Kebaya putih dengan bawahan rok motif batik, membungkus tubuh indah Lovena.
sangat indah dan serasi di tubuhnya yang ramping dan mungil.
Sebentar lagi dia akan memasuki fase baru dalam hidupnya.
Ijab kabul selesai di ucapkan, kata sah bergema di selingi doa mengiringi sakralnya sebuah pernikahan yang di impikan gadis itu.
Sepanjang resepsi Pria tampan itu tidak berhenti tersenyum manis padanya. Apalagi saat memasangkan cincin bertahtakan berlian di jari manis. Lovena terpukau menatap jari manisnya
Cicinn itu sangat indah.
Dia balas dengan menyematkan cincin satunya kemudian mencium tangan Ghiff dengan takzim di selingi kecupan hangat mendarat di kening.
Jantung Lovena bergetar karena bahagia.
Air mata haru mentes begitu saja
Ghiffari Azzam Bashir Al- hazhiq, tersenyum lembut
Menyeka tetes bening di pipinya.
Ibu Hanum turut bersuka cita, bahagia sekaligus bangga . Mendapatkan menantu, tampan, pintar, dan kaya raya.
Dan pointnya pemuda itu dengan tulus mencintai Lovena,bersedia menerima putrinya apa adanya tanpa memikirkan perbedaan status sosial mereka
Dalam sekejap, orang - orang yang dulunya mencemooh berubah drastis bagaikan kerabat dekat.
Menjadi Sok kenal sok dekat.
Tetangga yang suka menggunjing berbalik menjilat
Ada benarnya kata orang bijak, Jika uang bisa merubah pandangan orang-orang.
Selanjutnya Lovena dan Ghiff melakukan sungkeman di Kaki Ibu.
Sambil mengelus bahu putri dan menantunya, dia memberikan petuah bijak.
Agar mereka nyaman menjalani biduk rumah tangga kelak.
" Patuhi dan layani suamimu dengan baik, ingatlah seorang gadis yang sudah menikah baktimu untuk suami bukan pada ibu atau keluarga mu lagi."
Lovena mengangguk seraya mengusap air mata. Dia memeluk Hanum semakin erat.
" Nak Ghiff. Tolong jaga putri ibu, sekarang Lovena menjadi tanggung jawab mu. Seandainya dia berbuat salah dan membuat hatimu tak ridha, Nasehati dengan tutur kata yang baik dan lemah lembut.. Jika kau sudah tak sanggup menghadapinya kelak, tolong kembalikan ia pada ibu."
Ibu Hanum meraih tangan Ghiff, menggenggamnya. Memandang nya dengan mata berkaca- kaca
"Tolong jangan sakiti Lovena, Sejak kecil dia sudah banyak menderita." Lirih Ibu Hanum dengan. wajah getir.
" Baik Bu..Aku janji, akan menjaga Lovena baik-baik, seperti ibu menjaga dia selama ini."
ibu tersenyum lega melihat kesungguhan sang menantu.
Menjadi istri dari seorang
sesempurna Ghiffary, Ibarat sebuah mimpi indah yang menjadi nyata.
Lovena terjebak dalam dongeng, si Upik abu yang berubah menjadi Cinderella dengan keajaiban sepatu kaca
Tidak! Lovena tak butuh keajaiban untuk mendapatkan pangerannya
Kenyataan nya, pangerannya mengenal Lovena tanpa perlu bantuan peri labu.
Lovena merasa beruntung sekali mendapatkan cinta dari seorang pangeran yang menjadi idola para wanita.
Air mata haru tergenang di pelupuk mata, kala tangan tua ibu dan Faiz, adik yang ia sayangi memeluk nya erat. Saat ia memasukan baju- baju ke dalam koper. Hari itu juga Ghiffari berniat memboyong Lovena untuk tinggal bersama di rumahnya.
" Faiz berdoa, semoga pernikahan kakak selalu bahagia, langgeng sampai tua..." kata Faiz menahan tangisnya.
" Amin.."
" Faiz kok nangis!??"
" Faiz Nggak tahan, terlalu bahagia melihat kakak bahagia. Selama ini kakak banyak berkorban untuk kita semua."
Menghela nafas, Lovena mengelus kepala Faiz yang ikut duduk di sisi ranjang.
