“Ada apa dengannya?”
Itu suara ayahnya Lea, Duke Leonard apa jika aku minta tolong padanya dia akan menolongku sekarang, Tidak! Ayah Lea tidak pernah menganggap Lea ada karena ia berfikir Lea adalah penyebab kematian wanita yang ia cintai, aku harus bagaimana? ini benar-benar sakit sekali, apa aku coba saja.
“A.. ayah." Aku kesulitan berbicara karena menahan sakit.
“Leathina?” ...
Kenapa Dia malah diam begitu dengan tatapan kosong seperti itu, apa yang ia bicarakan aku tidak bisa mendengarnya. Apa hubungan ayah dan anak ini benar-benar sampai seburuk ini sampai-sampai sang ayah pun tidak peduli lagi, sudahlah aku tahan saja rasa sakitnya, aku yang salah berharap pertolongan pada orang yang sejak awal sudah tidak perduli. Ukh tapi ini benar-benar sakit, dari tadi kepalaku mendengar suara dengungan dan pandanganku mengabur.
“Ada apa Leathina, KATAKAN!”
Uh kenapa dia malah balik bertanya, bukannya sudah jelas aku kesakitan setidaknya beri aku pengobatan atau penawar rasa sakit. Apa harus aku katakan dengan jelas biar dia paham.
“Ayah, ini sakit sekali.”
“Aaakhh!”
Ini benar-benar sakit sekaligus menakutkan baik dari masa laluku ataupun ingatan dari Leathina sangat menakutkan. Tangan.. tangan.. aku harus menggenggam tangan seseorang untuk mengurangi rasa sakit ini setidaknya dengan menggenggam aku jadi tidak takut lagi karena terakhir kali aku mengalami kesakitan dan kematian sendirian tidak ada yang menemani, ah iya aku ingat ibuku dulu sering menggenggam tanganku jika aku sakit atau merasa takut serta membisikkan kata yang sangat menenangkan untuk didengar “Tenang saja, semua akan baik-baik saja aku ada di sisimu kamu tidak sendirian” Ibu, aku sangat merindukanmu sekarang.
Aku sudah tidak bisa melihat dengan jelas bagaimana ekspresi orang-orang saat melihatku sekarang ini, biar sajalah. Sekarang aku mengantuk sekali dari tadi mataku sangat berat, aku mau tidur saja.
.........
“Ada apa dengannya?” Kenapa anak ini tiba-tiba berteriak biasanya sesakit apapun Lea tidak pernah memperlihatkan ekspresinya pada orang-orang.
“A.. ayah."
Ayah? Ini pertama kalinya Lea memanggilku ayah, apa ia benar-benar merasa kesakitan. Selama ini aku selalu mengabaikannya dan berpura-pura bahwa dirinya tidak ada sehingga Lea pun menganggapku tidak ada dan tidak pernah memanggilku dengan sebutan ayah, normalnya dia akan memanggilku dengan sebutan Tuan Duke seperti para pekerjaku yang lain.
“Leathina? Dokter periksa dia dan cari tahu kenapa dia seperti itu.”
“Baik tuan Duke.”
“Ayah, ini sakit sekali.”
“Aaakhh!”
Ada apa dengannya, aneh sekali mendengarnya memanggilku ayah aku tidak menyukainya tapi mendengarnya juga tidak apa-apa itu bukan masalah besar bagiku, mungkin karena ia merasa kesakitan. Ada apa dengan tangannya dia seperti ingin menggapai sesuatu.
“Ada apa Lea, apa kau membutuhkan sesuatu?”
“Tangan.."
Tangan? Apa dia ingin menggenggam tanganku aku coba saja memegang tangannya. Huh dingin sekali, tangannya sangat dingin berbeda dengan tangan ibunya yang hangat jika di genggam, sayang sekali jika ibumu masi hidup ia pasti akan menggenggam tanganmu lebih baik dari ini asal kau tahu tangan ibumu sangat hangat.
“Dokter, apa sudah kau periksa kondisinya?”
“Iya Tuan Duke.”
“Bagaimana kondisinya?”
“Nona Lea mengalami syok berat, sepertinya penyebabnya adalah karena setelah lama berbaring dan tertidur dan tiba-tiba melihat banyak orang dan mengajaknya berbicara, Nona lea yang sudah lama tidak berinteraksi memaksakan dirinya untuk tetap terjaga dan sadar padahal kondisi tubuhnya masih sangat lemah.”
“Kalian dengar itu! Baiklah mulai dari sekarang tidak ada yang boleh mengunjungi Lea sampai pulih sepenuhnya hanya pengasuh dan pelayan pribadinya yang diperbolehkan untuk masuk. Sekarang kalian keluarlah!”
“Baik ayah, saya pamit undur diri.”
