Anna mengikuti Mina hingga mereka mengambil makanan dan duduk di sebuah meja kosong.
" Anna ceritakan tentang mu " pinta Mina.
" Apa? menceritakan tentang ku? " tanya Anna aneh.
Biasanya saat semua orang sudah tahu siapa dia sebenarnya orang-orang akan menjaga jarak dengannya. Entah mengapa bahkan orangtua teman nya juga selalu mengingatkan anaknya agar tidak sering bergaul dengannya, itulah mengapa Anna merasa enggan untuk memberitahu identitas aslinya.
" Tak ada yang istimewa tentang ku " jawab Anna pada akhirnya.
" Oh ayolah, meski kau sangat sederhana aku tetap ingin tahu " desak Mina.
" Tapi aku sungguh hanya orang biasa "
" Baiklah, kalau begitu aku akan memberi beberapa pertanyaan "
" Anna mengapa kau pindah ke sekolah ini? " tanya Mina memulai.
" Aku... ikut ayah ku " jawab Anna mencoba terlihat biasa saja.
" Maksud mu? " tanya Mina tak mengerti.
" Sejak kecil aku tinggal dengan ibu ku, kami hanya tinggal berdua dan sekarang ayahku tiba-tiba mengajak ku tinggal bersamanya mau tidak mau aku harus ikut, makanya aku juga harus pindah sekolah ".
Mina mengerjap mendengar penjelasan Anna, ia terlihat kaget yang justru membuat Anna bingung.
" Astaga, maafkan aku harusnya aku tidak menanyakan hal bodoh seperti itu " ucap Mina menyesal.
" Tidak apa-apa " ujar Anna masih bingung.
" Sungguh aku minta maaf, aku tidak tahu kisah mu begitu pilu. Aku berjanji tidak akan menanyakan hal-hal seperti itu lagi "
" Sudahlah, bagaimana dengan mu? aku juga ingin tahu tentang mu "
" Aku juga hanya gadis biasa dari keluarga sederhana, ayahku seorang direktur dan punya keinginan menyekolahkan ku di sekolah terbaik. Dengan penuh perjuangan akhirnya aku bisa masuk ke sini " jawab Mina.
" Kau tahu, sekolah kita masuk ke daftar sekolah elit. Untuk orang seperti ku sebuah keberuntungan bisa sekolah di sini, tapi kau tahu sendiri rata-rata murid di sini adalah anak orang penting semua. Sifat mereka kebanyakan angkuh kadang membuat ku susah berteman, aku punya beberapa teman dekat tapi mereka murid yang mendapat beasiswa jadi setiap saat selalu sibuk belajar. Lama-lama aku jadi bosan karena aku tidak suka menghabiskan waktu dengan belajar " lanjut Mina.
Anna melihat berkeliling, ia sadar apa yang di ucapkan Mina ada benarnya.
" Anna apa kau....... " ucapan Mina tak berlanjut, matanya lurus menatap sesuatu di belakang Anna.
" Apa? " tanya Anna.
Tapi Mina tak lantas menjawab, dia terus menatap sambil tersenyum. Anna mencoba mengikuti arah mata Mina dan menemukannya Mina tengah menatap seorang murid laki-laki yang baru datang ke kantin bersama teman-temannya.
" Mina... Mina " panggil Anna sembari menggoyangkan tangan Mina.
" Hah apa? " tanya Mina kaget.
" Kau mau bilang apa tadi? "
" Bilang apa? memang tadi aku bilang apa? " tanya Mina balik.
Anna memutar bola matanya dan menepuk jidat sebelum berkata.
" Tadi kau bilang apa? "
" Apa? oh maaf Anna aku lupa " jawab Mina.
" Astaga kau ini "
" Maaf, aku benar-benar lupa mau bicara apa " ujar Mina sambil sedikit tersenyum.
" Siapa yang kau tatap itu hingga lupa mau bicara apa " tanya Anna sadar bahwa Mina memiliki ketertarikan pada murid laki-laki itu.
Dengan malu Mina menjawab.
" Namanya Colt, dia salah satu murid cowok terpopuler di sekolah ini. Dia satu angkatan dengan kita hanya beda kelas saja, ayahnya seorang presdir perusahaan ternama " jelas Mina.
