Bar-Bar

Ravin dan Audrey sudah bersiap dan hendak menjemput Nana di rumah neneknya, hingga langkah terhenti karena ternyata Hana sudah di sana dan baru saja turun dari mobil.

"Lho, kami baru mau jemput, Mah."

Audrey langsung menghambur ke arah mamahnya dan mengambil Nana dari gendongan.

"Tadinya Mamah mau nunggu kalian datang, tapi Nana tidak mau minum susunya, jadi aku bawa antar saja," jelas Hana.

"Masuk dulu yuk, Mah!" ajak Audrey.

Yup, untung datangnya nggak dari satu jam yang lalu. Kalau iya bisa gagal lagi jalan-jalan di hutannya.

Audrey duduk di ruang keluarga bersama Hana, sedangkan Ravin memilih masuk ke ruang kerjanya untuk menyelesaikan beberapa dokumen.

Wanita satu anak itu sedang menyusui Nana, putrinya itu sepertinya rindu minum langsung ASI dari putik ibunya. Audrey memang masih mengurus peusahaan mendiang sang ayah karena Arlan belum lulus. Kemungkinan tahun depan saat pemuda itu sudah mendapat gelarnya Audrey akan melepas jabatannya.

"Mama bahagia bersama pak Prawira?" tanya Audrey pada sang mamah yang sedang menggenggam jemari Nana.

Hana mengulas senyum. Audrey bisa merasakan sesuatu yang berbeda dari wajah wanita yang sudah melahirkannya itu.

"Iya, beliau pria yang baik juga perhatian. Tentu saja itu membuat Mamah bahagia," jawab Hana.

Audrey bisa bernapas lega. Hana tipe orang yang tidak mau berkeluh kesah jika kesusahan, karena itu Audrey takut jika Hana sengaja tidak bercerita kepadanya seumpama tidak bahagia. namun, ketika melihat senyum yang sudah lama hilang kini kembali lagi, membuat hati Audrey merasa tenang memasrahkan wanita yang begitu ia sayangi itu kepada pria yang tepat.

-

-

6 Tahun kemudian.

Waktu cepat berlalu, kini Nana sudah berumur tujuh tahun. Itu artinya ia sekarang sudah duduk di bangku sekolah dasar.

"Halo." Audrey sedang menjawab sebuah panggilan siang itu.

Sebagai ibu rumah tangga, kini Audrey fokus mengurus putri dan suaminya. Ia tidak pernah berniat kembali ke perusahaan karena sudah ada Arlan yang mengurusnya.

"Apa?!" Audrey berteriak keras begitu mendengar perkataan dari panggilan yang ia terima.

"Baik, iya saya segera ke sana."

Audrey memutus panggilan itu, ia yang kini tengah hamil tujuh bulan, sampai harus mengusap perut dan mengambil napas serta menghelanya perlahan agar tidak stres ketika mendapat panggilan itu.

-

-

"Haina lagi, Haina Lagi!!" keluh guru sekolah Nana menatap dua anak didiknya yang kini berdiri di hadapannya.

"Ibu sudah menghubungi orangtua kalian, kita lihat bagaimana reaksi mereka!"

Dua anak sekolah dasar itu tampak menunduk, mereka saling lirik mengejek.

"Bu! Boleh nanya sesuatu nggak?" tanya Nana yang mulutnya memang suka ceplas-ceplos.

"Tanya apa?" Wali kelasnya itu tampak menahan emosi.

"Ibu tuh aneh, kenapa suka banget manggil Haina? Lah, ibu pikir aku kayak Heyna??" tanya Nana tanpa rasa takut.

Wali kelas Nana tampak meremas udara dengan kedua telapak tangan, belum juga genap setahun mengajar gadis kecil itu, ia sudah dibikin stres dengan kelakuan putri Ravin-Audrey.

"Iya Haina, Haidar dan Nana. Kalian ini sejoli kalau menyangkut masalah berantem! Kalian ini pencetak rekor muri siswa yang paling sering bertengkar dalam delapan bulan ini!" bentak guru itu terlampau gemas.

"Bagus dong, Bu. Masuk buku rekor," timpal bocah laki-laki yang berdiri di samping Nana.

"Bagus apanya, hah! Kalian ini benar-benar bikin darting!"

Ingin rasanya wanita berumur tiga puluh tahun itu mengumpat, tapi ia ingat jika dirinya ini adalah tenaga didik, terlebih dia mendidik anak yang mulai belajar tentang pembelajaran dasar, jadi ia harus bersikap sabar sesabar-sabarnya meski emosi sudah sampai di pucuk ubun-ubun.

TOK! TOK! TOK!

Seseorang mengetuk pintu, Audrey sudah berdiri di ambang pintu dan melotot pada putrinya yang langsung menunduk ketika melihat sang mami yang tampak garang.

"Bu Audrey, mari masuk!"

Audrey langsung masuk, ia masih melirik putrinya yang sudah membuat ulah untuk ke lima kalinya dalam sebulan dan sebagai orangtua ia sudah dipanggil selama tiga kali dalam sebulan.

"Anak-anak, kalian keluar dulu dan tetap berdiri di depan ruangan," ucap wali kelas mereka berusaha menekan intonasi nada bicaranya.

Keduanya hanya mengangguk lantas keluar secara bersamaan, bisa terlihat mereka saling tendang meski dalam posisi berjalan, membuat guru mereka menghela napas kasar.

"Putri saya bikin ulah apa lagi, Bu?" tanya Audrey setelah duduk di depan meja kerja guru Nana.

Dua minggu yang lalu, Nana memasang ember berisi air di atas pintu kamar mandi, ia berkata ingin mengerjai salah satu murid laki-laki yang bandel. Namun, ia salah sasaran, yang terkena air itu bukan anak laki-laki yang di maksud, tapi guru dari kelas lain. Lalu empat hari yang lalu, Nana melempar penghapus papan tulis, ia melemparnya ke arah luar dan alhasil mengenai kepala guru kelas lain yang sedang melintas.

Audrey sampai memijat kepalanya karena benar-benar stres menghadapi putrinya kenapa bisa senakal itu.

Di luar ruangan, Nana dan bocah bernama Haidar mulai bersitegang lagi, mereka saling memicingkan mata. Entah hal apa yang bisa membuat keduanya berkelahi meski mereka baru satu kelas selama beberapa bulan.

"Heh, dasar narsis!" cibir Nana.

"Heh, dasar manja!" cibir balik Haidar.

"Kau bilang apa? Siapa yang manja? Kau lihat 'kan, aku berani melakukan semua tantangan yang kau berikan, jadi jangan pernah mengataiku manja!"

Nana tidak terima jika dirinya di bilang manja, gadis itu sedikit bar-bar sampai berani mencengkeram kerah seragam bocah laki-laki.

"Nana!!"

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Ini pasti menurun dari bar bar nya Audrey..😂😂😂😜

2023-12-18

0

ᴹᴮ.᩺𝓕ͥ𝓐ͭ𝓜ͥ✿.ᷮ𝓢ⷶ𝓲ͭ𝓹ͥ𝓪ͫ.

ᴹᴮ.᩺𝓕ͥ𝓐ͭ𝓜ͥ✿.ᷮ𝓢ⷶ𝓲ͭ𝓹ͥ𝓪ͫ.

ya ampunnn nana🤣🤣🤣🤣🤣

2021-07-22

0

Darna Dahlia

Darna Dahlia

si Nana pinter bela diri Kren itu thor

2021-04-19

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!