Persiapan

"Bibi" teriak Icha memasukin rumah megahnya itu yang terlihat sepi dan sunyi dengan mata yang menyapu seisi ruangan

"Iya Non" jawab Iyem menghampiri Icha diruang tengah dengan lap yang masih dipundaknya itu

"Bibi habis beres beres ya" ucap Icha mengambil lap yang masih melekat dipundak Iyem dan menaruhnya diatas sofa yang berada didekatnya itu

"Bibi ikut aku kekamar yuk" ajak Icha menarik tangan Iyem menuju kamarnya.

"Mau ngapain Non?" tanya Iyem yang mengikuti langkah Icha dari belakang

"Bibi pakai kebaya ini ya" ucap Icha sambil memajangkan baju kebaya miliknya ketubuh Iyem yang baru saja ia ambil dari lemarinya, kini Icha dan Iyem sudah berada dikamar Icha

"Nih mah kekecilan Non" Iyem mengambil kebaya itu dari tangan Icha dan meletakanya diatas tempat tidur Icha

Icha menatap beberapa pakaian yang tergantung rapi dilemarinya, ia mengambil kebaya yang berwarna pink dan kembali mencocokanya ketubuh Iyem

"Ini warnanya kemudahan Non, ngk cocok buat yang udah tua" ucap Iyem kembali meletakan kebayanya diatas ranjang Icha.

Icha menatap tubuh Iyem mulai dari atas hingga kebawah dan kemudian kembali mengambil pakaian berwarna biru dari lemarinya dan mencocokannya ketubuh Iyem

"Cantik banget Non" ucap Iyem girang

"Coba bibi pakai, gantinya tuh dikamar mandi aku" ucap Icha sedikit mendorong tubuh Iyem dan setelah Iyem melangkahkan kakinya kekamar mandi ia kemudian merebahkan badanya dikasur empuk miliknya, Selang beberapa waktu akhirnya Iyem keluar dari kamar mandi dengan mengenangkan pakaian yang Icha berikan padanya.

"Cantik banget Bi" kagum Icha yang sudah berdiri dari ranjangnya menatap kearah Bi Iyem

"Perfeck banget Bi apalagi kalo nanti dipolesin make up pasti Bibi tambah cantik" ucap Icha yang sudah berdiri dihadapan Iyem

"Ini memang mau kemana sih Non kok bibi disuruh pake kebaya beginian" ucap Iyem. Dengan memperhatikan baju yang sedang ia pakai

"Bi kita duduk disitu dulu yuk" ucap Icha menuju kearah ranjangnya dan menarik tangan Iyem menuju kasur miliknya

"Icha mau ajak bi Iyem kecafe untuk jumpain calon Suami Icha Bi" ucap Icha dengan nada serius tanpa berani menatap wanita yang ada dihadapanya itu

"Suami?" iyem membulatkan bibirnya secara sempurna, dan menatap heran wanita yang ada dihadapanya

"Iya Bi" ucap Icha tertunduk

"Sejak kapan Non mau menikah?" Iyem

Icha mengengam kedua tangan wanita paruh baya yang ada dihadapanya itu dengan senyum tipis yang melekat dibibirya.

"Icha menerima tawaran Om Ramli untuk menikah dengan Kak Irwan Bi" ucap Icha dengan cairan bening yang mengalir dari wajah cantiknya

"Kenapa Non? Kenapa Non malah ngambil keputusan yang ngk seharusnya Non ngk pilih bukanya Non ngk kenal sama Den Irwan" Iyem menarik kepala Icha kedalam dekapanya

"Icha capek Bi melihat Mama sama Papa berantem terus dihadapan Icha" ucap Icha memeluk erat tubuh Iyem

"Bukanya Non cintanya sama Den Afdhal Adiknya Den Irwan lalu bagaimana Non bisa mencintai Suami non nanti?" Iyem

"Icha akan berusaha Bi" ucap Icha tersenyum tegar dihadapan Iyem

"Oh iya Bi nanti Icha cocoknya pakai baju yang mana ya Bi" tanya Icha yang sudah berdiri lemari yang masih terbuka itu

Iyem menutup kembali lemari yang terbuka itu dan tersenyum pada Icha

"Non yakin dengan pilihan Non?" tanya Iyem menatap serius gadis itu

"Yakin Bi"

"Kalau Non sudah yakin ayo ikut Bibi" ucap Iyem menarik tangan Icha kesebuah ruangan yang sudah lama tidak dipakai

Iyem membuka laci yang tak jauh dari pintu masuk ia mengambil sebuah kunci dan membuka pintu masuk ruangan itu, Iyem menyapu pandangannya keseluruh sudut ruangan yang tampak berdebu

"Uuuhhhuuukkk ruangan apa nih Bi?" tanya Icha sambil mengibas ibaskan tanganya dihidungnya dan kemudian menutup hidungnya, ruangan ini benar benar merusak indra penciumanya

"Kok Icha ngk pernah tau ruangan ini" ujar Icha setelah benar benar memasukin ruangan kosong itu dan melihat sekitarnya yang tampak sangat berantakan, barang barang yang ada tidak tersusun dengan rapi.

