Memilih

"Non, Non mau kemana?" tanya Bi Iyem yang mengikuti langkah Icha dari belakang dengan air mata yang mulai terurai, Keduanya mulai melangkahkan kakinya untuk keluar dari kamar Icha.

"Bi, Icha cuma mau keluar bentar mau nenangin diri dulu!" ucap Icha lembut. Setelah mengambil kunci mobilnya yang terletak diatas meja yang berada diruang tengah yang ada dirumah itu.

"Non, marah sama Bibi karena Bibi ngk ngasih tau ke Non?" ucap Bi Iyem dengan air mata yang semakin deras dan langkah kakinya tetap tidak berhenti untuk mengejar majikanya itu yang sudah dianggapnya sebagai anaknya sendiri.

"Icha ngk marah Bi, Icha emang mau nongkrong sama temen temen" Icha berusaha untuk menyakinkan Bi iyem sang pembantu yang sudah seperti ibunya, Gadis itu menghampiri Iyem yang berada dibelakangnya dan menyeka air mata yang masih mengalir diwajah Bi Iyem.

"Maafi Bibi ya Non!" ucap Bi Iyem tertunduk.

"Bibi ngk salah kok, Bibi kan lagi berusaha jaga rahasia mama dan papa dan aku hargai itu Bi" ucap Icha. Dengan memegang kedua pundak Iyem sembari tersenyum pada wanita paruh baya itu dan kemudian mencium kening Bi Iyem dengan lembut.

"Aku pigi dulu ya Bi!" ucap Icha. Sembari mencium punggung tangan Bi Iyem dan kemudian berlalu dari ruangan itu

"Kalo Bibi kasih tau pasti Non bakalan malu dan sakit hati bahkan Non bisa benci ke orang tua Non" ucap Bi Iyem menatap kepergian Icha dengan air mata yang terus terurai.

Selang beberapa waktu melajukan kendaraanya dengan sangat cepat akhirnya Icha menghentikan mobilnya dijalan yang cukup sepi dan jarang dilewati orang. Ia membanting setir mobilnya dan memukulnya cukup keras untuk meluapkan emosinya.

"AAAAAAAAAAAAAAA!!!"

"Aku benci kehidupanku, Kenapa aku tidak bisa hidup bahagia bersama orang tuaku seperti anak anak lainya?" teriaknya histeris didalam mobil.

Icha menjambak rambutnya cukup kuat mengunakan kedua tanganya rasanya kepalanya sudah buntu, Ia mengepalkan tangan kirinya dan memukul keningnya sendiri serta mengigit bibir bawahnya.

"Andai aku bisa memilih aku tidak akan ingin terlahir dari keluarga seperti mereka" Icha kembali melajukan mobilnya diatas rata rata, dengan pikiran yang terus melayang.

"Aaaaaaaaaaa!!!"

Icha menginjak rem mobilnya secara tiba tiba dan mengontrol setirnya yang hampir menabrak seorang pria yang tengah berjalan dijalan raya. Ia kembali menghentikan mobilnya dipinggir jalan dan menarik nafas dalam dalam dan kemudian menghembusnya.

"Woy, Anak muda kalo naik mobil hati hati!" teriak seorang lelaki paruh bayah yang mengetuk pintu mobil Icha.

Setelah mengontrol emosinya, Icha merapikan rambutnya yang sangat berantakan setelah itu ia memberanikan diri untuk turun dari mobil dan menemui orang yang hampir ditabraknya.

"Maaf Pak saya tidak sengaja! " ucap Icha menunduk.

"Icha!" ucap pria itu dan langsung mengelilingi wanita yang ada dihadapanya itu.

"Om Ramli!" ujar Icha menatap heran pria paruh baya dihadapanya itu.

"Kenapa penampilan kamu berantakan gini Icha?"

"Biasalah Om, main bareng temen" ucap Icha tersenyum manis pada lelaki itu.

Senyum penuh kebohongan, wajahnya tampak mengeluarkan aura bahagia tapi tidak dengan batin dan dengan apa yang dirasakan oleh hatinya sangatlah terluka.

"Kamu ngk bisa bohongi Om, Icha pasti tadi kamu lihat orang tua kamu lagi bertengkar!" gumam Ramli Hotmadia dalam hati.

"Main apa emang kok sampai berantakan gini" ucap Ramli. Dengan senyuman tipis dibibirnya berusaha untuk seolah tidak mengetahui apa yang sedang terjadi pada gadis itu.

"Biasalah Om!"

"Kamukan dah gede nih dari pada kerjaanya main mulu emang ngk ada niatnya buat nikah?" ujar Ramli menatap gadis itu dengan tatapan serius dan tidak ada tampak kebercandaan sedikit pun.

Icha terdiam sejenak sembari menunduk tampaknya ia sedang memikirkan ucapan lelaki yang dihadapanya itu dan kemudian menatap wajah lelaki itu sekilas dan melihat ekpresi yang keluar dari wajah Ramli tampak permohonan jawaban yang akan keluar dari mulutnya.

"Icha takut Om!" ucap Icha tertunduk kembali.

"Kenapa kamu takut?" Ramli mengangkat dagu Icha agar wanita itu menatapnya namun, Icha tetep saja menunduk dan tidak menjawab pertanyaan Ramli.

