Hadiah Pernikahan Dari Mertua

"Ada apa Mommy meminta kami datang?" kata Darco Selesai dimeja makan.

"Tidak bisakah kau menunggu hingga Daddy mu selesai makan?" jawab bu Sela singkat.

"Ya kalau hanya untuk makan siang bersama, kami bisa pulang sebentar lagi," jawab Darco sambil meraih minuman dingin didepannya tanpa melihat wajah Daddy dan Mommynya.

"Kamu boleh duluan pulang, istrimu tinggal disini sementara waktu?" kata Pak Algo dengan wajah dinginnya. Nindy tercengang dan menatap Darco seakan butuh penjelasan.

"Tidak, aku hanya akan pergi jika Bu Nindy ikut pulang bersamaku," jawab Darco singkat. Kedua matanya menatap wajah Nindy yang kelihatan bingung dan hanya diam merasakan suasana dingin keluarga itu.

"Kenapa tidak ada hangat-hangatnya sama sekali? Apa perlu aku buat Api unggun ditengah rumah ini?" kata Nindy dalam hati.

"Maklumlah Dad, pengantin baru, maunya berduaan terus, ya kan menantu?" canda bu Sela menatap Nindy dengan maksud menggoda Darco.

"U-uhuk, Nindy tanpa sengaja menyemburkan minuman dimulutnya.

"Hati-hati dong bu minumnya," kata Darco sambil menyodorkan tisu untuk Nindy.

"Hehe, Ibu bisa aja," jawab Nindy sambil tersenyum.

"Apa ibu lupa kalau ini pernikahan karbitan, rasanya pasti berbeda bu," Nindy menggumam sendiri dalam hati.

"Oh ya, hari ini Mommy dan Daddy mengajak kalian berdua ke suatu tempat," Kata Bu Sela.

"Kemana lagi sih My?" tanya Darco seakan lemas tidak mau kemana-mana.

"udah ikut saja, cuma untuk hari ini, mulai besok kami tidak akan menganggu kalian," ketus Bu Sela.

"Ayo berangkat!" kata pak Algo saat bangkit dari kursinya diiikuti Darco. Sementara Bu Sela dan Nindy masih duduk di meja makan.

Bu Sela tersenyum menatap suami dan anaknya yang berjalan kearah luar.

"Apa kau tau? walau mereka seperti air dan api, tapi sesungguhnya mereka saling peduli," Bu Sela kemudian membersihkan meja makan dibantu Nindy.

"Iya bu, sepertinya begitu," jawab Nindy yang seketika teringat Ibunya.

"panggilnya Mommy saja ya, biar sama dengan Darco,"

"heheh, iya bu, eh My," jawab Nindy sambil tersenyum.

kemudian mereka menyusul Darco dan Nindy duduk dikursi tengah disamping Darco. sementara kedua orang tua Darco duduk di kursi belakang.

selama di perjalanan Nindy hanya diam, sementara Darco langsung memperbaiki posisinya hendak tidur.

Bu Sela menatap suaminya, Pak Algo yang mengerti maksud istrinya hanya mengangkat bahu.

Mereka sudah sepakat untuk tidak terlalu ikut campur urusan rumahtangga anaknya. Biarkan Darco dan Nindy belajar sendiri sebagai akibat dari perbuatan mereka.

***

Setelah sampai di tempat yang dituju, pak Wardani turun dan membuka pintu mobil, kemudian Pak Algo keluar diikuti oleh yang lainnya.

“Kenapa kesini My? Apa Mommy dan Daddy mau menyuruhku mengurus bisnis ini?” Tanya Darco heran.

“Sabar sayang, Daddymu akan jelaskan nanti, kita masuk dulu” kata bu Sela sambil menggandeng tangan Pak Algo memasuki sebuah rumah. Mereka duduk diruang tengah, rumah tiga lantai yang sepi penghuni.

“Ini adalah hadiah pernikahan dari Daddy untuk kalian, mulai sekarang kalian tinggal di rumah ini,” kata pak Algo singkat.

"Ta-tapi Dad,"

"Ssst... Daddy belum selesai, Daddy tidak menerima penolakan, ini karena Daddy juga sangat menghargai istrimu," kata pak Algo memotong jawaban Darco.

"Iya sayang, jadi Mommy dan Daddy berharap kalian akur dan tidak menganggap pernikahan sebagai sebuah permainan. Pernikahan ini adalah sakral dan sah dimata hukum," sambung Bu Sela.

