Bab Tiga masa lalu Ghiff

Flash back on.

Dia masih muda, Baru berusia 26 tahun. Tapi sudah berhasil mendirikan sebuah perusahaan besar skala internasional.

Dengan statusnya sebagai pengusaha nomor satu yang sangat di segani, dia sering di minta memberi sambutan di setiap acara pertemuan para pengusaha.

Laki- laki berwajah sangat sempurna itu dengan penuh percaya diri turun dari podium.

Para Audiens berebut menyalaminya.

Ghiffari Azzam, pemilik sebuah perusahaan telepon seluler yang sedang naik daun.

Selalu terlihat mencolok dan menarik perhatian, dimana pun ia berada. Sifatnya ramah dan murah senyum menjadikan dia seseorang yang di sukai juga di segani.

Selain itu pintar, fisiknya yang sempurna sering menjadi pembincangan hangat bagi kaum hawa.

Meski semua wanita mengetahui statusnya yang sudah menikah dan memiliki seorang putri, tak sedikit pun mengurangi ketertarikan wanita terhadapnya.

"Tuan, Anda ingin langsung pulang. Atau...kembali ke perusahaan?"

Seorang pria muda bertanya sopan padanya. Saat keduanya menyusuri Lobby bersama pengusaha lain yang mengiringinya untuk keluar dari gedung tempat seminar.

Dia adalah Robby asisten pribadi Ghiffari.

Dia pintar, kompeten juga tampan.

Sebenarnya di luar jam kerja, Ghiff dan Robby adalah sahabat. Mereka sudah akrab sejak jaman Kuliah. Keduanya pria istimewa yang selalu di kejar- kejar oleh para gadis.

Ghiff tak langsung memutuskan, dia melihat ke arah jam yang melingkar di pergelangan tangan.

" Kau saja yang kembali ke perusahaan, Aku lelah sekali dan ingin pulang" Sahut Ghiff singkat.

" Baik, Tuan..." sahut Robby patuh.

Dan bergegas pergi untuk mengambil kendaraan pribadi milik Ghiff di area parkir gedung.

Sepanjang hari ini, Ghiff merasa hatinya tidak tenang.

Semalam ia mengalami mimpi yang sangat buruk. Dia mendapat

Firasat, sesuatu yang buruk akan terjadi padanya. Ghiff tidak berani menceritakan pada siapapun mengenai ketakutannya, Khawatir di tertawakan.

"Tuan..!. Anda, melamun?" Teguran Robby membuat

Ghiff tersentak. Robby sedang menatap cemas padanya.

Dia menyondor kan kunci mobil milik Ghiff.

"Apa perlu, saya Mengantarkan anda Pulang?" tawar Robby.

Ghiff menggeleng.

"Tidak usah! kurasa, Aku hanya sedikit lelah."

Menepuk pelan bahu Robby, lalu melangkah menuju Mobil yang sudah di parkir Asistennya, di depan Lobby Hotel.

Ghiff meluncur bersama kendaraannya untuk pulang ke kediamannya yang mewah bak istana.

Tak sabar bertemu Anggia, istri cantiknya dan Putri kecilnya Alifa.

Memasuki gerbang, Ghiff agak heran melihat tak ada satpam yang Berjaga di depan Pos.

Rumah juga terkesan lenggang dan sepi. Padahal masih jam tiga sore.

Ghiff berpikir akan memecat satpam yang sangat teledor itu, karena meninggalkan posnya tanpa penjagaan.

Meski ada Cctv yang terpasang untuk memantau Aktivitas di luar rumah Ghiffari.

Ghiff kembali membawa mobilnya menuju garasi dan memarkirkan di sana.

Biasanya Anggia akan bergegas keluar begitu mendengar mobil Ghiff datang, dia berdiri depan pintu untuk menyambutnya dengan pelukan dan memberikan senyum manis penuh cinta.

Ghiff berpikir positif, mungkin, Anggia sedang tidur atau sedang menyusui Alifa, hingga tak mendengar suaminya datang dan menyambutnya seperti biasa.