" Tak ada yang berkorban, semua yang Kakak lakukan karena kakak sayang kalian semua.."
" Terima kasih kak.."
Ucap Faiz tulus.
" Terima kasih juga, sudah mendoakan pernikahan kakak.
Faiz dan Andika jangan khawatir, meski sudah menikah, kakak tidak akan melupakan tanggung jawab kakak
pada kalian.
" Terima kasih kak..maaf kami belum bisa membalas kebaikan kakak Sampai sejauh ini" batin Faiz masih dengan mata berkaca-.
" Belajarlah yang giat. Kakak ingin Faiz, jadi orang yang sukses. Supaya tidak ada lagi orang yang meremehkan kita."
Lovena, Ibu, dan Faiz, keluar dari kamar Lovena.
Tersisa sedikit tamu masih betah mengobrol dengan Ghiff.
Diam-diam, Lovena mengamati suaminya dari jauh.
Meski kaya dan berasal dari kalangan atas, Ternyata Ghiff adalah sosok yang humble dan ramah.
Jauh sekali dari kesan tinggi hati apalagi sombong seperti kebanyakan orang kaya.
Rasa kagum Lovena tumbuh semakin besar pada suaminya. Dia
Semakin jatuh cinta padanya.
Bagaimana bisa lelaki sempurna itu mencintai dirin, dia merasa sangat beruntung meski masih tidak mempercayai kenyataan itu sendiri.
Andika Menghampiri, ragu- ragu duduk di sisi Lovena.
" Kak Lovi..." tegur nya pelan.
Andika yang sejak tadi mengamati Dari jauh, memberanikan diri mendekat.
" Dika..!?" Lovena tersenyum manis.
" Ada apa?" tidak biasanya anak itu mau bicara pada nya.
Andika ingin memeluk dan memberi ucapan selamat
Tapi ragu Lovena tidak bersedia di peluk.
Dia hanya diam dengan wajah menunduk sedih.
Lovena merengkuh Andika dalam pelukan.
Sesaat dia merasa bahu remaja itu berguncang.
Dia menangis.
"Apa kakak, akan pergi?" Tanyanya disela isak tangis.
"Kakak tidak pergi, Dik, hanya pindah."
"Andika takut. Siapa yang akan menjaga Andika setelah kakak pergi..." keluhnya sendu.
Lovena merenggangkan pelukan menatap Andika tajam.
" Anak Laki- laki tidak boleh cengeng dan pengecut. Jadilah pria berani yang penuh tanggung jawab."
Andika menyeka air mata mengangguk mengerti maksud Lovena.
" Sekarang kamu adalah anak tertua di rumah ini, kakak titip Ibu, Faiz dan Mama Dessy padamu."
Andika tersenyum getir.
"Ya, Kakak juga, Tolong jaga diri baik- baik.karena Aku tidak bisa lagi menjaga kakak.."
Lovena mengusap rambutnya. Andika yang tingginya jauh di atas Lovena membuat Lovena harus berjinjit untuk menyentuh kepalanya.
Remaja itu sebenarnya sedang bersedih karena kepergian Lovena, meski berusaha menutupi.
jelas terlihat dia begitu sedih.
Meski terlahir sebagai saudara tiri, Lovena sangat menyayangi Andika. baginya faiz dan Andika adalah sama.
Andika, lebih tua beberapa bulan dari Faiz...
Meski sifat Nakalnya selalu merepotkan,Lovena tak pernah berkata kasar padanya.
" Ayo berangkat.." suara Merdu suaminya.
Membuyarkan drama keluarga Lovena dan Andika.
Lovena melihat berkeliling ternyata semua tamu sudah pergi.
Ghiff tersenyum pada Ibu dan kedua adik Lovena, lalu mengambil Koper yang berisi baju Lovena.
Mengenakan jas yang di jahit khusus untuknya, Ghiff terlihat semakin tampan mempesona.. Lovena tak bosan- bosan memuji suaminya dalam hatinya.
Lovena merasa begitu kerdil saat ia disandingkan dengan pria itu. Apakah orang- orang punya pemikiran yang sama?
Lovena sadar, diri memang tak pantas untuk seorang Ghiffari.