Iyem bukanya menjawab pertanyaan Icha ia malah membuka sebuah lemari besar dan mengambil sebuah gaun berwarna emas

"Ayo Non keluar" ajak Iyem mendahului gadis itu, Icha berjalan dibelakang Iyem

"Bibi tadi ruangan apa?" Icha dan Iyem kini sudah berada diruang tengah

"Nanti Bibi jelasin dikamar ya Non" Icha hanya menganguk pertanda mengiyakan ucapan Iyem

Sesampainya dikamar Icha, Iyem langsung menutup pintu, jendela, gorden dan segala sesuatu yang dapat terbuka yang ada didalam ruangan itu, membuat Icha semakin menatap pembantunya itu dengan heran

"Kenapa sih Bi?" tanya Icha bingung dengan tingkah Pembantunya itu

"Non ini nanti gaun yang akan Non pake diacara pertemuan Non dengan keluarga Hotmadia"

Icha menatap gaun itu dari atas hingga bawah, gaun yang terkesan mewah dengan motif yang sedikit kuno

"Kenapa harus gaun ini Bi?" tanya Icha memegang gaun yang ada ditangan Iyem

"Gaun ini peninggalan dari Nenek Non" ucap Iyem. sambil memegang bagian pinggir gaun yang terpajang ditangan Icha

"Nenek dari Papa atau dari Mama" binggung Icha

"Dari Ibu" Iyem

"Bi kok aku baru tau ya ada ruangan tersembunyi dirumah ini" tanya Icha serius

"Suatu saat Non bakalan tau kok tentang kamar itu" Iyem memalingkan pandangannya dari Icha dan mengarahkan penglihatanya menghadap kearah kejendela yang mengeluarkan cahaya siang.

"Kenapa ngk sekarang aja Bi?" tanya Icha penasaran

"Belum waktunya Non" ucap Iyem tersenyum kearah Icha

"Kenapa ya Bi perasaan Icha sepertinya banyak banget rahasia dirumah ini yang Icha belum tau"

"Apa Icha bukan Anak kandung Mama dan papa" Iyem langsung membungkam mulut Icha dengan kedua tanganya sebelum gadis itu melanjutkan pembicaraanya.

"Tidak baik bicara seperti itu Non"

"Tapi sepertinya iya deh bi"

"Non ini Anak kandung Bapak dan Ibu hanya saja keduanya tidak pernah akur makanya Non berfikir seperti itu"

"Bibi ngk bohongkan?" tanya Icha menatap tajam Iyem

"Tidak Non, bibi berani jamin kalau Non ini Anak Bapak dan Ibu hanya saja sebelum pernikahanya ada suatu peristiwa keterpaksaan yang membuat bapak harus menikahi Ibu" ucap Iyem mulai menjelaskan, fikiranya kembali diingatkan kejadian beberapa tahun lalu yang sampai sekarang sudah menjadi rahasia dikeluarga itu, matanya tak berani menatap Anak gadis yang ada dihadapanya itu, iya berjalan pelan sambil menceritakannya

"Apa Mama dan Papa dijodohkan Bi?" tanya Icha mengikuti langkah Iyem dari belakang

"Tidak Non, bahkan pernikahan keduanya tidak direstui oleh kakek dan nenek Non tapi ada suatu kejadian yang membuat Bapak harus menikahi Ibu secara paksa"jelas Iyem menghentikan langkahnya dan menatap anak perawan dihadapanya itu

"Sebenarnya pertengkaran diantara Papa dan Mama siapa yang salah Bi?"

"Dua duanya Non, Ibu terlalu egois dan bapak terlalu keras kepala dan memaksakan kehendaknya"

"Non jangan seperti itu nanti ya sama Suami Non kelak" ucap Iyem dan hanya dibalas anggukan oleh Icha

Terpopuler

Comments

QQ

QQ

Semangat Icha semoga kebahagiaan akan segera kau raih👍👍👍

2021-11-13

0

Anisatul Azizah

Anisatul Azizah

lah mau ketemu calon suami bibiknya pakai kebaya🤣🤣

2021-10-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!