Di kediaman keluarga Noah semua orang sedang menunggu kedatangan putra sulung mereka.
Sang ibu yang sedang berulang tahun hari itu mulai gelisah karena Noah tak kunjung datang.
" Tenanglah Julia, dia pasti akan segera datang."
Ucap Jeffrey kepada sang istri.
Tidak lama setelah itu Noah datang dengan sedikit tergesa-gesa.
" Maaf aku terlambat, selamat ulang tahun ibu."
Senyum tulus penuh kasih sayang terpancar saat ia memeluk Julia. Ia pun memberikan barang yang dipegangnya yaitu sebuah buket bunga dan tas hadiah.
" Kau membuatku khawatir, kukira kau tidak akan datang." ucap Julia.
" Tidak mungkin dihari spesial ini aku tidak datang." Noah dengan lembut mencium kedua pipi ibunya.
" Sudah sudah.. Kapan kita akan makan. Kau lama sekali, kak. Aku kelaparan dari tadi."
Seorang gadis menyela pertemuan ibu dan anak yang lama tidak bertemu itu.
Noah kini menatap adik perempuannya itu dengan tajam. Sifatnya yang tidak dewasa selalu membuatnya pusing.
" Laura.."
Julia menegur dengan halus anak bungsunya yang manja membuat Laura memajukan bibirnya.
Keluarga kecil itu berkumpul melepas rindu karena terpisah jarak, terutama dengan Noah yang memilih tinggal sendiri.
" Kenapa Joey tidak kau bawa kemari."
Julia mulai memecah hening saat semua orang fokus dengan piring didepannya.
Noah sudah tahu niat Julia yang selalu ingin menjodohkan mereka.
" Dia bukan anggota keluarga ini, bu."
Ucap Noah tanpa menatap manik Julia ia menyeka mulut menyudahi makannya.
" Tapi dia sudah seperti anakku. Kau harusnya mengundang dia jika ada acara keluarga kita."
Jeffrey sejak tadi memandang ekspresi putranya yang terlihat mulai malas ia pun akhirnya menengahi mereka.
" Julia, sudahlah. Kau tidak perlu melakukan hal itu. Noah sudah dewasa dan tahu apa yang harus dilakukannya."
Julia mengerlingkan matanya. Ayah dan anak ini selalu kompak dalam hal menentang usahanya menjadikan Joey menantunya begitu pikirnya.
" Kau tahu Noah, teman-temanku sudah menimang cucu sedangkan aku calon menantu saja tidak bisa ku kenalkan."
" Jadi kau ingin menantu dan cucu untuk dipamerkan pada teman-temanmu?."
Ucap Noah dengan wajah datarnya.
" Bukan begitu.. Maksudku.."
" Jika kau menginginkan cucu aku bisa memberikannya padamu tanpa aku harus menikah."
Lanjut Noah dengan santai menyunggingkan senyum yang membuat semua orang tertawa kecuali Julia ia memandang tidak percaya pada anak laki-lakinya itu.
" Ayolah bu, aku masih 31 tahun. Masih banyak yang harus ku urus, aku tidak mau membebani diriku dengan masalah pernikahan atau apalah itu."
Julia kini tidak bisa berkata apapun. Ia menatap suaminya itu dengan sedikit kekecewaan karena ucapan Noah. Jeffrey mencoba menghibur dengan mengusap tangan Julia mencoba menenangkannya.
Malam semakin larut, Noah kini berada dibalkon mansion sembari menyesap rokoknya.
Ia melihat sekeliling mansion itu merasa bangga pada dirinya sendiri karena bisa memberikan tempat tinggal mewah untuk keluarganya.
Jeffrey Reynold, ayahnya adalah orang yang berjasa dibalik kesuksesannya. Ia sebagai pendiri awal perusahaannya Reynsoft sejak puluhan tahun lalu dan kini bisa mencapai titik tertinggi berkat dirinya.
Dalam kesendiriannya Noah disadarkan oleh sebuah panggilan.
" Kau sudah mendapatkannya. Kerja bagus aku akan kesana sekarang."
Jika ada yang berani mengusikku maka balasannya adalah kematian.
Senyum jahat mengembang diwajahnya yang berubah menakutkan ia lalu membuang sembarang puntung rokoknya dan pergi dari tempatnya.
Ia keluar dari mansion itu dengan mengemudikan mobilnya menuju suatu tempat.
Lewat tengah malam ia masih mengemudi menyusuri jalan kecil yang membelah hutan hingga sebuah bangunan terlihat Noah pun menepikan mobilnya.
2 orang dengan pakaian serba hitam yang berjaga diluar rumah besar itu menyapa Noah dengan hormat, merekapun mengikutinya dari belakang hingga ia masuk kedalam sebuah ruangan.
Didalam ruangan itu ada 2 orang lagi yang sedang memukuli seorang pria yang sudah tak berdaya dan seorang pria lainnya yang duduk disofa terbangun saat Noah menghampirinya.
" Selamat datang, bos."
Noah hanya mengangguk karena tatapannya hanya menuju orang yang sedang mereka siksa.
" Kau sudah membereskan semuanya, Stephen?."
" Iya semuanya sudah ku lenyapkan bukti dan hasil penyelidikannya."
" Berani sekali dia membayar orang untuk menyelidikiku."
Noah menatap geram pria yang sekarat itu.
" Harus kita apakan dia?"
" Bunuh dan kubur dia ditempat aman."
Noah melangkah pergi dari tempat itu. Belum jauh ia berjalan suara tembakan bergema namun itu tak membuatnya bergeming. Noah tetap berjalan dengan wajah dinginnya yang tampak kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Min sua
wow psikopat
2022-12-11
0
Patrish
waauuu... Noah mengerikan juga ya
2022-12-02
0