Tetapi Ghiff yang memilih membuat Lovena jatuh cinta.
Ghiff yang mengejar, memaksanya jatuh cinta dengan sikap nya yang manis.
Padahal jangankan jatuh Cinta,
Berpikir pun, Lovena tidak berani.
"Hish! kebiasaan burukmu. melamun sambil menatap ku? Kita jadi pulang atau tidak!? Atau... kamu mau, kita menginap saja di sini menghabiskan malam pertama kita di rumahmu?." pancing Ghiff mengedipkan mata Menggoda.
Merah merona wajah Lovena menunduk tersipu malu.
masih belum terbiasa biasa terhadap Ghiff.
Mereka belum lama saling mengenaa sekitar satu bulan pria itu sudah nekat melamar Lovena
"Sesuai keinginan, Mas. Kita pulang ke rumah mu" sahut Lovena lirih dan malu- malu
Ghiff tersenyum lega, Anehnya ada yang berbeda dari senyuman itu.
Lovena merasa senyum Ghiff, lebih seperti sebuah seringai Licik. Lovena berharap dia salah tafsir saja.
Pekarangan itu semakin menjauh, seiring lambaian tangan Ibu dan Adik- adik. Lovena membalasnya hingga Ibu dan Adik- adiknya hanya terlihat sebagai sebuah titik kecil.
Kembali air mata sedih menetes tanpa terasa, dan dia cepat-cepat menyeka. sebelum suaminya sadar dan melihatnya menangis.
Hari ini di sedang bahagia jadi tak boleh terlihat bersedih. Jika merindukan mereka Kapan- kapan bisa datang berkunjung
Meski Rasanya berat meninggalkan rumah dan keluarga.
Dua puluh tiga tahun Hidup bersama, menikmati suka dan duka. Kini semua menjadi masa Lalu yang indah untuk di kenang
Mobil sport yang dikendarai Ghiff semakin jauh bergerak.
Di tengah perjalanan perut lovena terasa sedikit perih karena lapar.
Dia ingat belum sempat makan apa pun sejak pagi.
"Aku lapar, Mas, bisakah kita cari makan, sebelum pulang?" tanya Lovena hati-hati.
Ghiff hanya melirik acuh dengan muka tanpa ekspresi.
" Aku tidak punya waktu meladeni mu....kalau perutmu lapar apa urusan ku!?"tanyanya dingin.
Pria itu terlihat kesal.
"Mas, kenapa bicara begitu, Aku tidak sempat makan pagi tadi, karena pagi- pagi sekali sudah harus di rias dan dipakai kan gaun Nikah."
Ghiff menghela nafas dengan malas.
"Sudah! jangan banyak mengeluh, belum sehari jadi istri sudah banyak mengeluh dan merepotkan.Aku tidak perduli kau lapar atau kenyang. Duduk saja dengan tenang Kau tidak lihat aku sedang fokus menyetir..! jangan bawel, aku paling tidak suka perempuan kolokan."
Nada suara yang begitu dingin di tambah ekspresi. datar yang di tunjukan Ghiff, mengaduk- ngaduk perasaan.
Lovena menatap penuh tanya pada Ghiffari yang begitu serius menyetir mobil.
Mungkin dia sedang lelah. Pikir Lovena memaklumi.
makanya bicaranya jadi ketus dan menyakitkan hati.
" Mas... kamu kenapa? Mas marah, padaku? Apa aku, punya salah..??' Imbuh Lovena menahan diri agar air matanya tidak tumpah.
Terdengar suara tawa ledekan yang sangat menggangu
"Kamu tidak punya salah sayang... Ayahmu yang punya salah...Berani mengusik kebahagiaan seorang Ghiffari." dengan mata melirik tajam, mendadak hati Lovena tak tenang.
" Jika bukan karena kebodohannya. Tidak mungkin, aku sudi terlibat dengan wanita sepertimu.
Bahkan dalam mimpi saja aku merasa Jijik padamu. Wanita murahan yang bisa di sentuh siapa pun." Perkataan Ghiff, terasa menghujam Ulu hati, sangat menyakitkan.
Tak ingin memperpanjang masalah, Akhirnya Lovena diam.
" Apa kau tidak mengenali aku?."
