"Dewo!! Dewo!! Keluar kamu!" teriak Papa Anto dari depan pintu
Dewo yang masih tertidur lelap bersama Luna, akibat kelelahan setelah pergulatan panjangnya semalam bersama Luna, tidak mendengar suara gedoran dari pintu utama.
Papa Anto, teringat dimana Senja biasa meletakkan kunci cadangan, Ia membungkuk membuka keset yang diinjaknya dan mengambil kunci cadangan untuk membuka pintu.
Setelah pintu terbuka, Papa Anto langsung menuju kamar Dewo, dan betapa terkejutnya, Papa Anto setelah melihat dengan kedua matanya sendiri, anak kesayangannya, anak yang selama ini selalu Ia bangga-banggakan sedang tidur berpelukan dengan seorang wanita tanpa busana.
"Dewo!!!"
Sekali bentakan dari suara Papa Anto yang menggema didalam kamar sontak membangunkan Dewo dan Luna.
Tak kalah terkejut, Dewo yang melihat Papa Ardi sudah berdiri diujung ranjang dengan mata merah menyala dan kedua tangan berkacak pinggang langsung berdiri dari kasur meraih kaos yang tergeletak dilantai.
"Pa-pa-pa, maafkan Dewo pa"
Plaakkkkk!!!!!
Papa Anto menampar keras pipi kiri Dewo, "Itu untuk kau yang sudah membohongi orangtuamu"
Plaakkkkk!!!!
Sekali lagi Papa Anto menampar kembali pipi Dewo "Itu untuk mewakili Senja membalas tamparanmu semalam" tamparan kedua ini sangat keras hingga membuat tubuh Dewo yang tegap sedikit terhuyung dan meninggalkan bekas darah disudut bibirnya.
Dewo sudah tidak dapat berbuat apa-apa lagi, dia bahkan tidak pernah sekalipun melihat Papa Anto marah hingga seperti ini, dia hanya bisa menunduk dan menerima kemarahan dari Papanya.
Luna masih terduduk di ranjang menutupi tubuh polosnya dengan selimut, Papa Anto membelalakkan mata menatap Luna dan mengumpat gadis itu,
"Dan kamu perempuan murahan!! Berani-beraninya kamu mengganggu rumah tangga anak ku, pergi dari sini cepat!!" usir Papa Anto
"Sekali lagi berani kamu menyakiti Senja, jangan harap namamu akan bertengger sebagai ahli waris!"
Ancam Papa Anto kemudian pergi meninggalkan rumah anaknya.
"Ini semua pasti gara-gara istri mu yang bodoh itu ngadu ke orangtuamu!! Makanya jadi suami tu yang tegas dong yang!!" Gerutu Luna sembari menyeret tubuhnya yang berselimut tebal menuju kamar mandi
Dewo mengepal erat kedua tangan nya "Sialan!!! Sudah berani perempuan itu ngadu ke Papa, lihat saja apa yang bakal aku lakukan nanti" gumamnya
Sepeninggal Papa Anto dari rumahnya, Dewo merasa kacau,perasaannya tak tenang, berulangkali mengumpat Senja yang sudah berani mengadukan perbuatannya kepada Papa Anto.
Luna keluar dari kamar mandi, sudah lengkap dengan pakaiannya, kemudian mendekati Dewo yang sedang duduk di sofa tamu, "Sayanggg...sudah ya jangan marah lagi! lupakan kemarahan Papamu, kita tidur lagi ya sayang, aku masih ngantuk nih!" ajak Luna bergelayut manja pada lengan Dewo.
Dewo tak menanggapi rengekan Luna,
"Kamu pulang! Aku sudah telfon Herman buat jemput kamu,"
"Kamu ngusir aku?!!" Pekik Luna
Dewo beranjak dari kursi dan masuk kedalam ruang kerjanya, Hari ini ada rapat penting yang harus dihadiri olehnya. Jika tidak, sudah pasti Dewo akan segera mencari keberadaan perempuan yang sudah membuatnya diberi sarapan tamparan oleh Papa Anto.
Selama dikantor, Dewo sama sekali tidak fokus Ketika mengikuti rapat, tumpukan pekerjaan semakin membuat pikirannya kacau, "Ini semua karena ulah perempuan sialan itu!" Tak henti-hentinya Dewo mengumpat istrinya itu.
Brakk!!!
Dewo membanting berkas-berkas pekerjaannya diatas meja Sherly asistennya, drama yang terjadi sejak pagi dirumah membuat urusan kantor ikut berantakan, hari ini benar-benar melelahkan bagi Dewo.
Berkali-kali bunyi ponsel berdering diatas meja kerja, tapi tak juga di gubris oleh sang pemilik. Dewo menyalakan rokok dan menghisapnya perlahan.
Tok..tok..tokk
Sherly muncul membawa setumpukkan berkas ditangannya, "Bukankah pekerjaan ku sudah selesai, Sherly?"
"Maaf pak, ada yang harus Bapak ketahui," dengan Ragu Sherly memberikan Map kepada Dewo.
Dewo menerima Map coklat pemberian Sherly dan membukanya, Dewo membelalakkan mata, amarah yang belum redup kembali tersulut.
"Sial! Sial! Sial!"
Dewo meraih Jas yang tersampir dikursi, kemudian pergi meninggalkan kantor.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Eka Suryati
next
2022-02-21
0
Eka Suryati
absen
2022-02-21
0
Eka Suryati
dasar nggk ada hati
2022-02-21
0