“Hum siapa juga yang mau berlama-lama di sini, ayo Nicholas sayang kita pergi.” Nice, ibu tiri Lea bergumam sambil berlalu pergi keluar dari kamar Leathina bersama anak Nicholas.
Baiklah sekarang aku akan pergi juga, tapi dia menggenggam tanganku sangat keras seperti anak kecil yang tidak ingin ditinggalkan sendiri sehingga aku tidak bisa melepaskan genggamannya tanpa harus membangunkannya terlebih dahulu. Baiklah jika begini tidak ada pilihan lain sampai Lea sadarkan diri dan melepaskan tanganku.
Tapi aku penasaran sebenarnya perasaan apa ini, hatiku seperti menggebu-gebu saat pertama kali Leathina memanggilku ayah. Aku memiliki dua putra yang juga sering memanggilku ayah tapi aku tidak pernah merasakan yang seperti ini, dan semakin erat Leathina menggenggam tanganku semakin aku menyukai genggamannya juga, walau ia menggenggam secara tidak sadar aku tetap merasa nyaman. Jadi mempunyai anak perempuan atau anak laki-laki itu memiliki perasaan yang berbeda. Apa ini yang di maksud oleh Adrian bahwa memiliki anak perempuan itu adalah sebuah anugerah, setiap ia datang ia selalu mengocehkan tentang betapa menabjukkan anak perempuannya itu.
“Tok.. Tok.. Tok.” (Suara ketukan pintu yang diketuk dari luar).
“Siapa?”
“Saya Anne, pelayan pribadi putri Leathina Tuan yang baru tuan, saya datang untuk membersihkan Putri Leathina, Ibu Dori bilang bahwa Nona Leathina tadi banyak berkeringat.”
“Masuklah.”
“Permisi, maaf apa tuan Duke bisa bergeser sebentar saya mau duduk di samping Nona Leathina agar mudah membersihkannya.”
“Letakkan saja beskom air dan kain lapnya di meja biar aku yang melakukannya.”
“Maaf Tuan?”
“Maksudku aku tidak bisa pindah karena Lea terus menggenggam tanganku dan tidak bisa aku lepaskan, jadi biar aku saja yang melakukannya untuk kali ini, tapi aku melakukannya bukan karena aku mau ini karena terpaksa.”
“Ah Baiklah Tuan Duke kalau begitu saya pamit undur diri.”
Kenapa pelayan itu sangat cerewet, siapa tadi namanya Anne. Padahal aku mau melakukannya karena terpaksa.
“Crekkk”
Aku harus memeras kain lapnya terlebih dahulu agar Lea tidak basah dan melapnya secara perlahan. Kamu tumbuh menjadi gadis cantik, rambutmu berwarna merah seperti batu rubi, rambutmu juga sama seperti warna milik rambut ibumu, dan warna matamu berwarna biru seperti milikku, sayang sekali jika saja dia masih hidup memilikimu akan sangat sempurna dan akan menjadi sebuah anugerah, baik untukku ataupun untuk ibumu, tapi karena dia sudah tidak ada di dunia ini memilikimu dan melihatmu tumbuh secantik ibumu itu seperti duri yang tumbuh dari dalam, menyakitkan.
“Ibu, aku sangat merindukanmu.”
“Lea? Apa kau sudah bangun bisa lepaskan tanganku?”
Ah, ternyata dia mengigau. Lea mengigaukan sesuatu tentang ibunya. Tapi apa pantas kamu merindukan ibumu, ibumu meninggal karena kelahiranmu, dan karena itu aku menjadi seperti sekarang kau sendiri yang menjadi penyebab semua kesakitan yang aku alami seandainya ibumu tidak mempertahankanmu dan memilih tetap bersamaku dia tidak akan kehilangan nyawanya dan tetap hidup sampai sekarang, kau adalah penyebab kematian wanita yang sangat aku cintai oleh sebab itu aku membencimu.
Seharusnya dari awal aku tidak mengulurkan tanganku semakin aku melihatmu semakin aku membencimu Leathina, tapi walau bagaimanapun kamu tidak sepenuhnya bersalah maka dari itu setidaknya memberi apapun yang kamu mau adalah salah satu caraku menebus kesalahanku padamu.
Duke Leonard melepaskan genggaman tangan Leathina secara paksa dan beranjak pergi meninggalkan Leathina karena merasa kesal, Duke tidak mengetahui apa yang membuatnya kesal dan malah melampiaskan kemarahannya pada Leathina.
......***......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 257 Episodes
Comments
Dede Mila
bapak gaje....🤦
2024-07-01
0
DNK • SLOTH SINN
next
2022-03-28
0
Dazai Osamu~
itu egoiss kmu ngga mikir apaa perasaanyaa istrimu ketika anak yg dikandung selama sembilan bulan lamanyaa malah diperlakuin kya gitu dibenci tanpa sebab? mikir dongg ngelahirin kann taruhanya nywa
2022-03-17
1