Menanggapi pertanyaan Ghiff, Lovena coba mengingat dan mencocokan memori
Dia yakin. SE umur hidup belum pernah bertemu Ghiff sekali pun.
kecuali sebulan lalu , saat pertama kalinya mereka bertemu.
'
Ghiff tertawa mengejek
" Kau memang perempuan naif yang bodoh, jika kau tahu, mungkin akan berpikir seribu kali menerima aku sebagai suamimu, Aku ucapkan, selamat datang di neraka mu sendiri, Nona manis."
Ghiff terbahak ,ada getir terselip lewat tawanya.
" Maksud, Mas. Apa? Lovena mulai ketakutan oleh sikap Ghiff.
Aku ingin tahu, Kenapa Mas juga berubah begini. Tolong jelaskan padaku..? kumohon aku takut..."
"Baguslah jika kau takut.. Nanti juga kau akan mengerti.".sahut Ghiff singkat.
Dia membelokan mobil mereka, memasuki sebuah rumah mewah.
Ghiff segera memarkirkan mobil di garasi.
Belum sempat mengagumi rumah mewah sang suami.
Tanpa bicara Ghiff menarik Lovena keluar dari mobil.
Menyeretnya tanpa peraaaan masuk ke dalam rumah mewah itu..
Hills yang dipakai Lovena menyulitkan langkah kakinya mengikuti derap kaki Ghiff yang panjang dan bergerak cepat.
Lovena sampai di buat terseok-seok.
Di tambah lagi, dia masih mengenakan kebaya dan rok batik yang sempit.
"Mas,.lepaskan! kamu menyakiti aku..!!" Lovena meronta-ronta
Berharap suaminya tidak menarik tangannya sekeras itu.
Tanpa mempedulikan protes Lovena, Ghiff tetap melanjutkan aksi. Malahan
semakin mengetatkan cengkraman di lengan,
membuat memar kemerahan di pergelangan tangan.
Lovena dibawa melewati ruang demi ruang yang sangat luas.
Beberapa orang yang berpapasan terlihat bingung tapi tidak mencegah atau menegur Ghiff.
Ghiff lalu berhenti di depan sebuah pintu ruangan paling belakang.
Tak bicara sepatah pun,
Lovena di lemparkan Dengan tak manusiawi ke dalamnya.
Kegelapan menyambut Lovena.
Bau tak sedap menembus hidung.
Udara lembab debu dan Panas.
Lovena terjerembab di lantai yang dingin.
Dia mengedarkan pandanganya penuh rasa takut dan sedih.
"Mas...?!" " Panggil Lovena dengan suara bergetar.
Ghiff menyeringai mendekat dan duduk secara berjongkok didepan nya.
Masih penasaran kenapa sikap Ghiff tiba-tiba berubah bagai monster yang menakutkan.
Plak!
Sebuah tamparan mendarat. Di ikuti tarikan kencang di rambut Lovena yang kini sudah awuta- awutan memaksanya mendongak. Lovena melihatnya, tak ada lagi sorot cinta mata itu, yang ada hanyalah bara api kemarahan.
Pria itu menjadi sosok asing baginya, Seringainya bagaikan serigala yang ingin mencabik- cabik Lovena.
.
" Jangan sekali- kali lagi, memanggil aku dengan sebutan, Mas. Mulai hari ini, kau hanya tawananku dirumah ini.."
Ghiff mengencangkan tarikannya di rambut membuat Lovena menjerit lirih menahan sakit.
"Lepasakan aku, kamu sudah tidak waras, Mas.."
Plak!
Tamparan kedua mendarat.
Dwselingi tatap mata dingin yang membekukan sekujur tubuh.
"Sudah aku peringatkan, jangan panggil aku Mas....kau hanya tawanan ku dirumah ini, Dan Ya, aku memang tidak waras, setelah kematian istriku dua tahun lalu."
Ungkap Ghiff.
"Istri? Maksudnya apa? Apakah ,dia sudah menikah?
Lovena menyentuh Pipinya mengusap pelan.
perih, namun hatinya jauh lebih perih dari sebuah luka sayatan sebuah pisau.
Air mata Lovena luruh, dadanya terasa sesak.
