Lovena Saraswati, Gadis cantik berusia 20 tahun. Terlahir sebagai putri tertua dari seorang perampok terkenal bernama, Hamid Baha.
Sejak kecil hidup serba sulit dan menyedihkan. Ayah yang kasar serta suka selingkuh nyaris tak perduli pada keluarganya.
Meskipun begitu, Lovena tumbuh menjadi gadis cantik dan baik. Bertanggung jawab, dia iuga giat bekerja menggantikan Ayah sebagai tulang punggung keluarga.
Setelah dewasa, Hamid Baha, tersandung kasus kriminal karena merampok dan membunuh Istri serta anak seorang pengusaha terkenal.
kasus itu sangat heboh Hingga seluruh media berlomba memberitakan. Akibatnya, semua orang mengetahuinya.
Sejak peristiwa itu, Keluarga Lovena sering mendapat gunjingan orang- orang mulai berprasangka buruk
Memandang rendah mereka. Mencurigai setiap gerak- gerik, di mana pun mereka berada selalu di curigai dan di musuhi.
Lovena tak habis pikir, Bagaimana seorang Ayah tidak pernah memikirkan dampak dari perbuatan buruk itu pada keluarganya.
Mendapat sangsi sosial lebih menyakitkan dari pada hukuman penjara itu sendiri. Andai bisa, Lovena ingin meneriakkan pada orang-orang, bila Keluarganya tidak seperti yang mereka pikirkan.
Tapi siapa yang mau percaya? siapa yang perduli? mereka hanya melihat semua masalah hanya dari sampulnya.
Label Jahat itu sudah melekat pada keturunan Hamid baha, Sekali jahat selamanya akan tetap dianggap jahat.
Tak ada lagi Kehidupan yang tenang. Semua berubah bagai di Neraka.
Tiga tahun berlalu, Ayah juga sudah menerima hukumannya.
Lovena dan keluarganya bertekad membuka lembaran baru.
Semasa hidup, Hamid Baha, memiliki dua istri.
Salah satu wanita selingkuhannya Hamil. Ayah menikahinya tanpa setahu Ibu..
Dessy, Nama wanita itu.
Wanita materialistik yang sangat mencintai uang dan benda- benda mewah.
Karena gaya hidup istri mudanya yang lebih besar pasak daripada tiang, Hamid sampai harus terjebak dalam dunia kriminal demi membuat wanita yang pantas disebut anaknya itu bahagia.
Usia Dessy hanya bertaut sepuluh tahun lebih tua dari Lovena.
Hamid menikahinya saat usianya enam belas tahun.
Sejak pernikahan keduanya, Hamid nyaris melupakan Istri dan Anak- anaknya.
Waktunya lebih banyak di habiskan bersama istri muda
Karena sejak kecil, sudah biasa di abaikan oleh Hamid. Lovena menjadi sosok yang tegar dan mandiri.
Kadang Lovena berpikir jika kematian ayah yang tragis adalah hukuman yang sepadan dengan rasa sakit yang ditanggung ibu sepanjang hidup.
Setiap kali melihat ayah selingkuh dan menghabiskan uang nya untuk menyenangkan hati perempuan lain membuat hati ibu terluka.
Seringkali Ibu hanya menyediakan nasi dan garam, untuk makan sehari- hari.
Sementara Ayah, justru sedang makan enak di Restoran atau melakukan liburan mewah bersama wanita gelapnya.
Merasa di manja oleh Hamid, Dessy sering bersikap kurang ajar pada Ibu.
Suka mencari gara- gara,
Merampas uang yang seharusnya jatah ibu, Meminta ibu mencuci bajunya, Dessy memperlakukan Ibu seperti pembantu.
Bila Ibu menolak permintaanya. Maka Hamid akan datang dan menyiksa semua orang. Bahkan Lovena dan Faiz tak luput dari kekejaman Hamid.
Kini setelah ayah meninggal, Bukanya sadar dan berubah, wanita itu masih juga menyusahkan keluarga Lovena.
Dia ibarat benalu yang mencekik pohon yang dia tumpangi hingga kering dan mati.
Sementara Andika, putra Dessy terkenal Nakal dan suka membuat masalah, Baik di sekolah dan di lingkungan pergaulan.
