Tentang Azura

Setelah melihat jarum jam yang sudah menunjukan angka tujuh Azura buru-buru masuk kedalam kamar mandi. Hanya sepuluh menit Azura selesai melakukan ritual mandinya. Dia langsung mengenakan pakaian kerjanya dan memoles wajah dengan seadanya. Meskipun begitu Azura tetap terlihat cantik dengan makeup yang tipis.

Menuruni anak tangga rumahnya, Azura langsung menuju ruang makan disana sudah ada kedua orangtuanya dan Alvero kembarannya.

"Mah, pah Azura pamit dulu!!" menyalimi papah Jupiter dan mamah Theolla bergantian dengan terburu-buru.

"Heh!! Sama gue gak salim?" Alvero mengangkat tangannya menjahili Azura. Tapi Azura tidak menggubris ucapan Alvero. Matanya sibuk menatap layar smartphonenya.

"Kamu gak sarapan dulu sayang?" tanya mamah Theolla heran, melihat anak gadisnya yang buru-buru.

"Aku sarapan di kantor aja mah, udah telat soalnya." sahut Azura.

"Kalau telat bareng sama papah aja sayang." tawar papa Jupiter.

Azura menggeleng "gak perlu pah aku udah pesen ojek online, sepertinya udah di depan. Aku berangkat ya." Azura lalu mencium kedua orangtuanya sekilas setelah itu dia berlari keluar.

Papah Jupiter hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak gadisnya yang sudah beranjak dewasa. Sepertinya baru kemarin dia menggendong anak-anaknya tapi kini Azura dan Alvero sudah tumbuh dewasa. Bahkan Alvero beberapa bulan lagi akan menikah.

"Mama kok gak tega ya pah lihat Zura seperti itu, tiap hari dia pulang pergi naik ojek padahal mobil ada yang nganggur."

"Sudahlah mah itu kan sudah jadi keputusan Zura, anak itu terlalu mandiri sehingga tidak mau tergantung dengan kita. Biarkanlah dia memilih jalan hidupnya sendiri." papah Jupiter mengelus tangan mamah Theolla untuk menenangkannya.

"Terlalu mandiri apa terlalu naif pah? Di kasih jabatan enak di perusahaan, malah memilih jadi karyawan biasa-biasa saja di sebuah perusahaan kecil. Susah dia sendiri yang bikin." Alvero menyahuti obrolan kedua orangtuanya.

"Al kamu gak boleh ngomong gitu sayang, bagaimana pun Zura adalah adik kamu. Harusnya kamu bangga karena dia memilih merintis karirnya dari bawah."

"Dia kalau langsung jadi direktur otaknya gak bakal nyampe mah, ya bagus donk dia belajar dari bawah dulu."

"Hey sudah-sudah kenapa jadi bahas Azura, ayo Al kita berangkat!! pagi ini kita akan bertemu dengan clien penting." papah Jupiter mencoba menengahi pembicaraan istri dan anaknya.

"Ya udah pah aku juga udah selesai sarapannya."

"Baiklah papah berangkat ke kantor dulu ya mah!!" mamah Theolla langsung mengantar suami dan anaknya menuju depan pintu.

Setelah papah Jupiter dan Alvero masuk kedalam mobilnya masing-masing, mamah Theolla lalu kembali masuk kedalam rumahnya.

🍂🍂🍂

Azura Kalingga Wijaya, umur 27 tahun putri satu-satunya dari seorang pengusaha kontraktor sukses Jupiter Alexandro Wijaya. Azura berbeda dengan kebanyakan gadis seusianya. Sedari kecil Azura lebih senang menyendiri, sifatnya yang introvert membuat Azura tidak memiliki banyak teman.

Pergaulannya sangat berbeda dengan Alvero Sailendra Wijaya, saudara kembarnya yang tidak pernah akur sedari kecil. Jika Alvero melanjutkan kuliahnya di luar negeri maka Azura memilih di dalam negeri. Alvero yang pintar dan selalu jadi juara satu berbeda dengan Azura yang mempunyai otak yang pas-pasan. Bahkan setelah lima tahun Alvero tinggal di luar negeri kedua saudara kembar itu kembali melanjutkan perang dinginnya.

Jika setelah lulus kuliah Alvero langsung mengisi jabatan sebagai direktur, tidak dengan Azura meskipun dia di tawari jabatan yang sama menggiurkannya di perusahaan papahnya tapi Azura memilih jalannya sendiri. Dia lebih memilih melamar ke berbagai perusahaan yang cocok dengan kemampuannya. Dan sudah tiga tahun ini Azura bekerja di sebuah perusahaan industri sebagai staff dibagian keuangan.

Empat tahun yang lalu merupakan masa yang kelam bagi Azura. Bagaimana tidak di saat hari membahagiakan itu sudah ada didepan mata, semuanya hancur dalam sekejap. Pernikahan Azura dan Denis batal sehari menjelang hari H. Denis membatalkan pernikahannya karena dia lebih memilih kembali bersama cinta pertamanya. Azura dan keluarganya harus menahan malu atas kebodohan Denis.