" Aku tidak tahu, apa masalahmu.
Juga salahku padamu, jika kau menyesal dengan. pernikahan ini, Tolong ceraikan aku, sebelum semua terlambat...."
Lovena menyeka kasar air matanya.
Sangat terpukul di perlakuan tak manusiawi di hari pertama pernikahan.
Bi Sumarni!, Bi..!!!"
Panggil Ghiff, lantang.
Seorang wanita seusia ibu Lovena datang.
wanita itu terlihat bingung dan sedikit bergidik melihat yang di lakukan Ghiff terhadap Lovena.
" Tolong, Kunci anak pembunuh ini di gudang. jangan biarkan dia keluar seinci pun dari tempat ini
Tanpa izin dariku. Mulai hari ini, gudang yang gelap ini adalah kamarnya.."
Titah Ghiff tanpa melihat Lovena sedikit pun.
" Tapi..Siapa dia, Tuan..?" Tanya Bi Marni heran.
" Dia adalah wanita yang akan membalaskan kematian Anggia dan Alifa putri kecil kami yang malang."
jawab Ghiff parau
" Putri!?"
" Istri!?"
Lagi- lagi dia menyebut tentang istri dan....anaknya?
Apakah Ghiff sudah pernah menikah sebelumnya.
Lalu di mana istri dan anaknya sekarang?
Kepala Lovena mulai berputar dan berdenyut.
Sebenarnya ada apa ini.
Kenapa jadi rumit begini?
Ghiff pergi begitu saja, meninggalkan Lovena bersama Bi Marni.
Sebelum Bi Marni sempat mengunci Gudang. Lovena menerobos keluar, mengejar Ghiff yang hendak naik tangga menuju ke kamarnya.
" Jelaskan semua padaku agar aku mengerti.." Tegas Lovena. Dia menarik lengan Ghiff, memaksa pria itu menghadapnya.
Ghiff menghentak tangan Lovena Jijik
"Jangan menyentuhku sembarangan!"
Seolah sentuhan Lovena Itu Najis dan kotor.
Tanpa menjawab Ghiff melanjutkan langkah dsngan muka Dingin.
Baru sebentar mengecap sedikit kebahagiaan, kini kebahagian itu pergi begitu saja. Lovena merasa hidupnya memang ditakdirkan untuk tidak bahagia.
Suami yang baru ia nikahi bagaikan orang asing yang tidak dia kenali lagi.
Dalam sekejap berubah dingin dan kasar.
Kado yang sangat pahit bagi pernikahannya.
Lovena masih mematung dalam hening dengan seribu tanya memenuhi benak ketika Bi Marni menyusul ke ruang tengah.
Tanpa bicara menarik paksa Lovena kembali ke gudang.
Mendorong tubuh Lovena dan mengunci pintunya, sesuai instruksi Ghiff.
Lovena berteriak di balik pintu menggedor dan mengamuk. Tapi tak ada satu pun menaruh belas kasihan.
.
Akhirnya Lovena pasrah, dan menangis hingga air matanya mengering.
Setelah berhasil mengatasi rasa takut dan sedih Lovena coba berpikir jernih.
Dia mulai mencari- cari jalan untuk keluar dari gudang dan kabur dari rumah ini.
Sayangnya, gudang ini hanya terdiri satu pintu tanpa jendela, bahkan tanpa ventilasi udara.
Lovena duduk lemas dengan bersandar pada Pintu. pasrah.
Lovena menghidupkan Phonsel memeriksa kondisi gudang.
Banyak sekali barang- barang yang ditempatkan di dalam gudang itu.
Hingga hanya tersisa sedikit tempat yang kosong.
Lovena duduk lelah di lantai memeluk lututnya dengan pilu sambil berdoa. semoga Suaminya di berikan kesadaran.
Meyakinkan diri, Jika Ghiff hanya mengurung Lovena untuk sementara waktu saja di Gudang.
Lovena bangkit dan mulai membersihkan gudang.
memakai peralatan yang ada.
Sebuah karpet.persia usang yang menarik perhatian, Saat Lovena menggelar karpet itu seekor kecoak keluar dari gulungan karpet membuat Lovena menjerit histeris.
Dia juga menemukan selembar kasur tipis bekas dan ikut menggelarnya di atas karpet.
