" Ini hasil tes DNA saya dan Queenza, kita bisa tes ulang kalau anda tidak mempercayainya." Ucap Resha, dengan memberikan sebuah Amplop coklat yg berisi selembar kertas didalamnya.
Segera Airmata Maura meluncur saat membaca hasil tes tersebut. Rasanya ingin ia menyangkal, tapi wanita ini bahkan bersedia di tes Ulang.
Maura menatap wanita itu dalam, benarkah wanita didepannya ini ibu kandung putri kecilnya? Akankah ia sanggup melepas bayi berpipi kemerahan yg ia bawa dengan penuh perjuangan ke rumah ini? Tidak ! Ia takkan sanggup kehilangan lagi.
"Tidak!! Queenza putriku, tak ada yg boleh merebutnya dariku!" Teriaknya kemudian.
" Tapi saya adalah ibu kandungnya, saya juga berhak merawatnya."
" Ibu kandung katamu? Ibu kandung macam apa yg tega membuang bayinya sendiri? Hak kamu sudah hilang, saat kamu memutuskan untuk membuangnya!" Tohok Maura.
Resha diam, ia tak bisa membela dirinya. Apa yg dikatakan Maura benar dan ia mengakuinya.
Tapi... bukankah ia sudah menyesalinya? Tuhan bahkan menghukumnya dengan tak memberinya anak, tak cukupkah karma yg ia terima?
" Saya memang bersalah di masa lalu, tapi sebesar apapun dosa saya di masa lalu takkan merubah takdir kalau Saya adalah Ibu kandung Queenza." Ucap Resha, ia masih berusaha untuk mempertahankan harga dirinya.
Rendy menggeram kesal, mendengar ucapan Resha." Langsung saja, apa yg kalian inginkan dari saya? tidak mungkinkan tiba-tiba kalian datang hanya untuk memberitahukan hal ini saja. Kemana kalian bertahun-tahun lalu, dan kenapa baru melakukan ini sekarang?" Cerca Rendy, sambil menahan emosi.
" Kami menginginkan anak itu kembali!" Jawab Aldi tegas.
Rendy menggeram mendengar jawaban Aldi.
Ia menghampiri pria itu dan mencengkram kerah kemejanya " Apa kau pikir dia itu barang Hah? Seenaknya saja kalian membuangnya lalu sekarang kalian ambil saat kalian menginginkannya! " Hardik Rendy.
Resha yg melihat suaminya si perlakukan begitu segera mencoba melepaskan cengkraman tangan Rendy. " Tolong lepaskan suami saya pak." Ucapnya panik. Sembari terus berusaha melepas tangan Rendy.
Rendy menghempaskan tubuh kurus lelaki itu dengan kasar. Ia lalu mengisyaratkan dengan tangan memanggil anak buahnya.
" Bawa mereka keluar, dan pastikan Meraka tak akan kembali kerumah ini lagi." Titahnya saat anak buahnya mendekat.
"Tunggu pak, Rendy. Anda tidak bisa melakukan ini pada kami! " Tolak Aldi saat anak buah Rendy menyeret paksa dia dan istrinya.
" Saya hanya menginginkan anak saya kembali, Pak. Tolong kembalikan anak saya." Pekik Resha, Suaranya mulai menghilang seiring dengan tubuh mereka yg sudah dibawa oleh anak buah Rendy.
Rendy menatap sendu iatrinya yg masih mematung dengan kertas hasil DNA di tangannya, Airmata menganak sungai di pipinya.
Ia mendekap, membawa tubuh sang istri dalam dekapannya. " Sayang..." Ucapnya.
Membuat tangis Maura pecah.
"Aku tak mau kehilangan dia, Mas. Huuuuuu dia putriku...aku tak mau kehilangan dia." Ucap Maura di sela tangisnya.
Rendy mengelus lembut rambut panjang istrinya." Tenanglah, Semua akan baik-baik saja! Tak ada satupun yg bisa memisahkan kita dengan putri kita, akan ku pastikan itu."
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Sementara itu di Rumah besar Keluarga Andika Pramudza.
Brakkkkk
Suara meja yg di gebrak keras itu menandakan betapa marahnya seorang Andika Pramudza.
" Sudah kuduga cepat atau lambat hal ini akan terjadi. Anak bodoh itu terlalu dibutakan oleh cintanya pada istrinya, hingga mengabaikan peringatanku." Geram Andika, saat seorang anak buah yg ia susupkan di rumah Rendy memberitahukan kedatangan sepasang suami istri yg mengaku sebagai orang tua Queenza.
" Hendra. Cari tahu tentang mereka sedetail mungkin, Aku ingin kabarnya segera!" Titahnya pada orang kepercayaannya.
" Baik, Tuan." Ucapbya sambil menunduk hormat.
" Kali ini kau akan membahayakan reputasi keluargamu sendiri Rendy, Dan Papa tak bisa membiarkan hal itu."
🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Queenza gadis itu cemberut di sepanjang perjalanan pulang kerumahnya.
Hari ini ia kesal karna sang Mami yg berjanji menjemputnya mengingkari janjinya. Ia sudah menyiapkan berjuta protes untuk maminya itu.
Sesampainya di rumah dia segera turun dan masuk kerumahnya.
Queenza mencari Maminya di dapur karna biasanya jika tak menjemputnya Maminya akan membuatkan makanan kesukaannya sebagai permintaan maaf. Nihil hanya ada para pelayan di dapurnya membuatnya memutuskan naik keatas menuju kamar Mami dan Papinya.
Rasa kesal di hatinya menguap, ketika melihat Maminya sedang menangis di pelukan papinya.
" Papi, kenapa Mami menangis? " Tanyanya begitu berada di hadapan mereka.
Maura melepas pelukan sang suami dan beralih memeluk Queenza, ia mendekap erat putri kecilnya itu membuat sang putri kebingungan.
" Putriku... kau putriku... tak ada yg boleh mengambilmu dariku." Ucap Maura dalam isaknya.
"Mami.. Mami kenapa? " Tanya Queenza.
" Sayang hentikan ini, kau akan membuatnya sesak nafas kalau memeluknya seerat itu. " Tegur Rendy, yg membuat Maura melepas pelukannya dan menatap lekat putrinya itu.
" Berjanjilah pada Mami kau takkan pernah meninggalkan Mami." Ucapnya kemudian.
" Aku tidak akan meninggalkanmu, Mi. Aku hanya meninggalkanmu kalau kesekolah saja selebihnya aku akan selalu bersamamu." Ucap Queenza sambil menghapus airmata maminya, lalu memeluk Maminya membuat Maura terlihat tenang.
Rendy menatap itu dengan haru, Putri kecilnya yg ceria dan bisa membuat sekitarnya tersenyum dengan tingkahnya.
Dalam hati, ia bertekad tak akan membiarkan siapapun mengambil putri kecilnya itu.
Dan ia tau ia harus melakukan sesuatu.
" Sayang temani Mami sebentar, Ya. Papi mau menelpon dulu." Ucapnya kemudian melangkah pergi keluar dari kamar.
Rendy keluar dari kamar itu masuk ke ruang kerjanya dan menelpon seseorang.
" Cari kedua orang tadi dan bawa kehadapanku besok pagi."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Melati
semangaatt
2021-08-26
0
Rannty
mampir dan like
2021-07-04
1
🅕🅘
mampir lagi Thor
2021-07-04
2