Pertemuan

Icha yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan outfit gaun berwarna emas yang diberikan Bi Iyem tadi

Icha berjalan dengan sangat anggun menuju ketempat Iyem yang masih berada diatas ranjang miliknya, melihat pesona Icha, Iyem langsung terbangkit dari duduknya dan menatap memukau pada Icha

"Non cantik sekali" kagum Iyem menghampiri Majikanya itu dan langsung memutar mutarkan tubuh Icha, Icha menatap Pembantunya itu dengan malas.

"Enggak akhhh Bibi mah lebay" jawab Icha tersimpu malu

"Enggak Non, Non beneran cantik" puji Iyem memegang kedua pundak Icha

"Makasih ya Bi, Bibi udah siap belum?"

"Sudah Non"

"Yaudah yuk berangkat!"

*****

Dipintu masuk resto Icha memutarkan seluruh pandangannya kesudut ruangan hingga matanya berhenti pada sebuah meja yang sudah dihuni oleh tiga orang dan hanya terdapat satu wanita yang lebih tua darinya dan dua lelaki, satu lelaki mungkin umurnya tidak terpaut jauh darinya dan satunya lagi sepertinya orang itu sebaya dengan Papanya.

Icha menarik tangan Iyem untuk memasukin resto itu dan bergabung pada sekumpulan orang yang ia lihat tadi.

Setelah menyalam lelaki dan wanita paruh baya yang duduk dikursi itu, Icha mendudukan bokongnya disebelah wanita paruh baya dan dihadapan lelaki yang tengah memainkan ponselnya,saking asyiknya bermain hp lelaki itu tak menyadari keberadaan Icha.

"Mama dan Papa kemana Sayang?" tanya wanita pemilik nama Rita Purwasari itu

"Icha ngk kasih tau Tante" jawab Icha tertunduk tak enak hati.

"Kenapa kamu tidak beri tahu Icha?" tanya Ramli sambil meletakan kembali gelas yang ada ditanganya keatas meja setelah meminum isi dari gelas itu.

Mendengar sedikit perbincangan dari mereka, lelaki yang tengah memainkan ponselnya itu menatap kearah orang tuanya dan kemudian menatap gadis yang tengah duduk dihadapanya.

"Dia Siapa Pa?" tanya Pria itu menyepitkan sebelah matanya dan menunjuk kearah Icha yang masih tertunduk dengan arah pandangan pada Ramli.

"Papa dan Mama sudah sepakat akan menjodohkan kalian" ucap Rami dengan santai

"APAAA" teriak lelaki itu hingga berdiri dan memukul meja dengan keras hingga mereka menjadi tontonan bagi pengunjung resto yang lain

Tanpa berkata sepotong kata pun Rita langsung mendudukan Anak sulungnya itu kembali dan memberi isyarat untuk mengecilkan volume suaranya

"Tapi Aku ngk kenal siapa dia Ma" ucap lelaki itu menujuk kembali Icha, merasa dirinya yang disebut wanita itu mengangkat pandanganya dan menatap lelaki yang ada dihadapanya itu

"Hellow gue juga ngk sudi nikah sama loh" teriak Icha menunjuk kearah lelaki itu dan berdiri dari kursinya

"Ini anak Tante?" tanya Icha kini matanya menatap kearah Rita

"Kalian sudah saling kenal?" tanya Ramli yang ikut berdiri

"Baguslah kalau kalian sudah saling mengenal jadi gampang buat menikahnya" Rita

"NIKAHHH" teriak Icha dan lelaki itu bersamaan

"Iya" jawab Rita

"Aku aja ngk kenal siapa dia Ma"

"Yaudah kalian kenalan" Rita

"Ogah"

"Sayang kamu ngk boleh begitu dia itu calon Istri kamu" ucap Rita memegang kedua pundak putranya itu dan tersenyum pada Icha

"Icha Harmansyah" ucap Icha menjulurkan tanganya dan menatap malas lelaki itu

"Ngk nanya" jawab lelaki itu dengan anggkuh

"Sayang" ucap Rita dengan lembut dan menatap Anaknya itu penuh harap dengan mata yang melotot sempurna.