Semenjak saat itu Azura bertekad tidak akan menikah seumur hidupnya. Baginya pernikahan itu merupakan suatu malapetaka. Azura pun menutup pintu hatinya dari makhluk berjenis kelamin pria dan lebih memilih menyendiri.

"Sudah sampai neng." suara tukang ojek memecah lamunan Azura. Dia langsung tersadar dan buru-buru turun dari motor. Setelah mengembalikan helm dan membayar ongkosnya Azura langsung masuk menuju gedung perusahan tempatnya bekerja.

Dengan langkah cepat Azura menaiki tangga darurat menuju lantai dua dimana ruangannya berada. Disana semua teman satu divisinya sudah berada di mejanya masing-masing. Azura memang sudah telat sekitar setengah jam.

Tatapan tajam teman-temannya membuat Azura bergidik ngeri. Mereka seakan ingin menerkam Azura hidup-hidup.

"Ra kenapa bisa telat lagi?" Putri yang duduk di sebelah Azura berbisik pelan.

"Nanti aku jelasin." bisik Azura tak kalah pelan.

Azura mulai menyalakan layar komputer di hadapannya. Dia mulai berkutat dengan angka-angka yang berderet panjang. Satu jam kemudian tiba-tiba kepala divisi meminta Azura menghadap keruangannya.

"Ada apa ya pak?" tanya Azura was-was karena tidak biasanya Azura di panggil secara pribadi oleh kepala divisinya.

"Ini ada surat dari bagian HRD untuk kamu Azura." pak Eko menyerahkan sebuah amplop putih pada Azura.

Dengan penuh tanda tanya Azura membuka isi dari amplop itu, ternyata surat itu isinya adalah pemecatan terhadap dirinya.

"Saya di pecat pak?" tanya Azura kaget.

"Maafkan saya Azura saya tidak bisa banyak membantu, kamu karyawan yang ada dalam sorotan kami karena seringnya terlambat dan dalam sebulan ini kamu sudah telat lima kali. Bahkan surat peringatan yang kami berikan padamu tidak membuat kamu jera. Ini sudah jadi keputusan dari pihak kantor, untuk gaji bulan ini serta pesangon akan di transfer secepatnya ke rekening kamu." ujar pak Eko panjang lebar Azura hanya menunduk menyadari kesalahannya.

"Apa tidak ada kesempatan untuk saya pak? saya kan karyawan lama disini."

"Justru karena kamu karyawan lama tapi kinerja kamu tidak ada perubahan di tambah dengan kedisplinan kamu yang kurang membuat perusahaan mengambil keputusan ini."

Azura nampak pasrah mendengar ucapan pak Eko atasannya dari bagian keuangan.

"Baiklah pak saya terima semua ini. Karena ini kesalahan saya juga."

"Senang bekerjasama dengamu Azura!" Pak Eko mengulurkan tangannya menjabat tangan Azura.

Setelah mendapat surat pemecatan terhadap dirinya, Azura langsung meninggalkan kantor yang selama tiga tahun ini menjadi tempatnya mencari ilmu dan pengalaman. Azura tidak habis pikir keinginannya untuk mandiri malah berujung pada pemecatan dirinya. Dia hanya bisa pasrah jika nanti Alvero akan menertawakan dirinya.

Tidak ingin lama-lama meratapi kesedihannya Azura kembali keruangannya dan berpamitan pada teman satu divisinya. Setelah itu dia memutuskan untuk kembali kerumah.

bersambung...

🍂🍂🍂

......Jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, vote dan komentar. Dukungan kalian sangat berharga untuk author. Makasih😍🙏......