Sepatu Pantofel Ghiff terdengar nyaring ketika beradu dengan tangga saat naik menuju ke lantai dua. Heran karena tidak melihat satu pun pelayan hilir mudik di rumah.

Padahal pelayannya ada enam orang, selalu terlihat sibuk sepanjang waktu.

" Kemana semua orang? Kenapa sepi begini?" batin Ghiff semakin curiga.

Ghiff semakin tidak nyaman.

Tiba di lantai dua,Ghiff menyusuri Lorong melewati beberapa kamar dan ruang yang kosong.

Samar- samar telinganya menangkap suara- suara aneh dan Isak tangis dari arah kamar utama. Penasaran,

Dia mempercepat langkahnya.

" Anggia...!?" Ghiff berseru sebelum kakinya mencapai kamar itu.

Suara itu semakin jelas terdengar.

" Alifa....Apa yang terjadi?"

Firasatnya buruknya semakin nyata.

Ghiff yakin, Sesuatu telah terjadi di rumah itu.

Ghiff pun berlari dengan detak jantung di luar batas normal.

Ghiff berdiri tertegun di depan pintu kamar.

Dia berhenti bernafas, Detak jantungnya semakin kencang memompa.

Ghiff mematung dengan mata terbelalak. Orang- orang yang ada di kamar itu seremapak melihat ke arahnya dengan tatapan mata terkejut.

"Apa yang kalian lakukan? di rumahku!!!!?" pekiknya penuh amarah.

"Selamat datang, Bos..!!"

Kedua orang asing bertopeng itu jalan mendekat, menempelkan senjata Laras pendek di pelipis.

Ghiff melihat semua orang sudah berkumpul di kamar itu.

Anggia, Alifa, Satpam dan seluruh pelayan. Mereka di paksa duduk bersama di lantai dan di todong kan senjata yang membuat mereka semua menggigil ketakutan.

Kemudian Ghiff di tarik masuk kamar, tubuhnya di dorong kasar hingga terjerembab ke lantai.

Ghiff mengengsot mendekati Anggia cemas.

" Sayang... kamu baik- baik saja?"tanyanya penuh perhatian.

Memeriksa kondisi Anggia dan Alifa dengan teliti.

Ghiff mengambil alih Alifa dari gendongan Anggia. Syukurnya Bayi mungil itu sedang tidur dengan lelap.

" Serahkan semua benda- benda berharga Anda, Tuan Ghiff.!" Bentak perampok itu. Mengalihkan Ghiff.

" Ambillah apa yang kalian inginkan. Tolong lepaskan mereka semua! " Ghiff membalas lantang.

Kedua perampok yang memakai pakaian serba hitam, tertawa senang di balik topeng yang di kenakan nya.

" Ternyata anda baik hati. kalau begitu Berikan sandinya!"

Ghiff pun menyebutkan nomor Sandi brankas tempat ia menyimpan semua harta benda berharga Miliknya...

Ghiff tak ingin semua orang celaka.

Tubuhnya sampai bergetar menahan Amarah, mengepalkan tangan menahan diri agar tidak menghajar kedua perampok itu.

Sebagai pemegang sabuk hitam taekwondo tingkat tinggi, mudah saja melumpuhkan kedua penjahat itu.

Tapi semua orang dalam posisi terjepit. tak mungkin baginya bertindak gegabah.

Ghiff harus menyimpan amarah demi membuat semua orang aman. meski seluruh tubuhnya merasa gatal ingin menghajar kedua penjahat itu.

"Ikut aku!" Salah satu perampok menarik Ghiff bersama menempelkan kembali pistol itu di belakang kepala.

" Bawa aku ke tempat kau menyimpan seluruh kekayaanmu"

Ghiff berusaha melawan.

" Kau mau melihat istri dan anakmu tewas di tempat?" Tanya salah satu perampok dingin dengan moncong senjata mengarah pada Anggia dan Alifa bergantian.

Dengan geram, Menyerahkan Alifa kembali pada Anggia, Ghiff berjalan mendahului si perampok.

Meski kesal dan marah Ghiff berjalan patuh menuju brangkas.