"Muhamad Hotmadia Irwansyah" balas lelaki itu seakan mengerti maksud Mamanya yang akan mengancamnya atau memarahinya nanti dirumah jika menolak permintaan dari Ibunya itu.

"Pernikahan kalian akan diselenggarakan tiga minggu lagi" Ramli

"Papa ngk salah?" tanya Irwan menatap heran Ramli

"Ngk" jawab Ramli mengeleng tanpa rasa bersalah

"Sebaiknya kalau bicara hal penting duduk dulu" ujar Rita. Ia mendudukan putra sulungnya itu dan duduk disebelah lelaki itu.

"Itu ngk kecepatan ya Om" tanya Icha dengan sopan setelah semuanya telah duduk dikursinya masing masing

"Kalo menurut Om ngk sih malah kelamaan" Ramli

"Kamu setujukan?" tanya Rita menatap Icha

"Gmana Bi" tanya Icha menatap Iyem dengan tatapan seakan meminta saran

"Terserah Non saja, tapi menurut Bibi lebih cepat lebih baik" ucap Iyem tersenyum hangat sambil memegang kedua pundak Icha

"Icha setuju Tante" jawab Icha pada akhirnya

"Irwan ngk ditanya Mah?" Irwan

"Mau ngk mau kamu harus mau!" tegas Ramli

"Ngk bisa gitu dong Pa" bantah Irwan

"Apanya yang gk bisa?" tanya Rita

"Irwan kan udah punya Pacar Ma, masak Mama ngk ngerti sih" ucap Irwan dengan Kesal

"Pacar kamu Suli yang matre itu?" tanya Rita dengan nada sedikit meninggi

"Ma Suli itu ngk matre memang kebutuhan cewek itukan banyak" bela Irwan

"Tapi ngk gitu juga Irwan" Ramli

"Mama sama Papa selalu aja nyalahkan Suli" teriak Irwan meninggalkan keempatnya yang masih terduduk

"IRWANNN" panggil Rita karena Irwan lebih dulu meninggalkan mereka diresto

"Sudah Ma biarkan saja ntar dia juga sadar sama kelakuan Pacarnya itu" Ramli

"Maafin Irwan ya Nak" ucap Rita kepada Icha setelah mendudukan bokongnya

"Iya Tante" ucap Icha Tersenyum

"Tiga hari lagi Tante dan Om dateng kerumah kamu untuk melamar kamu" Ramli

"Icha tunggu Om" ucap Icha tersenyum

"Oh ya Om, Icha sama Bibi pamit pulang ya"

"Loh nih makanannya ngk dimakan?" Rita

"Ngk tante ada masih ada kerjaan"

"Emang ngk bisa dipending dulu"

"Ngk Tan"

"Yaudah hati hati ya!" Rita

"Iya Tante" ucap Icha tersenyum

"Icha Anaknya sopan ya Pa" puji Rita yang masih menatap punggung Icha yang sudah melewati pintu masuk resto itu

"Kita ngk salah milihkan jodoh buat Irwan Ma" jawab Ramli dengan pandangan yang sama dengan Istrinya

*****

Sementara ditempat lain Irwan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi sambil mengotak atik handphone miliknya

"Sayang aku mau ketemu ditempat biasa" ucap Irwan melalui sambungan udara

"Kamu udah di Indo Sayang?"jawab suara yang ada dihandphone Irwan

"Sudah nih aku lagi otw ketempat biasa"

"Yaudah hati hati Sayang! jangan ngebut!"

