Anna sampai ditempat kerja sekitar 1 jam lebih sebelum dimulai jam kerjanya. Saat masuk ternyata bos nya sudah berada disana.
" Adrian kau ada disini."
" Iya, aku hanya ingin memeriksa beberapa barang. Kau sendiri kenapa datang pagi sekali."
" Aku memang biasa datang 1 jam sebelum jam kerja."
Anna mengangkat kunci toko ditangannya dengan sedikit menggoyangkannya.
" Memang tidak salah aku menjadikanmu store manager. Oh ya aku membeli beberapa sandwich untuk kalian."
" Terima kasih, pak."
Anna menggoda Adrian dengan bersikap formal padanya.
Sebagai pemilik toko, Adrian memang sosok yang humble. Ia sangat dekat dengan semua karyawannya seperti sahabat terutama dengan Anna.
Mereka kini sarapan bersama diruang khusus karyawan sambil berbincang banyak sekali masalah pekerjaan hingga karyawan lain datang dan bergabung.
Sebagai store manager salah satu tugas Anna adalah memimpin briefing pagi. Adrian dari balik ruangannya hanya tersenyum bangga melihatnya begitu antusias melakukan pekerjaannya.
Selesai briefing semua karyawan mulai melakukan tugasnya masing-masing, menjaga toko dan juga melayani calon pelanggan tentunya.
Belum lama sejak toko dibuka, mereka sedikit kewalahan karena banyaknya orang yang datang. Melihat hal itu Anna tersenyum bahagia lalu menyemangati dirinya sendiri.
Adrian yang diam-diam memperhatikan sejak lama ikut tersenyum melihat senyuman Anna.
Hari sudah menjelang malam, kini saatnya mereka menutup toko.
Satu per satu karyawan Adrian berpamitan pulang meninggalkan ia dan Anna yang masih mengerjakan laporan.
" Kau tidak pulang?"
Tanya Adrian saat ia keluar dari ruangannya hendak pulang.
" Sebentar lagi aku harus menyelesaikan pekerjaanku."
" Baiklah aku akan menunggumu."
" Tidak perlu, kau pulang saja duluan."
" Kau tidak tahu kapan pekerjaanmu selesai, kan? Bahaya kalau kau menutup toko malam-malam."
" Ada security kepercayaan kita, kan."
" Tapi tetap saja aku khawatir kau pulang malam."
" Aku hidup ditengah kota yang ramai kau jangan khawatir jika aku pulang tengah malam pun tidak akan terjadi apa-apa."
Sifatnya yang selalu optimis membuat Adrian sangat kagum. Rentang usia dengannya 4 tahun tapi Anna sangat mandiri dan lebih dewasa darinya.
Adrian tidak menanggapi perkataannya, ia lalu duduk disofa yang biasa dipakai para pelanggannya memperhatikan Anna yang begitu serius dengan pekerjaannya sampai ia sama sekali tidak terganggu olehnya.
Hampir 2 jam berselang saat melihat jam tangannya waktu sudah menunjukan pukul 9 malam. Anna segera membereskan laporannya dan saat ia melihat Adrian tengah tertidur disofa.
Ia merasa kasihan padanya, sebagai pemilik toko ia yang paling sibuk saat mereka kebanjiran pesanan atau saat produk perhiasannya kehabisan stok.
Rasa lelah terlihat diwajah tampan Adrian, sebenarnya Anna tidak ingin membangunkannya tapi hari sudah malam dan mereka harus pulang.
" Adrian, bangun aku sudah selesai."
Adrian terbangun dengan mata yang masih mengantuk.
" Maaf aku ketiduran. Jam berapa ini?."
" Jam 9. Kalau kau mengantuk sebaiknya jangan dulu pulang, bahaya kalau kau menyetir."
" Tidak, aku sudah tidak mengantuk. Ayo ku antar pulang."
Anna yang merasa tidak enak akhirnya mengangguki tawaran Adrian.
Sampai ditempat tinggal Anna, ia turun lalu mengucapkan terima kasih pada bos nya itu.
" Terima kasih untuk hari ini."
" Kau tidak memintaku mampir ke tempatmu?."
" Hah? Ah.. Itu.."
