Hujan turun dengan derasnya, setiap tetesan itu jatuh membasahi apapun yang ada di bumi. Daun-daun, batang pohon, tanah dan Jack Hermes.
Untung saja Hujan itu turun di waktu yang tepat, meski orang-orang bilang alam sungguh kejam karena datang di hari perkabungan bagi Jack Hermes membuatnya menjadi ironi. Namun, bagi Jack justru hujan sudah menyelamatkan martabatnya karena air hujan yang membasahi tubuhnya itu telah menutup airmata yang sedari tadi tak dapat dia bendung.
Seorang pelayan datang dengan payung hitam di tangan, para tamu sudah pulang meninggalkan bunga pemakaman.
" Tuan, kita harus pulang sekarang "
" Tidak bisakah aku tinggal lebih lama Joyi? " tanya Jack bergetar.
Sang pelayang setia membantu Jack berdiri, dari mata itu Joy dapat melihat nyawa yang kehilangan hidupnya.
" Anda punya waktu satu minggu untuk berkabung, namun saat ini tegarkanlah hatimu demi masa depan Hermes "
Jack baru saja kehilangan hidupnya, namun ia beruntung masih ada wanita lain yang selalu menjadi merpatinya kini berubah menjadi angsa baginya pula.
* * *
Anna menatap berkeliling, melihat setiap sudut kamarnya. Tempat istirahat yang sudah ia tiduri selama 15 tahun, berat baginya untuk pergi begitu saja setelah sekian lama tempat ini membuat berbagai macam kenangan dengannya.
" Sayang... kau sudah siap? " teriak ibunya dari luar.
" Aku datang ibu " jawabnya dan segera pergi dengan menggendong tas ranselnya.
" Oh sayang kita sudah terlambat, kakak-kakakmu pasti sudah menunggu terlebih ayahmu. Ibu bisa merasakan dia sedang mondar-mandir menunggu kedatangan mu " ucapnya dengan senyum yang semakin melebar.
Tanpa berkata sepatah kata pun Anna pergi naik mobil lebih dulu, duduk di depan sedang ibunya sibuk sendiri dengan semua barang Anna yang di kemas.
Selesai mengunci pintu ibunya segera duduk di kursi kemudi dan mulai menyalakan mesin.
" Kau siap sayang? "
" Tidak " jawab Anna ketus.
" Owh sayang, kita sudah ribuan kali membicarakan nya "
" Tapi sudah ribuan kali aku menolak, aku masih tidak mengerti kenapa aku harus pindah " protes Anna dengan nada emosi.
" Kau adalah Anna Hermes, ini sudah menjadi tradisi keluarga. Lagi pula apa salahnya tinggal dengan ayah dan saudara-saudara mu? kau sudah menghabiskan banyak waktu dengan ibu, sekarang giliran ayahmu. Dia menantikan waktu ini dengan sangat tidak sabar, kau adalah seorang puteri keluarga Hermes " jawab ibunya sekali lagi, mencoba membuat Anna mengerti untuk terakhir kalinya.
" Andai aku bukan Hermes, pasti lebih baik " gumam Anna.
Rasanya ingin sekali ibunya mengeluarkan umpatan setelah kehabisan kesabaran menghadapi puterinya itu, tapi ia lebih memilih diam dan mulai menjalankan mobilnya.
Sepanjang jalan tak ada obrolan sedikit pun, Anna diam merenungkan nasibnya sebagai Anna Hermes. Satu-satunya yang membuat ia bahagia menyandang nama Hermes adalah memiliki empat kakak laki-laki yang selalu memanjakannya.
Ia ingat saat berumur tujuh tahun, keempat kakaknya membuatkan pesta ulangtahun bertema bajak laut kesukaannya. Itulah masa-masa indah dalam hidupnya, saat itu pun ayahnya Jack Hermes datang memberikan sebuah miniatur kapal.
Orang-orang bilang Anna adalah anak yang paling beruntung, dia lahir dengan darah orang kaya. Terlahir cantik dan memiliki saudara laki-laki yang tampan juga baik. Namun di balik itu semua ia sering merasa kesepian.
Sejak Kecil Anna susah mendapat teman, di rumah pun ia hanya tinggal berdua bersama ibunya yang seorang guru. Saat beranjak remaja ia baru tahu bahwa ayahnya Jack Hermes memiliki tiga istri, dari istri pertama dia mendapat 1 anak laki-laki yang di beri nama Shigima Hermes.
Dari istri kedua Jack mendapat tiga putra Yaitu Ken Hermes, Ryu Hermes, dan Reinner Hermes. Istri ketiganya adalah ibu Anna yang berhasil memberinya seorang puteri. Dari ibunya Anna di beritahu bahwa alasan orangtuanya tidak tinggal serumah karena ayahnya yang memiliki lebih dari dua isteri.
Sebagai keluarga terhormat demi keadilan Jack Hermes mengharuskan berbeda atap dengan para istrinya namun ia juga bertanggung jawab kepada anak-anak nya, karena itu semua anak Jack Hermes akan tinggal serumah dengannya bila sudah mencapai usia lima belas tahun.
Anna yang sering berpikir bahwa keluarga nya adalah keluarga terumit di dunia tidak pernah setuju dengan keputusan Jack, ia tidak ingin berpisah dengan ibunya namun juga tidak bisa melawan perkataan ibunya pada akhirnya ia hanya bisa pasrah.
" Bersiaplah sayang, sebentar lagi kita akan sampai " ucap ibunya memberitahu.