"Yaudah sayang, byy!" Irwan mematikan sambungan telvonnya

*****

"Sayang kamu balik kok ngk bilang bilang sama aku sih Sayang" ucap seorang gadis yang baru saja tiba dihadapan Irwan

Bukanya menjawab pertanyaan gadis itu justru Irwan malah memeluknya dengan sangat erat

"Aku kangen sama kamu Yang" ucap Irwan ditengah tengah pelukan hangatnya

"Lebay banget nih cowok" lirih gadis yang dipeluk Irwan dalam hati

"Kamu kenapa akhir akhir ini jarang ngabarin aku?" tanya Irwan melepas pelukannya dan menatap gadis yang ada dihadapanya itu

"Kan kamu tahu Sayang akhir akhir ini aku sibuk sama skripsi aku, maaf ya aku jarang ngabarin kamu" ucap gadis itu dengan manja dan memeluk lengan Irwan dengan erat

"Yaudah kamu yang rajin ya belajarnya" ucap Irwan mengacak acak rambut Pacarnya itu

"Ihhh kan jadi berantakan Yang" ucap Suli kesel dan merapikan kembali poninya itu

"Yaudah sini aku rapiin" Irwan membalikan badan Suli agar menghadap kearahnya dan membaguskan rambut Pacarnya seperti sebelumnya

"Yang capek ih diri mulu" keluh Suli

"Yaudah yuk duduk situ" ucap Irwan menujuk sebuah pohon yang sudah tumbang didekat danau yang menjadi tempat favorit keduanya

"Kamu kapan sampainya Yang?" tanya Suli saat keduanya telah duduk

"Baru semalam sore"

"Kenapa kok ngk ngasih tau aku? "

"Boro boro mau gasih tau kamu, chat kemarin aja belum dibaca" ucap Irwan sedikit tak suka

"Maaf Yang!"

"Segitu sibuk emangnya? sampe chat aku aja selalu diread"

Bukan menjawab pertanyaan Irwan, Suli malah memanyunkan bibirnya dan menganguk

"Yaudah deh gkpp tapi lain kali aku juga diperhatiin dong" ucap Irwan dengan manja

"Iya Sayang"

"Oh iya, Sayang kamu sampai kapan disini?"

"Seeeellllllaaaaamaaaanyaaaa" ucap Irwan sambil melebarkan kedua tanganya selebar mungkin

"Ihh sayang seriusan" kesel Suli sambil menyingkirkan tangan Irwan yang mengenai wajahnya

"Serius Sayang biar bisa berdua sama kamu terus" ucap Irwan menatap serius Suli

"Kamu ngk bohong?" tanya Suli tak suka

"Kamu kenapa sih Yang? kamu ngk suka aku disini?" tanya Irwan

"Bukan gitu Yang" ucap Suli mulai panik dan berjalan kecil dari tempat duduknya

"Terus?" tanya Irwan yang masih duduk ditempatnya dan menatap Pacarnya itu dengan heran

"Kalo Irwan disini terus hubungan gue sama Doni gimana mana Doni orang kepercayaan Irwan lagi" gumam Suli dalam hati

"Yang kamu kenapa sih kok kek panik gitu" ucap Irwan menghampiri Suli

"Kamu ngk suka aku disini?" tanyanya lagi

"Bukan gitu Yang"

"Terus gimana Yang"

Dreeett tiba tiba ponsel milik Suli berdering cukup keras, segera saja suli mengambilnya dari tasnya dan membuka layar ponselnya dan melihat siapa orang yang baru menghubunginya

"Doni?" ucap Irwan terheran saat melihat nama yang tertera dilayar ponsel Suli, matanya sekilas menangkap layar ponsel Suli ketika gadis itu membukanya

"Bentar Yang" ucap Suli. Belum mendapat jawaban dari Irwan Suli langsung menjauh dari Irwan dan mengangkat sambungan telfonya

"Ngapain Doni nelpon Suli?" gumam Irwan

"Ngapain dia nelpon kamu?" tanya Irwan saat Suli sudah mematikan sambungan telfonya

"Aaaaaaaa....anu.. aaaa.... ii... tuuu.."

Terpopuler

Comments

QQ

QQ

Maaf ya kak bisa ngga kata "masukin resto" dirubah aja menjadi "memasuki resto" pas ngebaca ngedengernya aneh. Maaf ya sekali lg🙏🙏🙏

2021-11-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!