" Lepaskan mereka..!" Cetus Ghiff. Sebelum tiba di ruangan yang di tuju.

" Anda tenang saja, Setelah mendapatkan keinginan kami, mereka akan bebas dengan selamat."

"Katakan, di mana letak brangkas nya?" bertanya tak sabar sambil menekan moncong senjata di kepala Ghiff.

Ghiff melirik Anggia merasa bergidik melihat senjata itu juga mengarah pada istrinya. Seandainya perampok itu teledor dan menarik pelatuknya tanpa sengaja. Anggia pasti tidak selamat.

" Ada dibalik lemari pakaian, Tekan gagang pintu itu, kalian akan mendapati ada ruangan lain di balik tembok, Di Sana tersimpan semua Aset-Aset saya.." Jelas Ghiff pasrah. Tidak perduli kehilangan semua harta benda, Asalkan Anak istrinya selamat.

Ghiff sangat takut Kehilangan orang-orang tercinta , dia pernah mengalaminya saat kehilangan kedua orang tua.

Ternyata Mimpi dan firasat buruknya sejak semalam menjadi kenyataan. Rumahnya di masuki oleh perampok.

Salah satu perampok mengikuti instruksi Ghiff, Mereka menuju lemari besar berisi pakaian Ghiff.

Ketika Gagang pintu di tekan, salah satu dinding di kamar Ghiff bergerak, Menyisakan rongga sebesar pintu. Di dalamnya terdapat sebuah ruangan sempit yang berisi brangkas. perampok itu meminta Ghiff memasukan kode sandi.

" Awas! kalau kau berani menipu, Ku bunuh istrimu!" Ancam penjahat itu disela Ghiff bekerja.

Pintu brangkas terbuka. Perampok itu berbinar senang menyaksikan isi brangkas. Uang Tunai ratusan juta perhiasan dan surat- surat berharga.

Dengan tak sabaran memindahkan semua isinya ke dalam tas yang sudah mereka siapkan.

Setelah selesai keduanya bersiap untuk pergi.

" Kami akan pergi dengan damai, Tuan Ghiff. Terima kasih atas kerja samanya..." Kata mereka terbahak - bahak dan menyeret Anggia ikut keluar dari kamar.

Terseok-seok Anggia mengikuti langkah kedua perampok Dengan membawa Alifa dalam gendongan.

Ghiff ikut mengekori dengan penuh ketakutan, dia sudah tidak bisa berpikir jernih, Bibirnya menyerukan nama Anggia dan Alifa, berulang kali.

Bayi di dalam Gendongan Anggia menangis.

Mereka berhenti di depan pintu utama.

Tangisan Bayi membuat kedua perampok itu kalang kabut.

" Suruh dia diam!!" Bentak salah satu perampok menutup telinganya jengah.

Kesempatan itu di manfaatkan Anggia. Dia nekat

Menggigit tangan perampok yang sejak awal menodongkan senjata padanya. Senjata itu jatuh,

Anggia menendangnya menjauh.

keadaan menjadi kacau.

Kedua perampok itu makin panik

Apalagi salah satu senjata sudah berpindah tangan pada satpam Ghiffari.

"GO- BLOk!"

Penjahat lainnya mengumpat pada temanya yang ceroboh.

"Kau membuat posisi kita terjepit. Ah sial!!"

Pria lainnya mengarahkan senjatanya ke arah Anggia.

Mata Anggia terbelalak.

" TIDAK! JANGAN..!!!" Ghiff berteriak panik terkesan putus asa. ketika penjahat itu manekan pelatuk pistol yang mengarah langsung ke dada Anggia.

Dor!

Sebuah tembakan meledak di petang itu.

Sebutir timah panas melesat mengenai Alifa, Timah panas itu menembus tubuhnya, Berakhir di dada Anggia.

Anggia ambruk bersimbah darah.

Keadaan menjadi hening sesaat, seperti sebuah Roll film yang berhenti diputar.