Suka membolos, tukang palak, juga suka membully teman- temanya serta suka memancing pertengkaran.
Dalam sebulan, bisa beberapa kali, Lovena di panggil pihak sekolah.
Setelahnya Lovena
Memohon- mohon, agar Andika diberi kesempatan menyelesaikan pendidikan di SMA itu, karena jika dikeluarkan dia akan berhenti sekolah selamanya.
Dessy nyaris tidak perduli kepada Andika.
Baginya Andika hanya beban.
Sejak dua tahun Lalu, Lovena bekerja sebagai pelayan di sebuah klub malam yang cukup terkenal.
Bekerja di Klub malam, menjadi alasan lain yang membuat Lovena di pandang negatif oleh para tetangga.
Di cap sebagai gadis murahan sudah biasa.
Tapi Hanya di di klub malam itu, dia di terima bekerja, gajinya juga lumayan tinggi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
Lovena memilih tidak perduli pada penilaian Orang, Yang penting Lovena tidak merugikan siapa pun.
Dia juga menjaga dengan baik martabat nya sebagai seorang wanita.
Dengan penuh tekad menebalkan muka, menutup telinga terhadap Gunjingan orang- orang.
Mereka hanya pintar mencemooh, bukan memberikan solusi bagi Lovena.
Padahal tidak pernah tahu bertapa sulitnya hidup Lovena.
Untuk menopang Ibu dan kedua adiknya.
Meski Satu adik kandung dan satunya adik tiri. Lovena sangat sayang pada keduanya.
Bekerja di klub malam bukanlah hal yang mudah dijalani. Hampir setiap malam mendapat sering mendapat perlakuan tidak senonoh, kerapkali di lecehkan dan perlakukan seperti perempuan murahan. Perlu kesabaran ekstra menghadapi pelanggan yang tidak baik.
Resiko bekerja Bar dan Klub malam.
Beberapa pria bahkan ingin membooking Lovena untuk menginap bersama di hotel
Lovena menolak dengan tegas.
Biar miskin dan terhina, Lovena tidak akan pernah menjual diri.
Lovena sudah siap dengan seragamnya Klub, Rok mini hitam di atas lutut dengan kemeja putih polos yang di selipkan rapi ke dalam pinggang.
Meski sudah biasa memakai nya, Lovena tetap merasa risih dan tidak nyaman.
" Lovena..!"
Seorang pria berkulit putih memiliki tubuh ramping dengan mata sipit memanggil. Suaranya tenggelam bersama hentakan musik yang di putar oleh DJ.
Lovena gegas mengdekat, tidak ingin membuat pria itu menunggu.
Pria ramping bermata sipit keturunan cina dan indonesia.
Adalah manager Klub tempat Lovena bekerja.
" Iya, Bos"
Lovena berdiri tegak menunggu apa yang ingin di katakan pria itu.
"Bisakah kamu melayani pelanggan Vvip, malam ini?"
Terpana. Lovena menatap Bos nya sedikit Aneh.
" Tidak salah, Tuan meminta saya untuk melayani tamu Vvip?"
Tanyanya tak yakin.
Di klub ini, bisa melayani pelanggan VVIP adalah suatu keberuntungan.
Setiap pelayan menginginkan posisi itu.
Pelanggan khusus VVIP biasanya lebih royal memberi tips, cenderung sopan, dan tidak menyusahkan.
Mungkin karena memikirkan image atau tidak punya selera pada wanita bar yang di anggap tidak selevel.
Makanya pekerjaan Khusus itu, hanya di lakukan oleh pelayan yang berwajah sangat cantik dan memiliki attitude yang baik.
Tamu Vvip biasanya pejabat terkenal, artis dan pengusaha.
Dan Lovena jauh dari kriteria cantik sekali. Tapi bisa di pastikan dia punya attitude yang baik.
" Tentu saja. kenapa? kau meragukan kemampuanmu sendiri?"
tanya manager itu.
" Bukan begitu, Saya hanya sedikit kaget."
" Cepatlah bersiap-siap. Dan buka sedikit kancing bajumu. Kau bukan anak sekolah tapi pelayan Bar."
