Di kantor Noah.
Brug.
Pintu ruangan Noah di banting dari luar, seseorang memaksa masuk diikuti Joey yang berusaha menghentikannya.
Noah hanya diam menatap dengan senyum miring dibibirnya, senyum yang seolah mentertawakan orang yang baru saja masuk itu.
" Kau.. Kau pikir bisa semudah itu memecatku. Anak muda sepertimu sungguh tidak tahu sopan santun."
Terlihat kemarahan diwajahnya ia berkata dengan menunjuk wajah Noah yang tenang.
" Anda membicarakan sopan santun, lalu sekarang apa yang anda lakukan. Saya presdir disini dan anda hanya orang yang kami pekerjakan jadi anda harus menerima semua keputusan kami."
" Aku mengabdikan diri selama bertahun-tahun dengan keahlianku kau bisa menjadikan perusahaanmu sebesar ini."
" Mengapa tidak bisa? Saya bisa melakukan apapun yang saya inginkan termasuk mengeluarkan parasit dari perusahaan ini."
Noah mulai merubah mimiknya menjadi dingin.
Ia lalu bangkit dari kursinya dan berjalan mendekat pada pria yang berusia jauh diatasnya.
" Kau pikir aku tidak tahu kau melakukan sexual harassment pada banyak karyawan wanita dan berapa banyak uang yang sudah kau ambil dari perusahaan ini. Hanya karena kau ikut andil membangun perusahaan kau merasa kau itu pemiliknya, jangan mimpi. "
Noah tertawa kecil saat mengatakannya, lalu ia menepuk bahu pria itu dengan maksud mengintimidasinya.
" Kau beruntung karena aku hanya memecatmu. Tapi maaf jika kau melewati batas aku tidak akan segan-segan melenyapkanmu beserta keluargamu dan aku pastikan tidak ada seorang pun yang akan tahu dimana aku mengubur jasad kalian."
Tatapan membunuh dari Noah seketika membuat siapa saja yang melihat ketakutan termasuk pria itu. Tanpa bisa mengatakan apapun ia membalikkan badan dengan kekalahan yang diterimanya.
Senyum kemenangan yang tercetak diwajah Noah menghantar kepergian pria itu, Joey yang sejak tadi berada disana akhirnya bersuara.
" Tuan Noah, anda tidak perlu sampai mengancamnya. Bagaimana jika dia berbuat sesuatu yang akan merepotkanmu."
" Aku tidak peduli, yang aku inginkan hanya menyingkirkan tikus-tikus tidak berguna itu."
Noah kembali duduk dikursi singgasana presdir miliknya yang membuat Joey menghela nafas dan keluar meninggalkannya.
Beberapa jam berlalu sejak itu dan kini Joey mendatangi Noah yang masih setia dengan laptopnya.
" Kau masih sibuk, Noah?"
" Iya, kau pulang duluan saja."
" Baiklah, tapi aku ingin mengingatkan kau ada janji makan malam dengan keluargamu malam ini."
" Makan malam?."
Noah sangat bingung hingga menghentikan kegiatannya.
" Jangan bilang kau lupa hari ini ulang tahun ibumu."
Joey heran dengan Noah yang tidak biasanya melupakan acara penting.
" ****. Bagaimana bisa aku lupa. Joey bantu aku mencari hadiah untuknya."
Noah segera menutup laptopnya, menyambar jas lalu berjalan tergesa-gesa meninggalkan ruang kantornya.
Ia mengemudikan sendiri mobilnya dan pergi bersama Joey.
" Apa yang harus ku beli untuk hadiahnya."
" Bagaimana kalau perhiasan ibumu pasti menyukainya. Aku tahu toko terdekat yang menjualnya."
Tanpa membalas perkataan Joey, Noah segera menancapkan gas menuju tempat yang disebutkan Joey.
Saat sampai disana toko dalam keadaan sepi mereka satu-satunya pelanggan yang datang. Seorang pramuniaga bernama Nadia menyapa dan menawarkan bantuan pada Noah dan Joey.
" Saya merekomendasikan ini tuan, perhiasan ini sedang trend dan toko kami satu-satunya yang menjual di kota ini."
" Aku serahkan padamu, Joey."
Noah lalu duduk disofa menunggu Joey yang sedang memilihkan hadiah untuk ibunya karena sebagai wanita ia yang lebih tahu.
Joey sangat antusias karena perhiasan adalah barang yang disukai hampir semua wanita, setelah memilih untuk ibu Noah ia melanjutkan memilih untuk dirinya.
Noah yang sejak tadi duduk mulai bosan menunggu. Ia lalu bangkit untuk melihat-lihat sekelilingnya kemudian pandangannya menangkap seorang wanita cantik yang sedang berbicara dengan rekan kerjanya.
Samar-samar ia mendengar hal yang dibicarakannya adalah masalah pekerjaan yang tidak ia mengerti namun mendengar suaranya meski dari kejauhan entah mengapa sangat merdu ditelinganya.
Tanpa sadar Noah terus saja memandangi wanita tersebut mengagumi kecantikan dan keindahan senyumnya. Mata biru yang menyala miliknya membuat siapa saja yang memandangnya seperti tenggelam dalam lautan.
Ini bukan pertama kali ia melihat wanita cantik dalam hidupnya, namun berbeda saat melihatnya ada perasaan ingin sekali ia memilikinya.
Joey yang kini berada dibelakang Noah penasaran dengan apa yang membuatnya terpana, ia perlahan mengikuti arah pandangan Noah dan ternyata wanita bernama Brianna Alexandra yang sedang dipandang penuh kekaguman olehnya.
Joey menepuk bahu Noah untuk menyadarkannya.
" Hei, aku sudah selesai."
" Oh, oke kita pulang sekarang."
Noah membalikkan tubuhnya namun sebelum ia benar-benar meninggalkan toko itu, ia menoleh untuk yang terakhir kalinya dan ternyata Anna sedang melihat ke arah mereka memberi hormat seperti biasa yang ia lakukan kepada semua pelanggan tokonya.
Wajah Noah yang datar menyunggingkan senyum tipis dan itu disadari oleh Joey.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Diana Silaen
👍
2024-08-02
0
✨Susanti✨
semangat terus berkarya kak
2022-11-20
0
Anita Jenius
Salam kenal ya kak..
3 like mendarat buat kk.
Lanjut up ya.
2021-05-01
1