"SAYANG....ANGGIA....!!! ALIFA...!!.OH TUHAN...!! TIDAKKKKK!!!! APA YANG KALIAN LAKUKAN!!?? MENGAPA KALIAN MENEMBAK ISTRI DAN PUTRIKU...!!" Ghiff berteriak, menjerit secara histeris, meracau tidak jelas, Berlari ke arah istrinya yang terbaring tak berdaya.

Ghiff membawa tubuh Alifa dan Anggia dalam dekapan.

" Anggia..Alifa, kumohon jangan pergi. bangunlah! jangan pergi, bangun....!! aku tidak bisa hidup tanpa kalian, Anggia..apa yang harus aku lakukan.!??"

Ghiff menggila.

" Ma- maaf kan A-ku mas.."

Tiba- tiba terdengar suara Anggia yang sangat lirih dan terputus-putus.

Sementara kedua perampok sudah keluar dengan tergesa dari rumah Ghiff, memanfaatkan kelengahan pemilik rumah yang belum sadar sepenuhnya.

Fokus mereka hanya tertuju pada Anggia dan Alifa.

Terdengar deru sepeda motor meninggalkan halaman rumah Ghiff dan semakin menjauh.

namun Ghiff sudah tidak perduli.

Bahkan para perampok itu lupa pada hasil rampokannya meninggalkannya begitu saja.

"Kumohon... bertahanlah, aku akan membawa kalian ke rumah sakit..."

Anggia mengulurkan tangannya menyentuh wajah Ghiff. Menyeka air matanya yang mengalir deras.

" Tidak...kami akan pergi Ghiff..kumohon jangan bersedih, aku tidak mau melihatmu bersedih" kata Anggia, tersendat. Meski menahan segenap rasa sakit, Anggia masih berusaha tersenyum.

Ghiffari menggenggam tangan Anggia yang penuh darah.

Mengecupnya tanpa rasa jijik sedikitpun.

Mereka bertatapan sejenak dalam diam,Ghiff benar-benar tidak tahu harus berbuat apa.

Ketika mata indah Anggia perlahan terpejam dan aliran nafasnya terhenti.

Ghiff hanya mampu menangis putus asa.

Dia tahu kekasihnya sudah pergi untuk selamanya.

Istri dan putri kecilnya sudah meninggalkannya seorang diri

Ghiff hanya melihat keduanya dengan getir. Setidaknya

Wajah Damai Anggia dan Alifa sedikit mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh Ghiff.

"Semoga kalian bahagia..."

Ghiff menatap istrinya sepuas yang ia bisa, setelah ini, dia tidak akan melihatnya. karena

Kepergian mereka adalah untuk selamanya.

Ghiff mengepalkan tangan dengan muka penuh amarah dan dendam.

" Sayang...Aku berjanji akan membalas semua perbuatan jahat mereka kepadamu. Lihat saja setelah ini mereka tidak akan pernah bisa tersenyum untuk menatap dunia."

Flash back off

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

sedihnya..

