petualangan rimba

Ravin merasa begitu lega karena Aashita tidak benar-benar ingin menikah. Wanita itu masih sangat mencintai ayah Ravin dan enggan berpaling meski ada pria setampan artis Hollywood yang melamar wanita itu. Maybe, kalian jangan protes!

Kini hari-hari Ravin semakin berwarna, Nana kini sudah berumur satu tahun. Bayinya itu sudah bisa mengoceh dan diajak main, membuat Ravin dan Audrey tidak bisa meninggalkan putrinya itu lama-lama mengurus pekerjaan.

Ravin tengah duduk di bangku penumpang seperti biasa, ia sibuk membaca ulang surat kerjasama yang baru saja ia tanda tangani. Pria satu anak itu menengok jam tangannya berulang kali, menunggu Malik yang izin ke toilet tapi hampir setengah jam belum kembali.

"Anak itu tidak ketiduran di toilet karena mabuk, 'kan?" tanya pada diri sendiri.

Ia mengeluarkan ponselnya lantas mendial nomor Malik. Sebelumnya mereka menemui klien di sebuah bar, karena Ravin tidak minum dan mengingat jika dirinya ingin bermain dengan Nana setelah pulang, membuat Malik yang menggantikan dirinya menghabiskan minuman miliknya.

"Mal! kamu ke kamar mandi apa ke Mars!" teriak Ravin begitu kencang, memekik di telinga yang mendengar

"Iya, bentar! Saya sedang jalan ke sana, Tuan!" jawab Malik dari seberang panggilan.

Lima menit kemudian Malik tampak masuk ke mobil dan langsung duduk di belakang kemudi, ia menyalakan mesin dan melajukan mobil itu.

"Aku pikir kamu ketiduran, Mal!" ledek Ravin sedikit melirik Malik yang fokus menyetir.

Ravin mengernyitkan dahi karena Malik tidak menjawab perkataannya. Hingga tiba-tiba Malik mendesah kasar seraya memukul stir kemudinya membuat Ravin terkesiap.

"Mal! Kamu ini kenapa, hah!" bentak Ravin sedikit melotot.

Sadar kalau telah mengagetkan tuannya, Malik nyengir kuda menatap Ravin dari kaca spion. "Hehehehe. Nggak ada kok Tuan!" elaknya.

Ravin mencebik kesal, ia kemudian mengingatkan Malik untuk mengemudikan mobilnya dengan benar.

Akhirnya mobil mereka sampai di garasi, Ravin langsung keluar karena ingin segera bertemu putrinya. Langkahnya terhenti ketika merasa jika Malik tidak turun dari mobil. Pria itu menoleh dan melihat Malik masih di belakang kemudi belum ada tanda-tanda mau turun.

"Mal! Kamu mau tidur di dalam mobil?" tanya Ravin yang tentu saja hanya meledek.

"Nggaklah Tuan! Kepalaku saja pusing gara-gara tadi minum, habis ini saya masuk," jawab Malik sedikit memijat kepalanya.

"Aku kirain!" timpalnya.

Ravin langsung masuk begitu mendengar jawaban Malik. Ia menuju kamar yang kini sudah berpindah lagi ke lantai tiga.

"Uhukk!!"

Baru saja melangkahkan kaki masuk, Ravin sudah mendapat sambutan batuk yang dibuat-buat istrinya.

"Kok baru pulang!"

Audrey sudah berdiri di depan kamar ganti, tangannya bersidekap dengan kaki kanan yang ia hentak-hentakkan pelan.

"Bertemu klien, Drey."

Ravin langsung menghampiri istrinya, memeluk serta menghujani kening istrinya dengan kecupan.

Audrey menghidu aroma tubuh suaminya, ia lantas menyipitkan mata.

"Kok bau alkohol? Kamu dari bar?!"

"Iya, tapi-."

Baru akan menjelaskan, Audrey sudah mencebik kesal. Ia meninggalkan Ravin begitu saja.

"Lho! Lho! Aku belum selesai ngomong." Ravin mengejar istrinya yang sudah naik tempat tidur.

"Apa pegang-pegang?! Katanya kerja, ternyata enak-enak bersenang-senang, berapa gadis yang nemenin?"

Audrey merajuk, ia menarik selimut tinggi-tinggi sampai leher.

