Bab 4 : Kebohongan yang Terkuak

Dari kejauhan, Gibran melihat Bimo salah satu pemegang saham di PT.NBI. Dia mengamati Bimo yang sedang makan siang bersama seorang wanita seksi di sebuah cafe dekat pabrik dimana Gibran sedang ada kerjaan sampingan disana.

"Ger, tadi gue lihat pak Bimo lagi sama cewek di Cafe Galaxi dekat tempat karaoke, kayaknya cewek itu gue kenal, deh, anak operator line 3."

"Lo emang ngapain di cafe? Biasanya juga Lo makan di kantin," Gery memang sangat mengenal sahabatnya itu, yang tidak gemar ke cafe.

"Tadi gue gak sengaja aja, abis ada job sampingan dekat sana, terus gue lihat pak Bimo sama cewek seksi." Gibran menjelaskan kembali apa yang ia lihat kala itu pada Gery.

"Ya elah, udah rahasia umum kali, Bam, pak Bimo emang doyan cewek seksi. Istri Lo salah satunya."

Gery berbicara telak pada Gibran.

"Uhuk, uhuk,"

Gibran tersedak minumannya mendengar perkataan Gery.

"Lo kenapa, sih? Biasa aja kali. Kan Gue udah bilang sama Lo dari dulu, Aida itu mainannya om-om. Lo pikir aja sendiri, Aida yang baru kerja satu tahun dan cuma Lulusan D1 bisa naik jabatan jadi admin kantor dan bisa beli apartemen, apalagi kalo bukan cara kotor dengan ngasih keperawanannya sama pak Bimo. Lo gegabah, sih, gue aja ogah kalo kudu nikahin Aida." Gery seolah menjadi pembuka tabir kebenaran yang sesungguhnya.

Sudah jelas selama ini Aida hanya menjebak Gibran dan membuat Ia semakin yakin untuk menceraikannya.

Gibran semakin memiliki peluru untuk membuktikan bahwa bayi yang belum lama dilahirkan Aida adalah bukan anaknya.

Aida hanya menjadikan Gibran tameng atas kecerobohannya. Kehamilan Aida yang tak diinginkan membuat Aida berpikir keras mencari cara agar nama baiknya dan keluarga tak tercoreng, karena Aida hamil diluar nikah.

Meskipun Aida sering melakukannya, namun kali ini ia sedang apes, Bimo lupa tak memakai alat kontrasepsi saat melakukan dengan Aida, mainannya diluar rumah.

"Ger, bilangin sama pak Warno, sekarang gue langsung balik mau mudik, ada kepentingan keluarga. Besok, ijinin gue, 2 hari, ya."

Gibran langsung bergegas untuk pulang meninggalkan Gery yang masih menyantap makan siangnya dikantin.

'Aida, kali ini kau tak bisa mengelak, aku akan secepatnya menceraikanmu, karena aku memang tak melakukan apapun denganmu di apartemen.'

Gibran seolah mendapat angin segar dan mendapat jawaban yang selama ini ia cari.

Tok..tok..tok..

"Assalamualaikum," Gibran telah berada dihalaman rumah orang tuanya.

"Waalaikumussalam," Jawab seorang wanita tua dari dalam rumah dengan nada lembut.

Melihat anak bungsunya berada di depan pintu, bunda Ibam terkejut dan mengembangkan senyum seketika, melihat putra bungsunya datang kerumah.

"Ibam, kenapa gak ngabarin dulu kalo mau pulang?" Wanita tua itu menyambut hangat kedatangan Gibran dan menuntunnya ke ruangan tengah.

Gibran mengedarkan pandangannya ke dalam rumah orang tuanya yang luas dimana ia dibesarkan.

Tak ada yang berubah di rumah ini, suasana masih tetap sama, dengan desain yang klasik dan cat putih masih menjadi penghias rumah pejabat daerah tersebut.

Ya, ayah Gibran adalah seorang pejabat daerah yang memiliki nama yang cukup terpandang di kotanya.

"Ini juga dadakan, Bu, karena ada hal penting yang mau Ibam bicarakan sama keluarga."

Gibran duduk di sofa ruang tengah rumah orang tuanya.

"Sepertinya penting sekali, ada apa sih? Jangan bikin ibu shock lagi, Nak!"

Ibu Gibran mengepal tangan Anaknya dengan erat, seolah ingin anaknya mengatakan hal yang tak membuatnya kembali mengenang masa lalu, dimana Gibran harus menikahi Aida yang mengaku hamil olehnya disaat Kayla--istri Gibran--masih belum lama meninggal dunia karena ulah Aida.

Ibu Gibran memang sangat shock ketika mendengar Aida hamil oleh Gibran. Bagaimana tidak, kejadian itu membuat nama baik keluarga Gibran yang terpandang menjadi tercoreng oleh kelakuan tanpa adab Aida.