2023-05-31

0

Nur Hidayat

Nur Hidayat

mlngx anggia

2021-06-08

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kematian yang memicu dendam
2 Bab 2 tipuan Ghiff
3 Bab Tiga masa lalu Ghiff
4 Bab empat kado yang pahit
5 Bab lima kenyataan yang menyakitkan.
6 Bab enam permainan nasib
7 Bab Tujuh kau pantas jadi piaraanku
8 Bab delapan Kena DBD
9 Bab sembilan peraturan baru
10 Bab Sepuluh Kamu budak dan Fiona pulang..
11 Bab sebelas wanita kotor
12 Ban Dua belas... Tanda tanya Fiona
13 Bab tiga belas Ibu aku baik-baik saja
14 Bab Empat belas Lovena yang melakukannya
15 Bab Lima belas. Kebingungan lovena
16 Bab Enam belas Kau sakit jiwa, Ghiff
17 Bab Tujuh belas Dia tahu...
18 Bab Delapan belas. Gelisah.
19 Bab sembilan belas rencana kunjungan orang tua Anggia.
20 Bab Dua puluh.
21 Bab 21 Adik ipar Ghiff, Nindya.
22 Bab 22 Nindya menjalankan aksinya
23 Bab 23 perlukah melukaimu agar patuh?
24 bab 24 Rencana jahat Bi Marni
25 Bab 25 pijiti aku!
26 Bab 26 Rencana fiona
27 Bab27 Dibawah pengaruh obat perangsang part satu
28 Bab 27 Akibat obat perangsang pasti Dua
29 Bab 29. melayaninya selayak istri
30 Bab 30 kau pria terangsang itu
31 Bab 31 Menembus badai
32 Bab 32 Menemukakan pondok untuk berteduh
33 Bab33 mencari kesempatan dalam kesempitan
34 Bab34 Gadis masa lalu
35 Bab35 Menyesal
36 Bab 36 Rencana tidur sekamar
37 Bab 37 Para pembenci
38 Bab 38 ceraikan aku!
39 Bab 39 Di ijinkan menjenguk ibu
40 Bab 40 Pamit
41 Bab 41 Jangan pergi lovi
42 Bab 42 Mengunjungi Andika dipenjara
43 Bab 43 Otak mesum Nindya
44 Bab 44 mertua culas
45 Bab 45 Satu Lift denganya
46 Bab46 selingkuh
47 Bab 47 Hatinya panas
48 Bab48pertemuan yang tak terduga
49 49 Flash Back On
50 Bab 50 Pertemuan yang manis
51 Bab 51 Memamfaatkan keadaan
52 Bab 52 Aku ingin tahu perasaanya
53 Bab 53 Jebakan Nindya
54 Bab 54 pagi yang manis bersamanya
55 Bab 55 Karyawati sombong
56 Bab.56 naik bus bersama
57 Bab 57 Lovena dipanggil menghadap
58 Bab 58 Ghiff Bertindak
59 Bab 59 Balasan untuk Devita
60 Bab 60 Makan siang bersama Ammar
61 Bab 61 menghilangkan jejaknya
62 Bab 62 Apakah kau cinta padaku?
63 Bab 63 new begining
64 Bab 64 Berita buruk
65 Bab 65 Mulai berjalan normal
66 Bab 66 tak akan melepasnya dengan mudah
67 Bab 67 Status yang harusnya diketahui semua orang
68 Bab 68 Tidak mungkin berkhianat
69 Bab 69 Hubungan Rahasia
70 Bab 70 dijebak
71 Bab71 Mereka ditangkap polisi
72 Bab 72 masa lalu Anggia.
73 Ghiff kecewa pada Asistenya
74 Bab 74 Meninggalkan masa lalu
75 Bab75 Ibu Hanum punya rencana.
76 Bab76 Dipaksa bertunangan.
77 Bab 75 Ibu bertandang ke kantor
78 Bab 78 Permintaan ibu Lovena
79 Bab 79 Ghiff marah
80 Bab 80 Kau ratuku
81 Bab 81 Ingin punya bayi
82 Bab 82 Mulai terungkap
83 Bab 83. Karena Ibu sakit
84 -Bab 83 keputusan Ammar
85 Bab 84 Ghiff merelakanya
86 85 Malam pertunangan yang megah
87 Bab 86 Usaha Ghiff menjauhi lovena
88 Bab 87 Kejutan tak terduga
89 Bab 88. Ibu, dia separuh jiwaku
90 Bab 89 Memutuskan tinggal bersama
91 DBab 90. didekati wanita lagi
92 Bab 91 Giska di tangkap
93 Bab terakhir. Last part Happy ending
94 Bab terakhir. Last part Happy ending
