"Daniel kemari lah." Panggil melalui sambungan telepon Lisa.
"Iya nona ada yang bisa saya bantu." Tanya Daniel.
"Kenapa pak tua itu ikut campur perusahaan ku, apa maksud ini semua." Tanya Lisa.
"Maaf nona, itu dia luar kendali saya, bukan nya memang perusahaan ini masih di bawa perusahaan tuan Bara." Jawab Daniel.
"Aku akan memisahkan nya setelah penelitian ku selesai, aku sangat tidak suka pak tua itu ikut campur dalam semua kehidupan ku." Ucap Lisa sambil meremas kertas di tangan nya.
"Nona, apa nona sedang tidak sehat." Tanya Daniel yang melihat wajah Lisa sedikit pucat.
"Aku baik-baik saja, hanya sedikit pusing." Jawab Lisa.
"Itu tidak bisa di katakan baik-baik saja nona." Daniel pergi dari ruangan Lisa.
Sementara itu Evans sudah berada di dalam ruangan nya, berbeda dengan dosen lainnya Evans memiliki ruangan private terdiri Hanya ada dia di dalam ruangan itu, tidak ada yang boleh masuk kecuali mendapatkan izin dari nya.
"Evans." Annita masuk ke dalam ruangan itu, ia pikir karena ia dekat dengan Evans ia bebas masuk ke dalam ruangan itu.
Evans yang melihat Annita masuk ke dalam ruangan nya langsung bangkit dari kursi nya dan menarik Annita keluar dengan kasar.
"Aww sakit Evans." Ucap Annita.
"Apa mata mu buta." Evans menunjuk tulisan di samping pintu masuk.
"Private Room." Ucap Annita saat membaca tulisan itu.
"Kau tau arti nya bukan, kenapa kau masuk ke dalam sana." Bentak Evans.
"Evans, kita teman aku hanya masuk dan kau marah pada ku."
"Jangan sampai kau ulangi lagi perbuatan mu, atau jangan harap bisa berbicara dengan ku lagi." Evans kembali masuk ke dalam ruangan nya.
Tak lama Evans kembali keluar, Annita pikir Evans ingin meminta maaf tapi ternyata Evans pergi melalui nya begitu saja.
"Mau kemana." Tanya Annita.
Tanpa menjawab Evans mengangkat beberapa buku yang berarti ia akan masuk ke dalam kelas.
"Pak Evans." Ucap mereka semua dan langsung duduk dengan sangat rapi.
"Hey kau." Bentak Evans saat melihat salah satu siswa nya sedang bermesraan padahal sedang ada diri nya.
"Sayang lepas ada pak Evans." Ucap wanita itu.
"Ada apa pak." Tanya Brian.
"Keluar dari kelas ku." Ucap dengan tegas.
"Maksud bapak."
"Keluar dari kelas ku." Bentak Evans sambil memukul meja.
"Ayo sayang." Wanita itu menarik tangan Brian karena takut jika Evans marah pada mereka berdua.
Siang hari nya Lisa sedang bersiap-siap untuk makan siang di Cafe langganan nya. Sesampainya di cafe sial nya Cafe itu sudah penuh dan hanya ada satu bangku kosong di depan seorang pria.
"Nona jangan." Ucap Daniel yang tau jika Lisa ingin duduk di sana.
"Ada apa Danie." Tanya Lisa.
"Begini, lihat tidak ada yang duduk di depan pria itu. Apa anda tidak takut jika pria itu arogan."
"Ah kau ada-ada saja, pesan kan aku seperti biasa nya, aku tunggu di sana. Setelah memesankan makanan ku kau bisa pergi." Ucap Lisa.
Evans sedang fokus membaca buku untuk persiapan penelitian nya besok bersama CEO ternama. Mata elang nya langsung menatap ke arah Lisa yang tiba-tiba duduk di depan nya.
"Pergi." Ucap Evans.
"Maaf tuan, saja hanya duduk untuk makan, saya tidak akan menganggu tuan." Kata Lisa.
"Omg tampan sekali, aku baru pertama kali nya melihat pria setampan itu." Batin Lisa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Dwi ratna
fback bacanya
2023-07-20
0
❁્᭄͜͡🐈⚞ል☈⚟ᝰ
langsung klepek" pada pandangan pertama
2022-04-28
0
Heni Yuhaeni
kebayang klo punya istri,pasti blm seumur jagung jga berantakan,klo suaminya arogan
2022-01-27
0