"Tidak ada yang yang perlu kamu takutkan semua akan berjalan sesuai kehendak Tuhan" ucap Ramli memegang kedua pundak Icha untuk memberi semangat padanya. Lelaki itu seakan mengerti dengan apa yang dipikirkan oleh gadis yang ada dihadapanya.

"Tapi, Om!" ucap Icha sedikit ragu

"Karena kamu melihat pernikahan papa dan mama kamu tidak humoris?" tebak Ramli pada akhirnya.

"Jangan samakan dirimu dengan orang tuamu, jika kamu tau sakitnya menjadi anak yang terlahir dari keluarga broken home maka jangan biarkan keturunanmu merasakan hal yang sama denganmu, kamu harus paham itu!" ucap Ramli sambil menepuk kedua pundak Icha dengan lembut.

"Gimana orang lain yang tidak memiliki tetesan darah yang sama dengan Icha mau sayang sama Icha sementara orang tua Icha aja ngk sayang sama Icha?" ucap Icha dengan cairan bening yang mengalir dari matanya dan membasahi wajah mulus miliknya. Kini ia sudah terduduk ditengah aspal di dibawah tubuh Ramli, disebelah kaki ramli yang berdiri tegak.

"Mungkin sekarang kamu tidak mendapat kasih sayang dari orang tuamu tapi bisa jadi kamu akan dibahagiakan oleh suamimu nanti," ucap Ramli sembari menarik kedua tangan Icha agar kembali berdiri.

"jika mau nikah, Icha ingin menikah dengan siapa?" ucap Icha yang sudah berdiri dan menyeka air mata yang masih bertetesan.

"Kamu akan Om nikahkan dengan anak Om!"

"Sama Afdhal Om?" seketika lcha menjawabnya dengan semangat dan tersenyum bahagia serta kemudian langsung menganguk pertanda ia menyetujui permintaan Ramli.

"Bukan Afdal, tapi kakak kandungnya Afdhal yaitu Irwan kamu masih ingatkan?"

"Irwan? bukanya kak Irwan dari kecil tinggal di Surabaya sama Nenek ya Om dan setelah Smp dia merantau kemedan dan Sma dia memilih ke Yogyakarta dan memutuskan untuk kuliah diluar negeri" ujar Icha.

Ramli hanya menganguk pelan.

"Kenapa harus sama Kak Irwan Om?" tanya Icha menatap Ramli.

"Karena menurut Om Irwan sudah waktunya untuk berumah tangga dari segi usia dia sudah cukup dan segi ekonomi dia juga sudah mampu." Ramli.

"Tapi sekalipun aku tak pernah melihat wajah Kak Irwan secara langsung aku hanya sering mendengar ceritanya dari Afdhal, bagaimana bisa aku menikah dengan lelaki yang sama sekali tidak aku kenal Om?" Icha.

"Kenapa Om tidak memutuskan untuk menikahkan aku dengan Afdhal saja bukankah aku dan Afdhal sudah saling mengenal sejak kami kecil?"

"Tapi Om dan Tante merasa kamu lebih cocok dengan Irwan, umur kalian juga tidak beda beda jauh hanya terpaut sedikit saja."

"Afdhal adalah anak yang sangat baik dia selalu peduli tentangku bahkan dia selalu membantu menyelesaikan masalahku dan dia selalu bisa buat aku ketawa lagi, tapi kenapa harus Kak Irwan yang disandingkan denganku? Tapi ini adalah jalan satu satu ku untuk keluar dari rumah yang penuh dengan kegaduhan itu namun, bagimana aku bisa bertahan hidup dengan orang yang tidak kukenal?" gumam Icha mulai mempertimbangkan ucapan Ramli dalam hati.

"Tapi aku dan Kak Irwan tidak saling mengenal Om bahkan kita tidak pernah bertemu sekalipun" Icha.

"Nanti bisa Om pertemukan!"

"Kalo pernikahanya ngk bisa dipertahanin Om?"

"Kalo dalam waktu 2 tahun belum ada tumbuh perasaan diantara kalian dan kamu juga tidak merasa bahagia maka kalian boleh bercerai tapi Om berharap jangan sampai ada perpisahan diantara kalian."

Setetes air mata kembali jatuh dari pelupuk mata gadis mungil itu, berat sekali bibirnya mengatakanya tapi harus segera dikatakan, Jawabanya ini akan akan menentukan masa depanya harus hidup bersama siapa? Mempertahankan akan tetap memilih Afdhal atau bertahan dalam kekuarga yang sudah bisa dibilang hancur atau bahkan ia akan memilih untuk menikah dengan lelaki yang sama sekali tidak ia cintai.

Terpopuler

Comments

QQ

QQ

Pilihan yg rumit klo nikah muda takutnya pikiran msh labil tp klo tetap dirumah tiap hr dada terasa sesak melihat pertengkaran ortu.

2021-11-13

0

Imamah Nur

Imamah Nur

Sekedar koreksi setelah tanda petik harus ada tanda baca baik itu ( Titik/ koma/!/?) sesuai kalimatnya. ❤️❤️ ❤️

2021-07-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!