Malam ini, Keluarga Endang Permana yaitu Ayah Gibran, akan membahas masalah rumah tangga Gibran atau Ibam sebutan akrabnya, di ruang keluarga rumah pejabat itu.

Suasana hening dan belum ada yang membuka pembicaraan saat ini. Hingga sang ayah mulai angkat bicara.

"Ada apa, Nak? Hal apa yang membuat kamu mendadak pulang kesini tanpa mengabari kami terlebih dahulu."

Suara bariton dari seorang ayah membuka musyawarah keluarga Endang Permana seorang pejabat di pemerintahan kota, yang terlihat sangat berkharisma seperti Gibran.

"Yah, Ibam mau menceraikan Aida."

Mendadak suara di dalam ruangan hening seketika.

Ibu dan Ayah Ibam hanya sesaat saling menatap.

"Kenapa? Bukankah Aida baru saja selesai nifas anak kalian, Nak?"

Suara lembut seorang ibu bertanya dengan nada lemah dan menyiratkan sebuah pertanyaan besar.

"Ibam sudah yakin, kalau anak itu bukan anak Ibam, Bu."

Gibran melengkapi sela-sela jarinya dengan tangannya sendiri.

"Maksud kamu apa, Bam?"

Revan, kakak Gibran mulai buka suara, sedangkan istrinya hanya terdiam.

"Dulu Ibam, kan, pernah bilang, kalau Ibam gak ngelakuin yang Aida tuduhkan sama Ibam. Dan Ibam semakin yakin karena Gery memberi keterangan yang menguatkan firasat Ibam." Gibran mengingat perkataan Gery mengenai pak Bimo.

"Emang, Gery ngomong apa sama kamu Bam?"

Suara berat itu kembali keluar dari seorang Ayah berusaha mencari tahu apa yang Gibran maksudkan.

flashback on....

Gibran menceritakan semua kecurigaan terhadap Aida yang mengaku hamil olehnya, padahal Gibran tak merasa melakukan apa-apa dengan Aida, hanya saja waktu itu Gibran sedang naas dan terperangkap muslihat jahat si ular betina. Keterangan yang ia dapat dari Gery, membuatnya semakin yakin bahwa ia berada di pihak yang benar.

Saat itu, Gibran hanya menolong Aida yang sedang menangis sesenggukan di pinggir jalan ketika ia pulang kerja sift malam.

Gibran mengantarkan Aida ke apartemennya, dan saat pintu apartemen terbuka, Aida pingsan, sesaat setelah Aida memasukan pin pintu apartemennya sampai terbuka.

Tak tega dengan kondisi Aida, Gibran membopong Aida ketempat tidurnya dan menunggu Aida sadar.

Setelah Aida sadar, Gibran hendak langsung pulang. Namun Aida menangis histeris membuat Gibran kebingungan. Akhirnya Gibran menunggu Aida sampai tenang.

"Syukurlah, kamu sudah sadar. Aku pamit pulang." Gibran sudah memastikan bahwa Aida baik-baik saja dan hendak meninggalkannya.

"Tunggu!" Aida segera mengambil minum untuknya dan untuk Gibran dari lemari pendingin, "sebagai tanda terima kasih aku, minumlah. karena aku tahu kau haus baru pulang kerja.

Namun, muslihat Aida mulai berulah, Aida menawarkan segelas air putih pada Gibran yang sudah ia campur dengan obat tidur, setelah meminum air itu Gibran tak tahu apa yang terjadi hingga suatu pagi ia mendapati tubuhnya yang sudah tak berpakaian di atas tempat tidur Aida.

Liciknya Aida mengirim foto Gibran dengannya yang sedang tidur tanpa busana kepada Kayla istri Gibran, dan Kayla mengalami kecelakaan lalu lintas karena melajukan kendaraannya dengan sangat emosi dan kecepatan yang sangat tinggi ketika menuju apartemen Aida.

Gibran sangat merutuki dirinya sendiri, menghadapi kenyataan bahwa istrinya yang baru ia nikahi beberapa bulan kini telah tiada untuk selamanya.

Selang berapa minggu,

Makam Kayla pun masih merah, Aida menuntut Gibran untuk menikahinya karena Aida mengaku hamil anak Gibran.

Sontak kejadian itu membuat keluarga Gibran mengalami shock terutama ibunya Gibran dan juga keluarga almarhumah Kayla.

Dengan terpaksa dan sudah merasa sangat terpojokkan, belum ada bukti untuk mengelak tuduhan Aida, akhirnya Gibran bersedia menikahi Aida walau dengan pernikahan siri.

flashback off...

"Bu, besok pagi Ibam mau kerumah Aida, dan mengutarakan maksud Ibam pada Aida juga orang tuanya.

kasih masukan ya...

kritik dan saran kutunggu...

