Arya

sesampainya di rumah, Arya merasakan lelah dan kram di bagian kakinya.

apa tubuhku terkejut ya kerena aku ajak mengangkat beban berat tadi, maklum tidak biasa. tapi mengapa aku lakukan ya,

hem,, , aneh. Akhir-akhir ini kok aku bertingkah anehnya, tidak biasanya aku mau berkorban demi perempuan. ada apa denganku

pikir Arya bergumam sendiri

iya pun bergegas ke kamarnya dan merebahkan tubuhnya yang minta baringkan. ia begitu lelah dan tertidur tanpa melakukan ritual mandinya terlebih dahulu.

pagi hari

ketika sarapan di meja sudah tersedia

"lo, Arya nya mana Bi. tumben belum muncul, udah jam berapa ini. apa dia tidak sekolah?" tanya pak Kusuma

"iya Pak, belum ada turun dari tadi saya liat. mungkin belum bangun pak" jawab bibi Rumi

" ya sudah, biar saya liat dulu ke kamarnya BI,"

lalu menuju kamar Arya di lantai dua

"Arya, kamu masih di dalam. ayuk sarapan" panggil ayah Arya sambil mengetuk pintu kamar Arya

tidak ada jawaban dari dalam kamar. akhirnya ayahnya masuk ke kamar karena pintunya tidak di kunci. pak Kusuma mendekati Arya yang masih tertidur dan membangunkannya.

"Arya, kamu kenapa? " tanya pak Kusuma

sambil menggoyangkan tubuh Arya

"gak kenapa-kenapa yah," tetapi tetap tak berkutik

"kamu tidak sekolah? " tanya Pak Kusuma lagi

"hari ini Arya izin ya Yah, badan Arya sakit semua" rengek Arya

"emang kamu kerja apa sampai badan kamu sakit semua? " bertanya heran

"bantu temen semalam Yah. please ya Yah, hari ini aja. " rayu Arya pada ayahnya

"hem,, , baiklah. kamu pasti gak sholat subuh tadi kan. ya sudah, nanti udah enakan, bangun dan mandi, badan kamu bau asem. jangan lupa sarapannya, " ucap pak Kusuma panjang kali lebar

ia memang seperti seorang ibu-ibu yang cerewet pada anaknya. semenjak ibu Arya tidak ada maka pak Kusuma mengambil dua peran untuk Arya. iya menjadi ayah yang tegas dan penyayang. tidak mau terlalu keras terhadap Arya agar anaknya tidak menjauh darinya.

di sekolah

"eh, Arya kemana ya, kok gak kelihatan hari ini? " tanya Reno kepada teman-temannya yang sedang duduk di kantin sekolah

"dia izin, sakit katanya" jawab Tony

"wah, seorang Arya ternyata bisa sakit juga ya" ucap Reno dengan tertawa

"ya bisalah, emang kamu kira dia apa. robot? " tambah Tony lagi

"kita harus jenguk dia tuh, entar dia ngamuk lagi gak di jenguk. " ajak Reno pada teman-temannya.

"ok. nanti kita jenguk pulang sekolah ya, kita kumpul di parkiran ya" ucap Tony sebagai wakil Arya di genk nya

tidak jauh dari meja yang mereka duduki, ternyata Tiara mendengar semua ucapan genk nya Arya.

apa karena dia semalam angkat-angkat barang di toko aku ya,,, hem., lagian siapa suruh. aku tidak ada nyuruh, jadi gak usah merasa bersalah lah Tiara. entar kalau kamu ambil peduli, dia malah kesempatan mau deketin. ah,, udahlah lupain, lagian kan dia ada temennya yang jenguk, usah ambil peduli

melawan perasaan bersalah Tiara

akhirnya dia pun pergi ke kelas tanpa menghiraukan panggilan temannya.