"Mana ada!" sanggahnya. "Aku tadi ketemu klien di sana, nggak minum juga. Kalau tidak percaya tanya Malik, buat apa aku bohong, Drey!" Imbuh Ravin merayu istrinya.

Audrey menoleh pada Ravin yang sudah mengusap-usap lengannya-Merayu.

"Bener? Nggak bohong?" tanya Audrey memastikan.

"Nggak! Demi cintaku padamu yang sebesar dunia," kelakar Ravin.

"Dih ...." Audrey memukul lengan Ravin keras.

Ravin memeluk istrinya, mengecupi sisi wajah hingga ceruk leher istrinya, membuat Audrey menggeliat kegelian.

"Eh ... Nana mana?" tanya Ravin yang tidak melihat putrinya.

"Lupa, Nana tadi siang katanya di jemput mamah, aku nunggu kamu tuh mau ajak jemput dia," jawab Audrey yang sempat lupa karena rasa cemburu suaminya bau alkohol.

"Kesempatan," ucap Ravin menaik turunkan kedua alisnya.

"Kesempatan apa?" tanya Audrey pura-pura nggak peka.

Ravin tidak menjawab, ia langsung menyambar daging tak bertulang istrinya, mengulum dan menyesapnya penuh gairah.

Semenjak ada Nana, tentu saja kegiatan bercocok tanam mereka harus terganggu. Kadang baru setengah jalan Nana sudah menangis minta ASI, kadang lagi pemanas putri mereka sudah menggeliat, membuat kegiatan mereka harus tertunda bahkan kadang tidak terselesaikan.

Nah, mumpung Nana di tempat neneknya, tentu saja Ravin tidak akan menyia-nyiakan kesempatan langka itu.

Ravin mulai mengabsen tiap jengkal kulit istrinya, melakukan pemanasan sebelum penjelejahan hutan mangrove, berharap tidak ada gangguan dan bisa berjalan sampai akhir.

Keduanya mulai melakukan peleburan, kini sudah tidak ada sehelai benang pun yang menempel pada tubuh keduanya. Ravin mulai memacu, memandu istrinya menuju kenikmatan surgawi. Terdengar suara desahan terus lolos dari bibir Audrey, karena biasanya dia harus menahan desahan lolos karena takut mengganggu bayinya.

Peluh bermanik di kening dan pelipis keduanya, Ravin mulai menambah ritme gerakannya tatkala gelombang tinggi menerjang tubuhnya, tubuhnya mengetat seraya mendongakkan kepala ketika lahar hangat mulai membanjiri lembah istrinya.

Keduanya terkekeh geli, bisa-bisanya memanfaatkan kesempatan langka tanpa putri mereka. Ravin mengecupi kening hingga kedua kelopak mata Audrey sebelum akhirnya ia bangkit untuk membersihkan diri.

"Ya, mandi lagi, Vin!"

Audrey mendesah, baru selesai mandi kini ia harus mandi lagi gara-gara kelakuan suaminya.

"Yuk, mandi bareng!" ajak Ravin menarik tangan istrinya.

"Jangan ada petualangan rimba mangrove season kedua lho! Yang ada nanti kita nggak jadi jemput Nana," ujar Audrey memperingatkan.

"Iya, nggak. Paling kecup-kecup dikit," seloroh pria itu yang langsung mendapat pukulan dari Audrey di lengannya.

_

_

_

_

Bagian Malik ngapain, bisaa kalian baca di buku 'Mencintai Pria Dewasa' ya, kalau yang udah baca di sana pasti tahu. Yang belum baca, kuy mampir😄😄😄😄

Terpopuler

Comments

Tante Lusi

Tante Lusi

ntar malik nikah sama Susan trs dibeliin rumah sama ravin karena selama jadi asisten ravin malik ikut dirumah ravin....seru pokoknya ceritanya...aku suka karyamu thor...semangat terus thor

2021-09-04

1

ᴹᴮ.᩺𝓕ͥ𝓐ͭ𝓜ͥ✿.ᷮ𝓢ⷶ𝓲ͭ𝓹ͥ𝓪ͫ.

ᴹᴮ.᩺𝓕ͥ𝓐ͭ𝓜ͥ✿.ᷮ𝓢ⷶ𝓲ͭ𝓹ͥ𝓪ͫ.

huhu aku suka cerita nya🥰🥰🥰

2021-07-22

0

Handayani Tety

Handayani Tety

nanti aku mampir tor... selesai kan ini dulu

2021-06-09

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!