Setelah selesai Lovena membaringkan tubuhnya di atas kasur itu.
Tidak terlalu nyaman, tapi jauh lebih baik daripada tidur di lantai yang dingin dan lembab.
Meski berusaha memejamkan mata. Lovena Tidak bisa tidur sama sekali. Rasa panas dan lapar membuat dia sangat tersiksa.
Waktu menunjukan jam sepuluh malam.
Seharusnya Lovena menikmati Malam pertamanya bersama suami tercinta. Bukannya terkurung dalam gudang secara meyedihkan.
Disaat mulai merasa sedikit nyaman
seekor tikus melintas di kaki . Lovena bergidik geli, terbangun dan berteriak-teriak panik seperti orang Gila.
Dengan sigap berlari kearah pintu dengan gaduh memanggil nama Ghiffari dengan suara menyayat.
Lovena sangat anti pada tikus, dia sangat takut dan jijik pada hewan pengerat itu.
" Mas..Mas Ghiff! Tolong buka pintunya, disini gelap dan banyak tikusnya, Mas aku takut..." Rengek Lovena..
Namun seberapa pun kerasnya Lovena berteriak, Ghiff tak tertarik untuk berbaik hati membuka pintu gudang.
Lovena akhirnya terduduk lemas dilantai dengan pasrah sambil memeluk lutut. Sambil tetap waspada. Berharap tak ada tikus susulan yang keluar tiba-tiba.
Terbayang kembali saat Ghiff melakukan pendekatan.
Setiap malam Ghiff datang ke Klub.
Dengan setia menunggu hingga Lovena selesai bekerja. Ghiff datang untuk memastikan Lovena aman.
Bahkan membuat pengunjung yang kurang ajar pada Lovena, tidak punya akses untuk masuk kembali kedalam klub itu.
Siapa yang tidak baper, ada pemuda, yang nyaris sempurna memberikan perhatian sedetail itu.
Lovena gadis polos yang tak pernah jatuh cinta sebelumnya. Ghiff adaalah cinta pertama baginya
Mudah sekali bagi Ghiffari menaklukan seorang gadis yang masih polos dan Lugu.
Tanpa pacaran, Ghiff melamar Lovena dengan cara yang sangat romantis.
Ghiff melamar nya dihadapan semua pengunjung Klub.
Berlutut dihadapan lovena sambil mengangsurkan kotak beludru kecil berisi cincin dengan hiasan berlian. Ia mengucapkan Lamaran lewat pengeras suara.
Suaranya bergema di seluruh ruangan, malam itu. semua orang bisa mendengarkan dengan jelas.
" Aku, Ghiffary Azzam Bashir Al- hazhiq, akan melamar seorang gadis pujaan ku, Lovena Saraswati Hamid baha, dia bekerja sebagai pelayan di klub malam ini." Ghiff mengedarkan matanya ke setiap sudut Klub.
Tapi tak menemukan sosok Lovena
"Lovena.....! di manapun kau berada saat ini, Aku hanya mengatakan hal ini, Lovena sayang..... Will you Merry me..?"
Saat itu Lovena sedang berada di toilet. Baru selesai menangis kesal karena dilecehkan oleh seorang pria yang meremas bokong Lovena tanpa Ijin.
Ghiff memang sengaja datang terlambat untuk memberi kejutan, Jadi tak bisa menjaga Lovena.
Lovena kaget mendapati para pengunjung bergerombol kompak melihat ke arahnya sambil tersenyum penuh arti.
Sesaat kemudian, Ghiff menyonsong dan berlutut di hadapan.
" Lovena menikahlah denganku.."
Senyum dan tatapan mata yang tulus.
Bayangan kebaikan Ghiff, membuat Lovena tanpa ragu menerima Lamarannya.
Seminggu setelah lamaran romantis itu, mereka telah sah menjadi pasangan suami istri. Malam ini, Lovena malah terjebak di gudang dengan seribu tanda tanya yang belum ia ketahui jawabannya..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
kasian dengan Lovena..
2023-05-31
0
Nur Hidayat
ujung ujungx bucin
2021-06-08
0
Kris Sasti
pingin terus baca tapi...habis
2021-04-09
0