SKIP
Setelah itu Erlena membonceng Devina pakai motor gedenya, mereka bersenda gurau tetapi, Erlena hanya menanggapi dengan kata (ya, tidak, dan hm).
Akan tetapi Devina memaklumi sifat Erlena, karena dia tahu, pasti Erlena bersikap cuek sedang mendapatkan masalah atau mood nya hancur.
SESAMPAI DI MALL.
Anggap saja mall nya seperti ini!
"Len lu mau ke mana dahulu nih?" tanya Devina.
"Seterah lu, kan lu yang ajak gue ke
sini," jawab Erlena dingin.
"Ya sudah, kita main Time Zone yuk?" ajak Devina dengan nada membujuk.
"Oke," balas Erlena dengan singkat.
"Eh, Len, bayarnya pakai uang lu ya hehe," ucap Devina cengengesan.
"Iya sudah nih, ambil dompet gue," ucap Erlena mengasih dompetnya kepada Devina agar Devina lah yang membayarnya karena dirinya sangat malas untuk mengantri.
"Tungguin gue disini ya, gue mau antrian dahulu, panjang banget!" ucap Devina sambil menekan kata "BANGET" agar Erlena terkejut karena daritadi Erlena memainkan ponselnya terus, sambil mengetik diponselnya. Mungkin Erlena sedang membalas pesan orang, pikir Devina.
Tetapi tidak sesuai kenyataannya, bahwa Erlena biasa-biasa saja, yang paling bikin Devina kesal terhadap Erlena hanya menjawab singkat.
"Oh, ya sudah." jawab Erlena singkat dengan wajah datarnya.
" ih, kesal, kesal, kesal, dari tadi gue dicuekin mulu sama dijawab singkat Mulu." protes Devina tidak terima dengan jawaban Erlena
Devina pun berjalan sambil menghentak- hentakan kakinya, bibirnya yang mengerucut. Devina tidak menyadari bahwa dari tadi, tingkah lakunya sendiri dibuat tontonan oleh semua orang. Ketika sampai dikasir.
"Mbaknya daritadi diliatin semua orang loh." tegur om kasir.
"Ha?apa sih, gue nggak ngapain-ngapain kok." sahut Devina yang masih belum menyadari tingkah lakunya.
"Coba mbak lihat ke belakang," titah om kasir.
Devina pun menuruti perintah dari sang kasir, ketika Devina melihat kearah belakang. Sontak Devina membulatkan kedua bola matanya. Sangat malu sekali dirinya saat dilihat oleh semua orang.
"Hai! Nggak usah lihat-lihat gue! Pergi lu semua, gue tahu kok, gue cantik!" teriak Devina kepada semua orang.
Semua orang terkejut begitupun Erlena, mendengar teriakan Devina yang melengking itu.
Semua orangpun berbisik-bisik.
"Ihh stres tuh anak,"
"Iya teriak-teriak nggak jelas kayak orang gila,"
"Dasar anak muda sekarang nggam tahu malu,"
"Anak siapa sih itu?"
"Ha-ha-ha"
SKIP.
Devina yang merasa malu dengan kelakuan yang diperbuatnya, dia hanya menundukkan kepalanya.
TIBA-TIBA .
Erlena langsung lari mendekat kearah Devina dan...........
Ya, Erlena langsung mendekap tubuhnya Devina, Devina terkejut dan terharu dengan perbuatan Erlena. Bilang saja gue lebay, tetapi, itulah yang gue rasakan, gue sangat bersyukur memiliki sahabat seperti Erlena.
DISISI LAIN.
Orang-orang yang melihat siapa yang mendekap tubuh gadis gila itu, pikir mereka semua, alangkah terkejutnya mereka dengan tubuh yang bergetar hebat.
"No..Na... Lena," ucap mereka dengan tubuh yang bergetar hebat.
Devina langsung menegakkan kepalanya dan langsung melihat semua orang dengan tubuhnya bergetar hebat dan keringat dingin, Devina langsung menolehkan kepalanya.
Melihat Erlena yang menatap semua orang dengan tatapan yang sangat tajam bahkan Devina sendiri, melihat sahabatnya seperti ini sangat ketakutan.
Tetapi dia juga bertanya-tanya mengapa semua orang memanggil Erlena dengan sebutan nona? Dan mengapa juga mereka sangat ketakutan dengan Erlena? Siapa sebenarnya Erlena itu?
"Apa yang kalian ucapkan terhadap sahabat saya!Sampai-sampai kepala sahabat saya menunduk dengan kalian!?" tanya Erlena bak kutub dengan sorot mata yang teramat tajam seperti pisau.