Anna kebingungan dengan perkataan Adrian ia tampak ragu untuk menjawabnya. Melihat hal itu Adrian hanya tersenyum pada gadis polos di depannya.
" Lupakan. Baiklah aku pulang sekarang, sampai bertemu besok."
Adrian berlalu dengan mobilnya meninggalkan Anna yang masih berdiri. Setelah mengumpulkan kesadarannya ia pun masuk ke dalam sebuah gedung tempat tinggal miliknya.
Beruntung sekali karena dikota besar Los Angeles ia masih menemukan apartemen sederhana yang tidak terlalu menguras kantongnya.
Bekerja dari jam 11 siang hingga jam 7 malam membuatnya kelelahan ditambah ia harus lembur karena pekerjaan yang menumpuk.
Dipercaya sebagai store manager tentu itu hal yang biasa bagi Anna karena bagaimana pun ia harus bekerja penuh tanggung jawab.
Selesai membersihkan diri, Anna mendudukan tubuhnya di kasur. Ia membuka ponselnya untuk mengecek pesan masuk.
Sebuah pesan dari mobile banking nya memberitahukan sejumlah uang masuk ke rekeningnya. Ia sudah tahu dari siapa, Anna pun segera menghubunginya.
" Hallo, apa aku mengganggumu?"
" Tidak Anna, ayah belum tidur."
"Maafkan aku, akhir-akhir ini aku sangat sibuk sampai jarang menghubungimu. Ayah baik-baik saja?."
" Tentu aku baik-baik saja. Justru ayah khawatir padamu."
Suara pria tua diseberang sana terdengar lega saat ia mendengar suara putrinya.
" Aku juga baik-baik saja. Semua hal berjalan dengan lancar, pekerjaanku cukup melelahkan tapi aku sangat menikmatinya."
" Syukurlah nak, kau terdengar sangat bahagia."
" Iya, ayah tidak perlu mengkhawatirkanku. Ayah.. Kau tahu kan aku sudah naik jabatan, gajiku sudah sangat cukup untuk membiayai hidupku sendiri, jadi bisakah kau tidak lagi mengirimiku uang?"
" Itu sudah menjadi kewajiban ayah memenuhi semua kebutuhan hidupmu, uang hasil kerja kerasmu harus kau gunakan untuk kesenanganmu."
" Tapi yah, aku sudah dewasa dan bisa mengurus diriku sendiri. Aku tidak bisa membalas kebaikanmu tapi setidaknya aku tidak ingin terus menyusahkanmu."
" Apa yang kau katakan, nak. Aku tidak pernah merasa kau menyusahkanku. Aku hanya ingin kau hidup nyaman meskipun jauh dariku."
Air mata Anna mulai jatuh, saat ia teringat cerita hidupnya.
" Yah.. Terima kasih karena kau dan ibu, aku bisa menjadi seperti sekarang. Kau memberiku kehidupan yang layak selama lebih dari 20 tahun. Tanpa kalian mungkin aku.."
Anna tidak bisa meneruskan kata-katanya. Ia susah payah menahan tangisnya.
" Jangan mengatakan hal itu lagi, selamanya kau adalah putriku dan aku akan melakukan apapun untukmu."
Percakapan keduanya begitu mengharukan, kasih sayang tulus seorang ayah begitu ia rasakan meskipun Anna bukan anak kandungnya.
Ingatannya kembali saat ia berusia 5 tahun, kecelakaan yang dialaminya merenggut kedua orang tuanya. Ia ditemukan kritis namun beruntung ia bisa berjuang untuk hidup.
Gadis kecil yang hidup sebatang kara itu tidak mengerti bahwa hidup sudah begitu kejam padanya. Ia hanya bisa menangis karena orang tuanya tidak pernah menjemputnya dirumah sakit hingga sepasang suami istri datang untuk membawanya dan memberi kehidupan baru untuknya.
Awalnya ia tidak mengerti tentang hubungannya dengan kedua orang asing itu, namun seiring berjalannya waktu ia memahami bahwa ada sebuah ikatan yang terjalin meskipun ia berbeda darah dengan mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Min sua
ceritanya menarik kenapa sepi yah
semangat berkarya author
2022-12-11
0