Melirik kancing baju Lovena yang menutupi seluruh dadanya.
Sedangkan Pelayan lain tanpa sungkan memperlihatkan belahan dadanya pada para tamu.
"Saya tidak nyaman, Bos. Saya menjual jasa bukan menjual tubuh saya" Tegas Lovena.
Karena sudah tahu watak keras kepala Lovena,manager membiarkan Lovena dengan prinsipnya.
Yang penting dia bersungguh- sungguh dalam bekerja.
Sebenarnya Pria itu sedikit bingung, kenapa Tuan Ghiff meminta Lovena, khusus untuk melayani dia dan teman- temannya.
Tak ada yang istimewa dari pelayan itu.
Lovena sudah siap dengan tugasnya.
Menyusun minuman sesuai pesanan dan gelas slowky di atas nampan.
"Jangan lupa, layani mereka sebaik mungkin. Mereka orang- orang penting dan istimewa. Apalagi Tuan Ghiffari Azzam Bashir al- hazhiq, Sifatnya pemarah, perfeksionis tapi juga Pendiam. Jangan Sampai mereka merasa tidak nyaman karena di layani olehmu. paham!." Manager kembali mengingat kan Lovena, untuk kelima kalinya.
Manager melakukannya karena takut mendapat Masalah .
Ghiff merupakan salah satu sahabat karib dari pemilik klub malam itu.
" Iya, pak bos, saya akan hati-hati "
Siapa pun tahu, Artinya tamu penting,
Harus di layani dan di perlakukan secara istimewa.
Lovena pasti akan bekerja maksimal melayani mereka. Kecuali diminta melakukan sesuatu yang tidak wajar, dalam tanda kutip, tindakan tidak terpuji.
" Aneh sekali, Si Bos. kalau tidak yakin dengan kemampuan ku, kenapa meminta ku melayani Tuan sempurna itu."
"Hanya menuangkan Minuman apa susahnya sih?" Batin Lovena.
Lovena pun pamit pada Manager.
Menaiki tangga, membawa nampan hati- hati sambil berlatih tersenyum.
Minuman pesanan mereka sangat mahal. Bisa di pecat Lovena, bila memecahkan nya. mana sanggup dia menggantinya
Dia tiba di lantai dua. Di depan Ruang VVip Klub. Iringan musik terdengar seirama dengan Degup jantung Lovena yang berdetak dua kali lebih cepat.
Lovena menarik nafas Lalu menghembuskan perlahan... bertekad tidak boleh tegang apalagi Gugup.
Mereka manusia biasa sama seperti dirinya.
Tak ada yang perlu di takut kan. Pikir Lovena
" Ayo Lovena, kamu bisa, santai saja"
Tok!
Tok!
Tok!
Lovena menunggu didepan pintu dengan tegang.
" Masuk..!"
Terdengar suara berat khas laki-laki dari dalam.
Lovena masuk sambil tersenyum ramah.
"Permisi, Tuan- tuan."
Meletakan Nampan hati- hati di atas meja.
Tiga pemuda itu duduk di sofa panjang dan melihat kompak padanya.
Lovena melirik sekilas karena penasaran.
Mereka terlihat kaya dan masih muda.
Menilai dari penampilan. Semua yang mereka pakai. Bermerek dengan barang branded mahal
Jam, Baju, sepatu. Semua terlihat mewah bagi Lovena.
Dua tahun bekerja di Klub malam itu, dia jadi dapat membedakan Kualitas seseorang dan dari golongan apa.
Lovena sedikit nervous tidak menyangka jika tamu yang akan di layani, masih muda dan tampan- tampan.
Terutama pria itu...
Pria itu kelihatan cuek dan tenang, duduk santai, bersandar di sofa dengan kaki panjangnya saling bertumpu... Tatapan matanya tajam mengarah ke arah Lovena.
Lovena di buat gugup sekali.
Pandangan lovena sesaat terpaku padanya. mengagumi tanpa sadar.
Tuhan menciptakan mahluk indah itu begitu sempurna.
Mata, hidung, bibir, rahang, alis, semua begitu enak untuk dilihat.
Kulitnya putih dengan mata sedikit sipit tapi jeli seperti serigala.
