"Ahhh." Evans merasa kan sakit di tangan nya. Tapi hal itu tidak menghentikan aksi nya, Evans terus menusuk-nusuk kulit nya sambil menyaksikan kedua kekasih itu memadu kasih.
Evans menghentikan aksi nya saat lahar panas menyembur keluar dari pusaka nya. Sambil memejamkan mata nya Evans mengatur nafas nya. "Pergi." Teriak Evans.
Dua orang itu langsung memakai pakaian mereka kembali dan berlari keluar dari ruangan itu. Evans mengambil tisu untuk membersihkan pusaka nya yang telah kembali melemas.
Tak lupa ia juga membersihkan darah yang mengalir di tangan nya akibat tusukkan jarum yang sangat banyak. Itu hukuman untuk nya karena telah menghilang benda yang sangat berharga bagi nya.
Evans kembali pulang ke rumah nya dan langsung masuk ke dalam kamar nya. Evans membuka lemari laci dan mengambil foto seseorang yang sangat ia rindukan.
"Bunda." Evans menangis sambil memeluk foto itu.
"Maafkan Evans bunda, Evans tidak bisa menjaga cincin itu. Evans laki-laki bodoh, Evans tidak berguna." Evans terus menangis sambil memeluk foto itu.
Sampai akhirnya ia tertidur dengan masih foto orang yang sangat ia sayang.
"Cincin itu terlihat biasa, apa dia akan melamar seseorang." Ucap Lisa sambil memperhatikan cincin yang ia temukan tadi.
Keesokan hari nya, seperti biasa nya sebelum memulai aktivitas nya Lisa menyempatkan diri untuk sarapan pagi bersama keluarga nya.
"Lisa ayah beri kau kesempatan terakhir, kau segera menikah atau ayah akan mencari kan mu seorang suami dan kau tidak akan bisa menolak nya."
"Aku siap menikah yah, aku sudah memiliki orang yang siap aku nikahi. Dan aku akan segera membawa nya ke rumah." Ucap Lisa.
"Jadi kau sudah menemukan orang yang akan menjadi suami mu." Tanya Bara.
"Sudah yah, dia sangat tampan." Jawab Lisa dengan semangat.
Evans berjalan menuju ruang makan, ini pertama kali nya Evans duduk makan bersama keluarga nya setelah sekian lama. Herman ayah dari Evans hanya bisa diam melihat anak nya makan, sudah hampir 14 tahun Evans tidak pernah mau berbicara dengan nya karena kesalahan nya dulu.
"Bagaimana dengan pekerjaan mu kak, kapan kau akan menikah." Tanya Tiara adik tiri Evans.
"Aku tidak akan menikah." Jawab Evans. Walaupun Tiara adik tiri nya Evans tidak pernah membenci Tiara. Tetapi tetap ia tidak dekat dengan Tiara.
"Evans." Ucap Herman.
Evans langsung meninggalkan makanan nya saat ayah nya mulai berbicara, orang yang selama ini sangat ia benci dan menyebabkan kehancuran di dalam hidup nya. Evans seperti ini karena ayah nya.
"Selamat pagi pak Evans." Ucap Daniel.
"Pagi, ada apa." Tanya Evans.
"Saya perwakilan dari Megan grup untuk menyampaikan jika CEO kami yang akan melakukan penelitian akan segera datang. Mohon kerja sama nya." Ucap Daniel.
"Oh iya, saya tunggu di ruangan saya." Kata Evans.
"Jadi dia orang yang membimbing nona Lisa, apa ini pertanda." Batin Daniel.
Tak lama Lisa datang dan langsung menghampiri Daniel.
"Selamat pagi nona." Ucap Daniel.
"Pagi niel." Kata Lisa.
"Niel siapa nona." Tanya Daniel.
"Daniel Niel apa kan tidak sama."
"Hahaha nona bisa saja. Oh iya mari saya antar ke ruangan pak Evans nona." Ucap Daniel.
"Aku bisa masuk sendiri, kau langsung ke kantor saja. Gantikan aku saat aku tidak ada di sana. Aku percaya dengan mu." Lisa memeluk Daniel dan pergi meninggalkan Daniel yang mematung karena di peluk oleh Lisa.
Karena tidak tau ruangan Evans, Lisa bertanya pada orang-orang di sana, dan Lisa di arah kan ke suatu ruangan yang bertulisan private room.
"Di sini." Ucap Lisa sambil membuka gagang pintu ruangan itu.
Lisa masuk ke dalam ruangan yang cukup gelap itu, di dalam ia melihat Evans sedang memperhatikan nya.
"Kamu." Ucap Lisa yang sangat terkejut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
❁્᭄͜͡🐈⚞ል☈⚟ᝰ
berawal dari marah" jadi suka
2022-04-28
0
Naya
up LG Thor
2021-04-04
3
putri_jiuliana
up lagi Thor, saya selalu baca semua karya author
2021-04-04
2