Anna melongok keluar jendela mobil, dilihatnya bangunan megah di sampingnya. Ada banyak pohon besar yang rimbun menutupi rumah.
" Gerbangnya ada di depan, sebentar lagi kau akan melihat rumah baru mu " ucap ibunya lagi.
Mobil terus melaju dengan kecepatan sedang, menerbangkan rambut Anna yang terurai. Setelah lima menit berlalu kini ia bisa menatap kemegahan sebuah bangunan yang berdiri kokoh di hadapannya.
Ibunya memarkir mobil tepat di pintu utama, beberapa pelayan sudah bersiap menyambut kedatangan mereka.
" Selamat datang Nyonya dan Nona Anna " sambut kepala pelayan yang tersenyum ramah.
" Terimakasih Joy, barang-barang Anna ada di bagasi kalian bisa langsung mengambil dan menaruhnya di kamar ".
Beberapa pelayan segera membuka bagasi mobil dan membawanya kedalam setelah menerima isyarat dari Bibi Joy sang kepala pelayan.
" Bagaimana perjalanan anda nona? " tanya Bibi Joy ramah.
" Apakah ini sebuah kastil? " tanya Anna yang sibuk memperhatikan desain rumah itu.
" Benar, rumah ini adalah kastil yang di bangun Roberto Hermes di masa kejayaannya. Hingga saat ini kastil ini di pakai untuk tempat tinggal para Hermes " Jawab Bibi Joy tersenyum.
" Apa Jack sudah pulang? " tanya ibu Anna penasaran karena ia tidak melihat suaminya itu.
" Sayangnya tuan masih di kantor, tapi saya yakin sebentar lagi tuan pasti akan pulang. Beliau sudah tidak sabar bertemu dengan puteri nya "
" Baiklah kalau begitu titip salam ku untuknya, aku harus segera kembali "
" Ibu akan pulang sekarang? " tanya Anna kaget karena ia baru saja menginjakkan kaki di tempat baru.
" Iya sayang, ibu punya banyak pekerjaan "
" Oh, begitu " jawab Anna murung.
" Dengar, meski kita sudah tidak serumah tapi kita masih bisa komunikasi, kau juga kapan-kapan bisa main ke rumah ibu "
" Hmmm, baiklah "
Dengan kecupan di dahi Anna di tinggal meski matanya tetap menatap mobil ibunya yang mulai keluar gerbang dan pergi menghilang, berharap ibunya akan ikut tinggal bersamanya.
" Mari nona, ikuti saya " ujar Bibi Joy.
" SELAMAT DATANG....... "
" Astaga " gumam Anna yang kaget karena teriakan keempat kakaknya.
Ia baru saja masuk kedalam rumah dan sudah hampir jantungan gara-gara sambutan meriah yang di berikan keempat kakaknya. Sepanduk besar bertuliskan ' selamat datang ' terpampang di depan matanya.
" Selamat datang di rumah adikku sayang " ucap Shigima memeluk Anna.
Segera ketiga kakaknya yang lain menyusul ikut memeluknya hingga Anna tak nampak tertutup tubuh para kakaknya.
" Le-paskan aku.... " teriak Anna tersekat.
" Kenapa kau tidak suka di peluk? " tanya Ryu.
" Bagaimana bisa aku suka di peluk jika kalian memelukku seperti itu? hampir saja aku mati kehabisan nafas " omel Anna yang menghirup udara dengan boros.
" Astaga maafkan kami, kami tidak bisa menahan rasa bahagia menyambutmu " ucap Ken.
" Benar, lagi pula kau tidak perlu marah sampai seperti itukan. Jika marah-marah kau akan cepat tua nanti " ujar pula Reinner.
" Aku tidak peduli, aku sangat lelah. Dimana kamar ku? "
" Baiklah, kau memang butuh istirahat kakak akan mengantarmu ke kamar " ujar Ken.
Kyaaaaaaaaaa
Teriak Anna kaget saat tubuhnya melayang di udara, dengan enteng Ken menggendong Anna di pangkuan nya dan mulai berjalan di ikuti yang lain.
" Kak Ken apa yang kau lakukan? " tanya Anna cemas karena takut jatuh, melihat betapa tingginya ia melayang di udara.
" Tenanglah, kau bilang kau lelah makanya ku gendong "
" Turunkan aku, aku bisa berjalan sendiri " protesnya.
" Sudah diam saja, kami tidak mungkin membiarkanmu kelelahan " ucap Ryu menjawabkan.
Meski terus memprotes tapi Anna tetap tidak di tanggapi hingga ia di turunkan di depan sebuah pintu kamar bertuliskan namanya.
" Ini kamar ku? " tanyanya.
Mereka mengangguk dengan senyuman di wajah.
" Ada apa? " tanya Anna yang merasa curiga.
" Tidak apa-apa, kami hanya menunggu kau membuka pintunya " jawab Ryu.
" Apa yang kalian taruh di dalam? "
" Kami tidak menaruh apa-apa " jawab Reinner.
" Bohong, aku tahu kalian menyembunyikan sesuatu "
" Astaga Anna, kami hanya membuat kejutan kecil untuk menyambutmu " jawab Ryu.
Tanpa ancang-ancang Anna segera membuka pintu kamar dan.
Kyaaaaaaaaaaa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
SalsaDCArmy
bagus ceritanya mampir juga dong ke ceritaku
Two Worlds
2022-12-12
1
Stiloluvs.
mari kita masukkam dahulu ke dalam list.
2022-04-03
0
Virly
bagus bnget
2022-02-05
0