Sifatnya tenang, dengan sorot mata sedingin es.
Merasa Lovena hanya berdiri dan terpaku melihat dirinya, pria itu pun menegur.
" Apa lagi yang kau tunggu? cepat, tuangkan minumannya."
Lovena sadar dan Mengerjap kaget.
" Eh, iya maaf, Tuan. Saya lupa..." Dia menjawab dan tersenyum kikuk sadar atas kebodohannya.
Dengan kikuk menata gelas dan mengisinya dengan minuman yang sudah di pesan oleh ketiga tamu terhormat itu.
Sambil melayani mereka Lovena tak bisa berhenti melirik padanya.
Pria itu membuat Lovena hilang fokus.
Seolah telah di tarik hatinya untuk terus melihatnya.
Rambutnya tebal lurus, alis hitam, bulu mata lentik seperti wanita, hidung mancung dengan Bibir bervolume sedang dan merah alami.
"Siapa namamu?" Suaranya dalam dan seksi ketika bertanya.
Ah! Bahkan Lovena mengagumi suaranya.
sampai tak sadar pria itu sedang bertanya.
" Kamu, melamun? Teman ku bertanya siapa namamu?" Pria satunya menegur Lovena yang masih terpaku melihat Ghiff.
" Eh, ya..? apa?" jawab Lovena bodoh berpaling pada Robby.
" Sudah, lupakan" Robby menahan senyumnya dan melirik Ghiff penuh arti.
Lovena sadar, menunduk.malu- malu.
Bagaimana bisa sebodoh itu, melamun sambil memandangi pria itu.
Sejak kejadian itu, Ghiff terus saja mencuri- curi pandang ke arah Lovena.
Sesekali tersenyum memikat ketika tatapan mereka bertemu.
Jantung Lovena semakin berdebar hebat setiap sorot tajam itu dan senyumannya mengarah padanya.
Berkali- kali dia harus memalingkan wajah, pura- pura fokus pada pekerjaannya.
Rasa panas menjalar di wajah.
Untung Saja ruangan itu tidak cukup terang untuk memperlihatkan rona merah di pipinya.
Ke tiga pria itu terlihat obrolan santai tentang banyak hal.
Kebanyakan tentang bisnis dan wanita. Sebenarnya hanya dua temannya yang mengobrol sedangkan si Tampan hanya menjadi pendengar yang baik. Dia terlihat bosan dengan tema percakapan. Sesekali menjawab bila di tanya. Selebihnya dia sibuk mencuri- curi pandang pada Lovena.
Minuman terus dituang dalam gelas dan para pria itu selalu saja menghabiskannya.
Salah satunya mulai mabuk. sikapnya mulai Agresif, bicara juga melantur dan mesum. Bahkan berani bersikap kurang ajar pada Lovena.
Berulang kali berusaha menyentuh Lovena.
Untung dia selalu berhasil menghindar.
Malm ini Lovena merasa ada yang aneh dengan manager.
Mengapa Hanya Lovena sendiri yang di minta melayani Tuan- tuan Muda ini.
Padahal Biasanya, bila tamu yang datang lebih dari dua orang, Manager akan menyediakan dua pelayan atau lebih. Klub juga tak terlalu sibuk karena bukan Week end.
Pria itu melanjutkan aksinya meski sudah di cegah oleh dua pria lainnya.
Lovena menghindar dan menjauh, melakukan secara halus dan sopan, agar pria itu tidak tersinggung.
Ingat pada pesan manager tidak boleh mengecewakan tamu. tapi bagaimana jika tamu sudah bersikap tidak pantas.
Lovena tidak bisa diam saja. Apalagi menyangkut harga diri.
Merasa di tolak, pria itu menjadi kesal .
Tanpa terduga menarik paksa Lovena, dengan kasar mendorong tubuhnya mungilnya berbaring dilantai.
Pria itu menumpuk tubuh Lovena menguncinya dengan kedua tangan.
Lovena meraung.
Karena pria itu
mencabik-cabik kemejanya.
" Tolong... Le-lepaskan saya, tuan..!"
Air mata ketakutan tumpah tak tertahankan.
mengemis belas kasihan pria itu.
Matanya mengarah penuh rasa takut pada laki- laki itu.