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Bab 1 Kematian yang memicu dendam
2
Bab 2 tipuan Ghiff
3
Bab Tiga masa lalu Ghiff
4
Bab empat kado yang pahit
5
Bab lima kenyataan yang menyakitkan.
6
Bab enam permainan nasib
7
Bab Tujuh kau pantas jadi piaraanku
8
Bab delapan Kena DBD
9
Bab sembilan peraturan baru
10
Bab Sepuluh Kamu budak dan Fiona pulang..
11
Bab sebelas wanita kotor
12
Ban Dua belas... Tanda tanya Fiona
13
Bab tiga belas Ibu aku baik-baik saja
14
Bab Empat belas Lovena yang melakukannya
15
Bab Lima belas. Kebingungan lovena
16
Bab Enam belas Kau sakit jiwa, Ghiff
17
Bab Tujuh belas Dia tahu...
18
Bab Delapan belas. Gelisah.
19
Bab sembilan belas rencana kunjungan orang tua Anggia.
20
Bab Dua puluh.
21
Bab 21 Adik ipar Ghiff, Nindya.
22
Bab 22 Nindya menjalankan aksinya
23
Bab 23 perlukah melukaimu agar patuh?
24
bab 24 Rencana jahat Bi Marni
25
Bab 25 pijiti aku!
26
Bab 26 Rencana fiona
27
Bab27 Dibawah pengaruh obat perangsang part satu
28
Bab 27 Akibat obat perangsang pasti Dua
29
Bab 29. melayaninya selayak istri
30
Bab 30 kau pria terangsang itu
31
Bab 31 Menembus badai
32
Bab 32 Menemukakan pondok untuk berteduh
33
Bab33 mencari kesempatan dalam kesempitan
34
Bab34 Gadis masa lalu
35
Bab35 Menyesal
36
Bab 36 Rencana tidur sekamar
37
Bab 37 Para pembenci
38
Bab 38 ceraikan aku!
39
Bab 39 Di ijinkan menjenguk ibu
40
Bab 40 Pamit
41
Bab 41 Jangan pergi lovi
42
Bab 42 Mengunjungi Andika dipenjara
43
Bab 43 Otak mesum Nindya
44
Bab 44 mertua culas
45
Bab 45 Satu Lift denganya
46
Bab46 selingkuh
47
Bab 47 Hatinya panas
48
Bab48pertemuan yang tak terduga
49
49 Flash Back On
50
Bab 50 Pertemuan yang manis
51
Bab 51 Memamfaatkan keadaan
52
Bab 52 Aku ingin tahu perasaanya
53
Bab 53 Jebakan Nindya
54
Bab 54 pagi yang manis bersamanya
55
Bab 55 Karyawati sombong
56
Bab.56 naik bus bersama
57
Bab 57 Lovena dipanggil menghadap
58
Bab 58 Ghiff Bertindak
59
Bab 59 Balasan untuk Devita
60
Bab 60 Makan siang bersama Ammar
61
Bab 61 menghilangkan jejaknya
62
Bab 62 Apakah kau cinta padaku?
63
Bab 63 new begining
64
Bab 64 Berita buruk
65
Bab 65 Mulai berjalan normal
66
Bab 66 tak akan melepasnya dengan mudah
67
Bab 67 Status yang harusnya diketahui semua orang
68
Bab 68 Tidak mungkin berkhianat
69
Bab 69 Hubungan Rahasia
70
Bab 70 dijebak
71
Bab71 Mereka ditangkap polisi
72
Bab 72 masa lalu Anggia.
73
Ghiff kecewa pada Asistenya
74
Bab 74 Meninggalkan masa lalu
75
Bab75 Ibu Hanum punya rencana.
76
Bab76 Dipaksa bertunangan.
77
Bab 75 Ibu bertandang ke kantor
78
Bab 78 Permintaan ibu Lovena
79
Bab 79 Ghiff marah
80
Bab 80 Kau ratuku
81
Bab 81 Ingin punya bayi
82
Bab 82 Mulai terungkap
83
Bab 83. Karena Ibu sakit
84
-Bab 83 keputusan Ammar
85
Bab 84 Ghiff merelakanya
86
85 Malam pertunangan yang megah
87
Bab 86 Usaha Ghiff menjauhi lovena
88
Bab 87 Kejutan tak terduga
89
Bab 88. Ibu, dia separuh jiwaku
90
Bab 89 Memutuskan tinggal bersama
91
DBab 90. didekati wanita lagi
92
Bab 91 Giska di tangkap
93
Bab terakhir. Last part Happy ending
94
Bab terakhir. Last part Happy ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!