Mereka yang melihat nona Erlena sangat ketakutan, "bagaimana nasib mereka setelah ini?" bertanya-tanya didalam hati masing-masing.
"Hey! Mengapa kalian diam saja? Jawab!" ucap Erlena dengan nada tegas dan menekankan kata-katanya yang terakhir.
"Ti....dak... nona..... maaf kan.....kami nona..🙏" ucap mereka gemetaran.
Lagi-lagi ucapan mereka membuat penasaran Devina semakin meningkat. Siapa sebenarnya kamu len, kamu bahkan sudah banyak berubah Len, dahulu kamu sangat lemah lembut dan tidak pernah menekan kata-kata nya pasti gara-gara orang tua lena, pikirnya Devina.
"Lihat saja besok, apa yang terjadi dengan kalian dan saya akan membicarakan sesuatu kepada kalian semua." ucap Erlena bak kutub tidak lupa dengan wajah datar dan menyeringai.
Mereka yang mendengar ucapan nona Erlena langsung meneguk ludah sendiri.
"Apa yang akan nona bicarakan kepada kami?" tanya salah satu pria muda penasaran dan ketakutan pastinya.
"Kau tidak mendengar ucapan ku!? Saya bilang besok!" bentak Erlena.
"Baik nona, maafkan kami." Ucap mereka ada pula yang menangis karena memikirkan apa yang akan terjadi dihari besok.
"Minta maaf lah, kepada sahabat saya!" ucap Erlena menatap mereka seperti ingin memangsa mereka semua.
"Maafkan kesalahan kami, sahabat nona lena," ucap mereka serentak sambil membukukkan tubuh mereka.
Terkejut!?
Pasti sangat terkejut bagi Devina.
"Aku sudah memaafkan kalian, maafkan kesalahan aku juga." ucap Devina merasa bersalah juga karena dirinya, mereka mendapatkan masalah dengan Erlena.
"Tidak usah meminta maaf, kami yang bersalah." balas salah satu diantara mereka.
"Sudah-sudah, kalian juga sudah minta maaf kepada sahabat saya, pulanglah kerumah kalian" usir Erlena dengan nada yang sedikit meninggi.
"Baik. nona, kami permisi." pamit mereka.
Skip.
"Len, mengapa semua orang ketakutan melihat elu?" tanya Devina penasaran.
"Nggak tahu." jawab Erlena singkat.
"Kok nggak tahu sih! Siapa lu sebenarnya!?" gertak Devina dengan tatapan menyelidik kearah Erlena.
Tubuh Erlena langsung menegang saat mendengar ucapan Devina, apa yang harus dia lakukan? argumen kepada dirinya sendiri.
"Hey! kok malah melamun gue tanya nih!." sungut Devina.
"Gue bukan siapa-siapa bagi mereka. Nggak tahu juga gue, mengapa semua orang melihat gue ketakutan? Apa mungkin gue monster kali ya?" tanya Erlena polos.
Devina yang tadinya serius mendengarkan ucapan Erlena, langsung tertawa karena kepolosan yang dibuat oleh Erlena.
"Ha-ha-ha, Lena, lena." tawa Devina.
"Hehe," balas Erlena garing bingung mau jawab apa karena dirinya hanya berpura-pura polos terhadap Devina agar dia percaya.
"Sudah ah Len, mending kita makan dahulu yuk." ajak Devina.
"Ayuk," sahut Erlena.
Mereka pun sampai direstoran.
ANGGAP SAJA RESTORAN NYA SEPERTI INI!
Setelah mereka memesan makanan masing- masing, mereka dengan lahap memakan makanan yang mereka pesan. Karena memang mereka sejak tadi menahan lapar, lalu merekapun pulang ke rumah masing- masing.
Sebelum mereka pulang, Erlena mengantarkan Devina kerumah terlebih dahulu dan berterima kasih karena sudah mengizinkan dirinya menginap dirumah Devina. Kemudian Erlena pulang kerumahnya.
Erlena yang merasa gerah, langsung masuk kekamar mandi dan merendamkan tubuhnya, dibathtub dengan air hangat. Setelah itu dia keramas rambutnya dengan memijat kepalanya.
Erlena memakai baju tidurnya dengan celana pendeknya, karena memang dia sudah terbiasa memakai celana pendek didalam rumah.
Erlena pun mengecas ponselnya, lalu dirinya tetidur karena kecapean memikirkan masalah yang menimpanya, hanya dia, dan Tuhan yang tahu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
🦊⃫⃟⃤Haryani_hiatGC𝕸y💞🎯™
semangat kak
2021-05-21
0
🦈Bung𝖆ᵇᵃˢᵉ
semangat
2021-05-19
0
Aisyah nur
uwaw
2021-04-06
1