"Jangan Tuan. Sadarlah! Anda Sedang dalam pengaruh Alkohol" Pekik Lovena mengingatkan.
Pemuda tampan yang terlihat dingin dan pendiam itu, bergerak cepat mencoba membantu membebaskannya dari cengkraman laki-laki itu.
Pria yang mengurung Lovena berontak tidak ingin melepaskan mangsa begitu saja.
"Jangan ikut campur, Ghiff..!" Mengeram dan mendorong Ghiff yang berusaha menariknya dari tubuh Lovena. Pria yang di panggil Ghiff itu tidak mau menyerah.
" Saffar, sadarlah!. kau akan menyesal bila melakukannya, Gadis ini bisa menuntut atas kekerasan seksual. "
Pria itu kembali mengingatkan.
Saffar terkekeh geli.
" Di tuntut!? dia hanya ******, Sudah biasa begini, ya, kan!?. Babe?"
tanyanya pada Lovena.
Spontan Lovena menggeleng.
" Tidak! tolong lepaskan saya, Tuan."
Karena Saffar tak perduli dengan peringatannya, Ghiff beralih pada pria satunya.
" Robby. Sepertinya Saffar mabuk berat. Tolong papah dia ke toilet, cuci mukanya agar sadar dari pengaruh Alkohol"
Pria yang di panggil Robby dengan patuh menjalankan tugasnya.
Sedikit memaksa keduanya menarik Saffar dari Lovena. Setelah berhasil, Robby segera membawanya ke kamar mandi.
Perhatian Ghiff, beralih pada Lovena.
" Kau, baik- baik saja?" Tanyanya penuh perhatian, suaranya lembut menenangkan.
Lovena berusaha bangkit sambil menutupi Asetnya yang sedikit terbuka dengan kedua tangan. Kemeja yang ia pakai sudah tak berbentuk lagi.
Ghiff membuka jaketnya dan mengulurkan pada Lovena. Dia memalingkan muka dengan sungkan.
Tubuh Lovena hampir setengah telanjang.
" Pakailah jaket ini, tutupi tubuhmu."
Dengan gemetaran
Lovena memakai jaket pemberian Ghiff, hati- hati.
" Maaf temanku membuat kekacauan... dia melakukannya karena mabuk."
Lovena mendongak menatap mata pria itu yang memperlihatkan rasa bersalahnya.
Entah kenapa Lovena merasa hatinya Luluh.
Lovena pun tersenyum kecut
" Tidak apa, Tuan. Saya tahu..."
Nenerap menit kemudian
Saffar dan Robby kembali dari kamar mandi, Wajah Saffar terlihat jauh lebih segar saat ini.
Robby mendudukkan Saffar di sofa memeganginya agar tidak kembali berulah terhadap Gadis pelayan itu.
"Apa kau, terluka?" Ghiff kembali bertanya dengan wajah menunjukan rasa cemas pada Lovena.
Perhatiannya sungguh membuat wanita manapun tersentuh hatinya.
Jarang sekali ada yang memperhatikan lovena selama ini, di dukung dengan wajahnya yang tampan serta memilki senyum yang memikat siapa pun pasti akan berbunga-bunga.
" Te-terima kasih, Tuan... Tapi saya baik- baik saja. Hanya sedikit kaget" Jujur Lovena lirih,menyeka air mata sambil merapatkan jaket di tubuhnya.
Hangat dan wangi.
"Pergilah! kau terlihat sangat kacau..pasti butuh waktu untuk menangkan diri" Kata pria itu mengusir Lovena pergi.
" Terima kasih, Tuan..."
Ah! Bagaimana pria tampan itu, bisa sebaik ini.
Biasanya pria yang memiliki kelebihan seperti dirinya angkuh dan tidak perduli pada pelayan rendahan seperti Lovena
Apalagi Lovena hanya gadis biasa tidak secantik pelayan lain.
Meneteskan air mata haru, Lovena berjalan keluar dari ruang VVIP, dalam hati memuji- muji kebaikan pria bernama Ghiff.