Episodes
1 Bab 1 : Perasaan yang Kembali
2 Bab 2 : Suara Hati
3 Bab 3 : Flashback
4 Bab 4 : Kebohongan yang Terkuak
5 Bab 5 : Keputusan yang Melegakan
6 Bab 6 : Selalu ada Untukmu
7 Bab 7 : Kurang Beruntung
8 kebahagiaan yang diberikan orang lain untuk Azizah
9 penghibur hati
10 perjalanan yang menyenangkan
11 baku hantam kedua pria tampan
12 perselingkuhan Gery diketahui Azizah.
13 kebersamaan yang indah
14 Permintaan maaf yang basi dari Gery
15 Mengapa kita tak bersama?
16 Gibran yang berlapang dada
17 Kehidupan yang keras
18 Gery yang sudah tak dianggap
19 Bertemu dengan cinta masa putih abu
20 Diterima bekerja
21 visual para aktor dari sudut pandang author
22 hari pertama kerja
23 Gery mabuk berat
24 Gery mabuk berat
25 Gery dalam pengaruh minuman
26 Azizah tak ingin pulang kerumah
27 rumah kost untuk Azizah
28 kado untuk Satria
29 Azizah kembali pulang
30 Siska cemburu
31 curahan hati Azizah
32 Sikap Gery kembali hangat.
33 Azizah kecelakaan
34 klinik
35 Nunik bikin Gery salah tingkah
36 Nunik nekat mendatangi rumah Gery
37 mobil merah dengan gambar hello kitty
38 keluar dari resto
39 visual para pemeran pendukung
40 Trauma
41 Gery yang cemburu
42 Pertengkaran Gery dengan Gibran yang kedua
43 Rumah Paman Sofyan
44 Kembali pada-Mu
45 keluarga yang harmonis
46 meminta izin Gery
47 siraman rohani
48 curhat
49 rujak mangga muda
50 penghuni baru didalam hati
51 tak bisa melupakan
52 kesepakatan
53 jatuh kedalam jurang
54 hadiah dari Gery
55 perceraian
56 ulang tahun
57 diajak makan malam
58 makan malam yang menjengkelkan
59 belum bisa membuka hati
60 perasaan yang lega
61 bertemu dengan Gery
62 Anna dalam kehidupan Gery
63 akan ada perpisahan
64 seorang janda
65 Pertemuan kembali
66 Pertemuan
67 Interview Formalitas
68 salah faham
69 Katakan Cinta
70 Pengumuman
71 End
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Bab 1 : Perasaan yang Kembali
2
Bab 2 : Suara Hati
3
Bab 3 : Flashback
4
Bab 4 : Kebohongan yang Terkuak
5
Bab 5 : Keputusan yang Melegakan
6
Bab 6 : Selalu ada Untukmu
7
Bab 7 : Kurang Beruntung
8
kebahagiaan yang diberikan orang lain untuk Azizah
9
penghibur hati
10
perjalanan yang menyenangkan
11
baku hantam kedua pria tampan
12
perselingkuhan Gery diketahui Azizah.
13
kebersamaan yang indah
14
Permintaan maaf yang basi dari Gery
15
Mengapa kita tak bersama?
16
Gibran yang berlapang dada
17
Kehidupan yang keras
18
Gery yang sudah tak dianggap
19
Bertemu dengan cinta masa putih abu
20
Diterima bekerja
21
visual para aktor dari sudut pandang author
22
hari pertama kerja
23
Gery mabuk berat
24
Gery mabuk berat
25
Gery dalam pengaruh minuman
26
Azizah tak ingin pulang kerumah
27
rumah kost untuk Azizah
28
kado untuk Satria
29
Azizah kembali pulang
30
Siska cemburu
31
curahan hati Azizah
32
Sikap Gery kembali hangat.
33
Azizah kecelakaan
34
klinik
35
Nunik bikin Gery salah tingkah
36
Nunik nekat mendatangi rumah Gery
37
mobil merah dengan gambar hello kitty
38
keluar dari resto
39
visual para pemeran pendukung
40
Trauma
41
Gery yang cemburu
42
Pertengkaran Gery dengan Gibran yang kedua
43
Rumah Paman Sofyan
44
Kembali pada-Mu
45
keluarga yang harmonis
46
meminta izin Gery
47
siraman rohani
48
curhat
49
rujak mangga muda
50
penghuni baru didalam hati
51
tak bisa melupakan
52
kesepakatan
53
jatuh kedalam jurang
54
hadiah dari Gery
55
perceraian
56
ulang tahun
57
diajak makan malam
58
makan malam yang menjengkelkan
59
belum bisa membuka hati
60
perasaan yang lega
61
bertemu dengan Gery
62
Anna dalam kehidupan Gery
63
akan ada perpisahan
64
seorang janda
65
Pertemuan kembali
66
Pertemuan
67
Interview Formalitas
68
salah faham
69
Katakan Cinta
70
Pengumuman
71
End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!