"Tiara, tunggu. kamu kenapa sih, kayak orang bingung gitu. gak biasanya? " tanya wulan yang heran melihat tingkah Tiara

"enggak, enggak apa-apa. ayuk kita ke kelas. " jawab Tiara mengubah mimik tubuhnya yang santai

dia tidak terbiasa curhat sama temennya, walaupun wulan itu temen deketnya. ia lebih senang menyimpan perasaannya sendiri, itu lebih aman pikirnya

"tunggu-tunggu dulu, apa itu kok rame di mading. yuk kita lihat Tiara" sambil menarik tangan Tiara tanpa meminta persetujuannya terlebih dahulu

"apa bener itu yang saya lihat Tiara," ucap wulan lagi

"kan tadi setelah upacara, udah di sampaikan bahwa minggu depan kita anak kelas XII sudah melaksanakan try out. " jelas Tiara yang heran melihat WUlan yang terkejut

"apa iya ya, aku kok gak denger ya Tiara" sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"kamu sih, jasadnya aja di sini. tapi ruhnya gentayangan" ledek Tiara sambil berjalan ke kelas mereka

"jadi kita gak nulis jadwalnya Ra? " tanya Wulan lagi

" iya, nanti aja pulang sekolah. emang kamu mau ikutan dalam kerumunan itu? " tanya Tiara lagi

"enggak sih, hi. kamu memang yang paling pintar Ra," puji Wulan

"assalamu'alaikum Mutiara, kamu gak kebagian liat jadwal ya. ini udah aku buatkan," Rendi menyerahkan selembar kertas yang bertuliskan jadwal try out mereka.

"wa'alaikum salam warahmatullahi wabarokaatuh. Terima kasih Rendi, gak usah repot-repot. entar kita nulis sendiri aja. " sambil mengagumkan kedua tangannya dan tersenyum meninggalkan Rendi

Rendi yang terbuai dengan senyuman Tiara, tanpa merasa terabaikan olehnya. senyum sendiri melihat Tiara yang berlalu meninggalkannya

"sini, buat aku aja." menarik kertas yang di pegang Rendi

"Ra, tunggu. kenapa sih, kamu hobinya ninggalin terus" ketus wulan cemberut

"abisnya kamu lama jalannya kayak ciput, "

canda Tiara dengan senyuman

"kalau aku kayak ciput, kamu kayak apa Ra" tanya Wulan dengan berpikir keras. memikirkan apa yang cocok buat Tiara

"kayak kuda Wulan, aku kan suka berpacu dalam segala hal," membantu menjawab pemikiran Wulan

"Hamm, iyalah tuh. Ra, kalau gitu kuda harus mau dong menolong ciput untuk berlari bersamanya agar sama-sama sampai di garis star, " rayu Wulan

"ok, tidak masalah. asalkan ciput siap dengan konsekuensi dari berpacu itu. kalau tidak kuat akan jatuh, kamu siap? " tantang Tiara

"insyaaAllah Ra, aku akan berusaha semaksimal mungkin. ini akhir dari perjuangan kita, aku harus lulus dengan nilai yang bagus. aku harus membahagiakan orang tua ku, " ucap Wulan dengan antusiasnya

"iya Wulan , kamu itu harus mampu membuat orang tuamu tersenyum bangga, selagi mereka masih ada," memandang Wulan dengan penuh kesedihan

"bukan maksudku membuatmu sedih Ra, maaf ya kalau ucapan ku .. " belum selesai berbicara Tiara melanjutkan

" Iya gak papa Wulan, wajar kan kalau aku merindukan mereka," sambil memasuki kelas yang terlihat sepi

teng teng teng

akhirnya bel tanda masuk pun berbunyi

murid-murid bergegas masuk ke kelasnya masing-masing. mereka terlihat antusias untuk mengikuti pelajaran selanjutnya, apalagi murid kelas XII yang harus lebih giat lagi belajar karena akan menghadapi ujian akhir sekolah.

"jangan lupa ya Ra, bawa ciput bersama kuda pacuan" mengingatkan lagi kepada Tiara

"ok, kalau kami siap tinggal kabari kapan dan dimana kita latihannya, " ucap Tiara sambil membentuk tangannya membentuk huruf O dan K.

"janji ya" sambil mengangkat jari kelingkingnya Tiara

"insyaa Allah," ucap Tiara

"makasih ya Allah, udah ngirimin aku temen yang baik dan pinter, sehingga aku ketularan pintarnya, " mengangkat tangan seperti orang sedang berdoa

"aamiin, semoga Allah memudahkan segala usaha kita," jawab Tiara lagi

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!