Terpopuler

Comments

Senajudifa

Senajudifa

kok suka terlambat trs azura

2022-10-08

0

Maya●●●

Maya●●●

udah aku masukin fav ya kak.
semangattt

2022-08-29

0

Rozh

Rozh

🌻

2022-04-06

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Tentang Azura
3 Tristan Marvino
4 Kejutan di kantor
5 Tiga sahabat
6 Masa kuliah
7 Awal kedekatan
8 Bahagia berujung duka
9 Semua belum berakhir
10 Keputusan Azura
11 Hari pertama kerja
12 Pertemuan pertama
13 Mulai mengingat
14 Kenangan masa kecil
15 Kedatangan Diandra
16 Kembali bertemu
17 Teman lama
18 Azura namanya..
19 Gara-gara nama
20 Bertemu Agnes
21 Insiden ditoilet
22 Terbongkar
23 Tidak mengakui
24 Usaha Tristan
25 Terpaksa menyetujui
26 Mencoba menjelaskan
27 Cerita Alvero
28 Kalung
29 Mengikuti Azura
30 Di pesta
31 Bonus Visual
32 Saling kenal
33 Butuh waktu
34 Menikahlah denganku!
35 Si gadis kecil
36 Kenapa dia kembali?
37 Penjelasan Tristan
38 Memori masa kecil
39 Tentang Denis
40 Penyesalan Denis
41 Di sebuah taman
42 Calon Suami
43 Satu hari bersamamu
44 Kehebohan di kantor
45 Kejadian di lift
46 Permohonan Denis
47 Menerima perjodohan
48 Membela Azura
49 Perang dingin
50 Curahan hati Sisil
51 Pesta perpisahan
52 Identitas sesungguhnya
53 Pesta pertunangan
54 Ada apa dengan Arga?
55 Bertemu mantan
56 Hati yang berbunga
57 Kebaikan hati Azura
58 Hati yang terluka
59 Pertemuan tak terduga
60 Salah Paham
61 Pernikahan Alvero
62 Taman Kota
63 Pesta kembang api
64 Tamu tak di undang
65 Azura vs Karina
66 Raja Ampat
67 Lebih baik menghindar
68 Candle Light Dinner
69 Maaf sayang, aku khilaf..
70 Kembali ke ibu kota
71 Gara-gara kissmark
72 Aksi nekat Denis
73 Balada cinta sang asisten
74 Memutus kontrak kerja
75 Satu bulan lagi
76 Kedatangan Calon mertua
77 Menuju hari H
78 Satu hari lagi
79 Akad Nikah
80 Curhatan author
81 Bolehkah sayang?
82 Sebelum bulan madu
83 Rumah Sakit
84 Rencana Denis
85 Tidak mengingat
86 Kondisi Azura
87 Mencoba mengingat
88 Tamu di pagi hari
89 Titik terang
90 Di Apartemen
91 Sama-sama salah
92 Wanita hamil
93 Kabar Bahagia
94 Kembali bersatu
95 Malam panjang
96 Bulan madu 1
97 Bulan madu 2
98 Tertangkap
99 Kantor polisi
100 Pengakuan Karina
101 Kue dongkal lagi?
102 Penangkapan Denis
103 Hamil?
104 Kehamilan Simpatik
105 Kejutan
106 Babymoon and Honeymoon
107 Pengantin baru
108 Kavindra Arshaka Putra
109 Epilog
110 Author Menyapa
111 Sekilas Info
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Prolog
2
Tentang Azura
3
Tristan Marvino
4
Kejutan di kantor
5
Tiga sahabat
6
Masa kuliah
7
Awal kedekatan
8
Bahagia berujung duka
9
Semua belum berakhir
10
Keputusan Azura
11
Hari pertama kerja
12
Pertemuan pertama
13
Mulai mengingat
14
Kenangan masa kecil
15
Kedatangan Diandra
16
Kembali bertemu
17
Teman lama
18
Azura namanya..
19
Gara-gara nama
20
Bertemu Agnes
21
Insiden ditoilet
22
Terbongkar
23
Tidak mengakui
24
Usaha Tristan
25
Terpaksa menyetujui
26
Mencoba menjelaskan
27
Cerita Alvero
28
Kalung
29
Mengikuti Azura
30
Di pesta
31
Bonus Visual
32
Saling kenal
33
Butuh waktu
34
Menikahlah denganku!
35
Si gadis kecil
36
Kenapa dia kembali?
37
Penjelasan Tristan
38
Memori masa kecil
39
Tentang Denis
40
Penyesalan Denis
41
Di sebuah taman
42
Calon Suami
43
Satu hari bersamamu
44
Kehebohan di kantor
45
Kejadian di lift
46
Permohonan Denis
47
Menerima perjodohan
48
Membela Azura
49
Perang dingin
50
Curahan hati Sisil
51
Pesta perpisahan
52
Identitas sesungguhnya
53
Pesta pertunangan
54
Ada apa dengan Arga?
55
Bertemu mantan
56
Hati yang berbunga
57
Kebaikan hati Azura
58
Hati yang terluka
59
Pertemuan tak terduga
60
Salah Paham
61
Pernikahan Alvero
62
Taman Kota
63
Pesta kembang api
64
Tamu tak di undang
65
Azura vs Karina
66
Raja Ampat
67
Lebih baik menghindar
68
Candle Light Dinner
69
Maaf sayang, aku khilaf..
70
Kembali ke ibu kota
71
Gara-gara kissmark
72
Aksi nekat Denis
73
Balada cinta sang asisten
74
Memutus kontrak kerja
75
Satu bulan lagi
76
Kedatangan Calon mertua
77
Menuju hari H
78
Satu hari lagi
79
Akad Nikah
80
Curhatan author
81
Bolehkah sayang?
82
Sebelum bulan madu
83
Rumah Sakit
84
Rencana Denis
85
Tidak mengingat
86
Kondisi Azura
87
Mencoba mengingat
88
Tamu di pagi hari
89
Titik terang
90
Di Apartemen
91
Sama-sama salah
92
Wanita hamil
93
Kabar Bahagia
94
Kembali bersatu
95
Malam panjang
96
Bulan madu 1
97
Bulan madu 2
98
Tertangkap
99
Kantor polisi
100
Pengakuan Karina
101
Kue dongkal lagi?
102
Penangkapan Denis
103
Hamil?
104
Kehamilan Simpatik
105
Kejutan
106
Babymoon and Honeymoon
107
Pengantin baru
108
Kavindra Arshaka Putra
109
Epilog
110
Author Menyapa
111
Sekilas Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!