"Tapi Mom, kenapa harus rumah sebesar ini? maksudnya kami bisa tinggal di kontrakan saya, Apalagi saya sudah bayar sampai tahun depan Mom, atau kami bisa cari rumah yang lebih sederhana yang biaya sewanya tentu lebih murah dibandingkan rumah ini," Nindy merasa tidak siap tinggal dirumah sebesar itu.

"Eisss, apa ibu tidak dengar? rumah ini HADIAH dari Daddy, kenapa harus memikirkan biaya sewa dan semacamnya? lagian Aku sudah tidak bersedia mengunjungi kontrakan itu!" ketus Darco yang kesal mendengar jawaban Nindy.

"Sudah, sudah, kenapa harus pakai Nada tinggi sayang? Apa kamu pernah dengar Daddy berbicara seperti itu kepada Mommy? ubah kebiasaanmu mulai sekarang!" tegas bu Sela sambil menatap tajam kearah Darco. sementara Darco hanya menunduk.

" Nindy, rumah ini adalah yang paling tepat, sengaja Daddy pilih yang jaraknya tidak jauh dari kampusmu dan sekolah Darco. Lagian siapa lagi yang mau menempati rumah ini kalau bukan anak dan menantu kami sendiri," kata bu Sela sambil memegang bahu Nindy.

"Kalau kalian sudah tinggal berdua Daddy dan mommy akan lebih tenang dan fokus mengurus bisnis, dan Daddy tidak mau mendengar ada masalah di antara kalian," imbuh pak Algo

Entah kenapa jika pak Algo sudah berbicara Nindy hanya bisa mengangguk. Wibawanya benar-benar melumpuhkan seseorang dan sepertinya hal itu membawa keberuntungan untuk bisnis yang ia jalani.

"Gitu dong," kata bu Sela sambil tersenyum kearah Nindy.

***

Darco dan Nindy sudah tinggal di rumah baru mereka yang hanya berjarak 1 km dari kampus tempat Nindy mengajar. Sebuah rumah tiga lantai di kawasan elite dengan halaman luas dilengkapi taman bunga.

"Bagaimana mungkin aku membersihkan rumah sebesar ini, bisa-bisa aku jadi kurus kering karena kurang istirahat," Racau Nindy dalam hati. Ia terus melihat sekeliling rumah barunya hingga ke lantai tiga.

"Tenang saja, bukan ibu yang akan mengurus rumah ini," kata Darco yang diam-diam mengikuti Nindy dari belakang.

" Siapa lagi kalau bukan aku? Apakah kamu mau ambil alih?" ketus Nindy memutar badannya ke arah Darco.

"Hmm, Mommy sudah mengurus semuanya,"

"Maksudnya?"

"Lihat saja sebentar lagi utusan Mommy datang,"

"Assisten rumah tangga? Aku tidak mau, Aku tidak mau ada orang yang tahu hubungan kita. Bukanya pernikahan ini dirahasiakan? Kenapa jadi begini?" Tanya Nindy mengintrogasi Darco

"Mereka tak akan berani buka suara soal itu dan apakah Ibu tahu? mereka adalah ibu-ibu di atas 40 tahun, Mommy benar-benar tidak mau mencarikan ART yang lebih muda untukku" Balas Darco dengan raut wajah tidak suka sambil mendekatkan wajahnya ke telinga Nindy.

Nindy yang salah tingkah langsung mundur beberapa langkah

"Hahaha, bagus dong, Jadi kamu bisa lebih fokus belajarnya," jawab Nindy sambil memajukan bibirnya seakan mengolok.

"Bukan fokus belajar, tapi fokus ke kamu istriku," kata Darco kemudian beranjak pergi meninggalkan Nindy.

"Istriku? Dia bilang istriku? Apa dia benar-benar menganggap serius pernikahan ini? Apa dia mengerti apa yang baru saja ia ucapkan? dasar bocah!" umpat Nindy dalam hati.

" Ternyata kamu tidak sepolos yang aku bayangkan Darco, sepertinya aku harus melakukan sesuatu untuk hubungan konyol ini," kata Nindy yang kemudian mengambil kertas dan mulai menulis sesuatu.

Terpopuler

Comments

Aa Tan

Aa Tan

sepertinya si Darco memang sudah cinta dari awal

2021-05-19

2

Khair

Khair

next

2021-05-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!