" Lalu apa hebatnya dia? "
" Astaga Anna apa kau tidak tahu, Colt memiliki ketampanan dan kharisma yang luar biasa hingga sejak umur sepuluh tahun dia sudah menjadi seorang model sampai sekarang. Bahkan sebuah majalah secara khusus mengumumkan dia adalah laki-laki tertampan "
" Benarkah? " tanya Anna namun tak peduli.
" Apa kau tidak tertarik padanya? " tanya Mina heran melihat respon Anna yang biasa saja.
" Entahlah bagi ku dia biasa saja "
" Astaga baru kali ini ada seorang gadis yang tak tertarik padanya. Tapi syukurlah setidaknya saingan ku berkurang satu, lagi pula aku tidak mau bermusuhan dengan mu hanya karena cowok " ujar Mina.
Anna hanya menanggapi ucapan Mina dengan sebuah gelengan tak peduli.
* * *
Secangkir kopi yang panas telah berubah dingin namun masih saja belum di minum oleh Jack, tangannya sibuk membulak-balikan lembaran demi lembaran sebuah buku. Matanya terus mengikuti huruf yang tertulis di sana sembari membaca dalam hati.
Tok Tok Tok
" Masuk " teriak Jack tanpa melihat ke arah pintu di depannya.
" Ayah apa kau sedang sibuk? " tanya Shigima memasuki ruangan.
" Emm tidak juga, ada apa? " jawab Jack tapi matanya masih terfokus pada buku.
" Tidak apa-apa, aku hanya ingin membicarakan tentang Anna "
" Anna? kenapa dengan puteri kecil ku? " tanya Jack segera mengangkat pandangan.
" Tidak ada ayah, dia hanya baru saja masuk sekolah hari ini. Ryu memberitahu ku dia yang mengantar Anna berangkat sekolah dan sudah memastikan dia masuk kelas, dia juga bilang nanti dia akan menjemput Anna pulang "
" Oh, syukurlah " ucap Jack menghela nafas dan kembali pada bukunya.
" Puteri kecil kita sudah lima belas tahun, tanpa kita sadari dia telah tumbuh dengan cepat. Apakah sebaiknya kita memberi tahunya sekarang? " tanya Shigima namun dengan nada ragu.
" Kau benar, tapi aku sedikit khawatir Shigima. Dia belum bisa menerima keberadaannya sendiri di rumah bagaimana bisa dia menerima fakta yang sulit di cerna. Karena kepindahannya saja sudah membuat jarak denganku, aku tidak bisa terima jika kabar ini membuat jarak yang lebih jauh antara kami " jawab Jack berfikir.
" Ayah benar, sebaiknya kita menundanya hingga Anna lebih pengertian lagi "
Jack mengangguk tanda jawaban setuju.
* * *
Anna kembali berjalan beriringan dengan Mina saat pulang sekolah, mereka tiba di gerbang sekolah dan saling berpamitan karena Mina sudah di tunggu oleh supirnya.
Di bawah pohon yang rindang di taman sekolah Anna terduduk sendirian hingga Ryu datang menjemputnya.
" Bagaimana sekolah mu hari ini? " tanya Ryu dalam perjalanan pulang.
" Biasa saja "
" Kau sudah mendapatkan teman? "
" Ya ada satu, namanya Mina "
" Wah awal yang baik, kau seorang murid baru dan mendapatkan teman di hari pertama masuk sekolah. Aku yakin selanjutnya hari mu pasti akan menyenangkan " ujar Ryu bersemangat.
" Semoga saja " jawab Anna penuh harap dalam hati.
Mina anak yang baik dan mudah bergaul, ada sedikit canggung baginya karena ini pertama kalinya dia memiliki teman setelah sekian lama. Dalam hatinya tentu ia pun berharap pertemanan ini akan berlangsung lama.
Ken menyambut kepulangan Anna dengan segelas jus wortel yang manis, dengan sumringah Anna segera meneguk jus itu dan tak lupa berterimakasih. Ken sangat pandai menghilangkan lelah dan stres Anna, ia selalu punya cara membuat Anna kembali bersemangat.
Sore hari saat mereka tak punya kegiatan Ken mengajak Anna olahraga dengan bermain basket. Rutinitas yang selalu mereka lakukan seminggu sekali saat Ken berkunjung ke rumah ibunya dulu.
Ken yang hobi bermain basket selalu mengajarkan tehnik baru kepada Anna, hingga Anna pun ikut pandai bermain basket. Sore itu tawa seorang gadis menghiasi kastil yang selalu sepi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
Bzaa
ceritanya bagus tor👍
2021-11-29
1