Pagi itu , terasa suasana sangat sepi , tidak seperti biasa , di dapur tercium aroma mama sedang sibuk memasak dengan kedua mbok .
Papa sudah duduk disana , mengusap air matanya .
Ana pun menghampiri sang papa .
" Pa, bagaimana kejadian mas Angkasa dan mama sampai bisa kecelakaan ?".
" Ada sebuah mobil ugal - ugalan , menabrak sebuah mobil pribadi , dan mobil pribadi itu , membanting stir ke arah jalan yang berbeda , dan disana mas Angkasa sedang melaju .Mobil itu tiba - tiba , makanya tidak bisa dj hindari Angkasa nak ."
" Mas mu menyalahkan diri nya . Kita harus menyemangatinya .Papa tidak mau kita saling menyalahkan . Mas mu selalu menyayangi mama dan papa . Mas mu juga gak mau semua itu terjadi .Kalau disuruh memilih , dia lebih mau mengorbankan dirinya . Bahkan saat itu pintu mobil di buka , mas mu terlihat memeluk mama .
Luka di bagian perut kiri mama paling fatal ."
" Ingatlah nak , dalam kehidupan ini , tidak semua sejalan dengan apa yang kita ingini, terkadang Tuhan memberi kita cobaan , tapi yakinlah , coba an itu tidak melebihi kemampuan kita ."
" Tapi kehilangan sosok mama secara tiba - tiba , sangat berat Ana rasakan pa ."
" Semua merasakan hal yang sama nak , kamu tidak sendirian mengalaminya ."
" Satu hal yang harus kamu harus belajar nak , semua bisa terjadi , kamu harus bisa melepaskan ."
" Memang berat , namun kamu harus belajar nak , belajar untuk bisa menerima , anggap ini sebagai pembelajaran hidup ."
" Bagaimana dengan mas Angkasa , mas Angkasa lebih berat menjalani nya . Dia mengalami kejadian langsung , dia tegar , karena kita , karena isteri dan anak nya . Awalnya mas Angkasa menyalahkan diri , tapi dia menyadari , bagaimana dia harus merelakan mama ."
" Luka tangan mas Angkasa , butuh fisioterapi , mas sarankan mas Angkasa di obati di Jerman , mas ada kenalan dokter disana ."
" Papa juga menyarankan pengobatan di luar , agar hasilnya lebih maksimal .Perusahaan kita juga ada di Jerman nak , biar papa handle perusahaan di sini bersama Alan .Alan akan keluar kota , dan papa stay di Jakarta."
" Jaga kesehatan mu nak , papi pingin melihat cucu darimu ."
Ana tersenyum memeluk sang papa .
" Apa papa punya firasat , sebelum mama pergi ?".
" Mama mu mengatakan pada papa , agar kamu jangan pernah pisah dengan Bram . Mama bilang , apapun yang akan terjadi , Tuhan punya rencana , kalian harus bisa saling memaafkan ."
" Mama seperti mencemaskan hubungan kalian , katanya tidak untuk saat ini , entah kapanpun , papa harus menguatkan kalian , papa harus kalian dengar ".
" Mama mu rasanya aneh ".
" Kalau buat mas Angkasa dan Sky , mama bilang tambah momongan , betambah keramaian di rumah , betambah kebahagiaan ."
" Apa kalian tidak ada rencana untuk balik menetap di Jakarta nak ?".
" Tidak pa , Bram tidak mau , Ana tertekan dan tersakiti keluarga Bram , kami lebih tenang di luar pa ."
" Bagaimana kalau Ana melahirkan nanti nak ?".
" Berat banget pa , mama sudah tidak ada , Ana pasti bingung ."
" Percayala yaang , mami pasti bantuin kita . Mami sangat menyukai mu , "ujar Bram .
Ana pun mengangguk .
" Papa akan ke makam mama kalian , rasanya papa sangat merindukan mama mu . Selagi hidup , hargai pasangan kalian , ketika dia tiba - tiba pergi , dia sudah kita bahagiakan . "
Bram memeluk pinggang Ana.
Ana berjalan ke arah dapur , disana terlihat kedua mbok masih menahan tangis , biasanya mama Ana memasak bersama mereka .
" Mbok , sepeninggal mama , mbok masak seperti biasa buat papa dan lainnya ya mbok .Walau gak ada mama lagi , mbok harus bantuin rumah ini tetap ada wangi masakan , masak ya mbok , Ana kangen masakan mbok ".
" Baiklah nak , mbok Siti dan mbok Tumi menghapus air matanya "
" Kita sarapan di restoran kedai pagi yuk yaaang
," ujar Bram .
" Apa papa mau ikut ?".
" Papa ada ketemu teman papa, udah janjian sarapan bersama ."
" Kami pamit dulu ya pi ."
" Riki anak mas Agung mana pi ?".
" Riki sudah di jemput oma dan opanya tadi pagi , Riki nangis cari nenek .Biasanya mama kan yang main bersama ke tiga cucu mau gimana lagi An , semua seperti kehilangan induk , seperti anak ayam , kebingungan saat sang induk tidak ada di hadapan lagi ."
" Benar pa...".
" Biasa Ana dan mama nyalon sama ya pa , sejak SMP, SMA .Shopping sama , berat banget beneran pa , ujar Ana mengusap air matanya ."
" Pasti nak ....pasti ".
Bram memeluk Ana , dan mengusap air mata sang isteri .
" Sudah , jangan sedih sayang , mama sedih melihat kamu sedih ".
" Pergilah sarapan nak ,cucu papa sudah kelaparan dalam perut kamu ."
Ana dan Bram tersenyum .
" Hati - hati ".
Ana dan Bram mengangguk .
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Jangan lupa
Like
Vote
Koment
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Gabrielle
Iklaskan dan berdoa😇🙏
2021-07-07
1
Jeine Sompie
Harus punya hati yg Ikhlas...memamg tdk mudah utk ikhlas ,apalagi kepergian seorang mama yg tiba2...sesak dada ku thor😢😢
2021-07-01
2
Akira Pratiwie
msih nyimak..kyaknya keren
2021-06-12
3