Sesaat setelah kepergian Lovena. Wajah Ghiff berubah dingin dan rasa puas memenuhi seluruh wajahnya
" Bagus, Saffar! Akting mu sungguh memukau." Ghiff menepuk bahu pria bayaran itu dan meletakan selembar cek dengan nominal fantastis di atas meja.
" Terima kasih, Tuan." Sahut Saffar, mengambil cek itu dan tersenyum bahagia, segera menyimpannya dengan rapi di dalam dompet.
Pekerjaan yang sangat mudah tapi bayarannya tinggi
" llJika tuan butuh bantuan lagi, jangan segan-segan menghubungi aku."
Ghiff tidak menyahut
" Jangan lupa tutup mulutmu rapat-rapat,Tuan tidak mau sampai rahasia ini terdengar oleh gadis itu." Ancam Robby dengan mata berkilat.
"Tenang saja, Tuan. Rahasia anda aman bersama saya."
"Robby, siapkan mobilku, Aku akan menjalankan misi kedua."
Robby asisten pribadi Ghiffari, segera melaksanakan perintah Atasannya.
Saat hendak pulang, Sebuah kejutan manis lainnya kembali di dapatkan oleh Lovena.
Kala itu ia sedang menanti jemputan ojek online langganan.Tiba- tiba mobil putih dan mewah khas laki- laki itu berhenti di depan Lovena. Jendelanya terbuka. Pria tampan itu ada di sana melihatnya khawatir.
"Kamu belum pulang!?"
"Belum, Tuan. Nunggu jemputan." jawab Lovena kikuk.
Dia tersenyum. Bagai gulali kapas, manis dan melumerkan hati Lovena.
" Ayo masuk, aku saja yang mengantarkanmu pulang" Tawarnya tanpa terduga.
Lovena terpana. Melihat ke arah pria itu tidak percaya.
Dia sedang tidak bermimpi, bukan?
Ada pria kaya, ganteng, mengendarai mobil mewah menawari untuk mengantar pulang.
Lovena sudah tahu, siapa sesungguhnya pria itu.
Semua orang membicarakan tentangnya tadi.
" Terima kasih, Tuan. saya tidak ingin merepotkan Anda" Tolak Lovena halus.
Meski terlihat baik, Lovena la tidak ingin bersama pria asing yang baru di kenalnya beberapa jam lalu.
" Apa, kau akan pulang dengan kondisi begitu.?"
Ghiff melirik Lovena lewat ekor matanya.
Lovena menunduk
" Tidak apa-apa, Tuan, tukang ojeknya adalah langgganan saya. Rasanya saya baik-baik saja, lagipula saya memakai jaket milik anda" Lovena berusaha mengelak.
Ghiff tersenyum.
" Ternyata kau gadis yang keras kepala."
Tidak siap menerima pemolakan Lovena, Ghiff mengambil jalan lain.
Dia harus memaksanya. Jika tidak, bagaimana bisa menjalankan rencananya. Ghiff tidak punya waktu untuk mengejar gadis itu.
Keluar dari mobil Ghiff menarik paksa Lovena masuk ke dalam kendaraannya.
Gadis itu tersentak merasakan tangan Ghiff yang lembut dan lebar memegang tangannya. Genggaman yang menghangatkan hati.
Pria itu mendorong paksa Lovena masuk ke mobil, menguncinya cepat.
Beberapa saat kemudian dia sudah siap didepan kemudi.
Tanpa Bicara Ghiff mendekatkan tubuhnya di depan Lovena, Melingkarkan tangan melewati pinggang memasang Seal beat pada Lovena.
"Tenang saja, Aku tidak akan kurang ajar padamu.
Aku harus memastikan kamu aman.." Bisik nya di depan wajah Lovena sambil mengedipkan sebelah mata.
Lovena membeku.
"Ya Tuhan... jantungku..! Rasanya akan meledak." Batin Lovena dengan wajah merah padam.
Bila terus begini, Lovena bisa masuk rumah sakit karena terkena serangan jantung. Memegang jantungnya yang berdetak Semakin keras karena Efouria akibat perlakuan Ghiff yang meluluh lantakan jiwa raga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
jangan senang dulu lovena..ada bahaya di depan mata mu
2023-05-31
0
Nur Hidayat
jgn senang dulu lovena malang
2021-06-08
4