan pintu untuk nona nya.
Vania terlihat berjalan sedikit jauh dari mobilnya. Lalu belok ke kanan, setelah nya si supir pun kembali memasuki mobil dan melajukan mobilnya.
Vania tidak berpikir tadi, jika markas nya akan berada tidak jauh dari rumah nya. Tinggal jalan, sudah sampai. Ya begitu lah Vania, tidak mau kerepotan karena mengurus markas nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
cinday
perasaan tdi hp nya udah dibanting dan rusak
2022-02-13
1