Keesokan harinya, Zahra berangkat lebih pagi dari biasanya. Anak-anak pun masih sedikit di sekolah. Zahra segera bergegas menuju ke rumah makan di depan sekolahnya karena tidak sempat makan di rumahnya.
"Gue harus mengurangi tabungan gue hanya demi makan kalau saja mama masak lebih awal dan aku juga tidak terburu-buru, pasti sekarang gue masih santai di rumah. Ini gara-gara guru sialan itu" gumamnya sambil memakan mie gorengnya.
Setelah sarapan, dia langsung menyebrang. Tanpa sadar ada mobil yang mendekatinya dan "Bbrruukkk" mobil itu menabraknya. Orang yang di dalam mobil segera bergegas membawanya menuju rumah sakit.
*****
Waktu menunjukkan pukul 9 pagi. Sudah hampir 2 jam Zahra tidak sadarkan diri. Keluarga Zahra menunggu Zahra sadar.
"Bagaimana keadaan Zahra pak,Bu" tanya Pak Hanan setelah membayar administrasi Zahra.
"Masih belum sadar" jawab pak Nanto, papa dari Zahra.
"Maafkan saya pak, Bu, saya tidak sengaja dalam hal ini, andai saja saya tadi menghindarinya maka..."
"Tidak perlu seperti itu pak, kami juga berterimakasih karena Bapak juga orang yang penuh tanggung jawab" Pak Nanto sambil menepuk bahu pak Hanan.
"Benar pak Hanan, kami sudah memaafkan kalian" tambah ibu Kirana. Mama dari Zahra.
Tiba-tiba dokter keluar dari ruangan ICU.
"Keluarga Zahra" ucap dokter.
"Bagaimana dokter, apakah putri saya sudah sadar"
"Iya, dia sudah sadar"
"Apakah kami boleh masuk" ucap pak Nanto.
"Boleh, silahkan"
Orang tua Zahra masuk begitu juga dengan Pak Hanan.
"Pak Hanan, bukannya bapak hari ini sibuk" ucap Zahra kaget.
"Sebenarnya saya yang menabrakmu tadi, dan saya minta maaf atas kejadian tadi"
"Tidak perlu begitu pak" ucap ibu Kirana.
"Tidak perlu begitu apa, benar-benar menyebalkan. Ternyata dia yang membuatku seperti ini. Kenapa di dunia ini ada orang seperti ini. Heran aku" ucapnya dalam hatinya.
"Zahra, kami pulang terlebih dahulu, pak Hanan yang akan menjagamu"
"Tidak mah, Zahra ngga mau kalau di jaga sama pak Hanan. Lebih baik Zahra ngga ada yang jaga daripada harus di jaga sama pak Hanan"
"Zahra, kamu harus sopan terhadap orang yang lebih tua kamu ngga boleh seperti ini, cepat minta maaf" tegas pak Nanto.
"Sudah tidak apa pak,Bu, perlahan pasti dia akan berubah" ucap pak Hanan.
"Ya sudah kami permisi"
Orang tua Zahra pulang untuk mengambil beberapa helai baju dan juga menyiapkan makan siang setelah Zahra di pindahkan ke ruangan rawat inap.
"Zahra maafkan bapak"
"Bapak kenapa si pak, selalu ada di manapun saya berada. Saya merasa kalau bapak mengikuti saya kemanapun saya pergi"
"Bapak minta maaf, bapak juga tidak tau akan seperti ini"
"Jangan minta maaf terus pak, sudah saya maafkan. Untung saja kepala saya tidak bocor."
"Jaga ucapan kamu. Ucapan itu dia, kalau sampai terjadi"
"Saya akan salahkan bapak"
Pak Hanan terdiam dan menghela nafas nya panjang. Suster datang sambil membawa makanan dan obat untuk Zahra.
"Silahkan nona di makan, semoga lekas sembuh saya permisi" ucapnya setelah meletakkan nampan yang di bawanya.
Zahra hanya dia melihat bubur yang di letakkan di sampingnya. Rasanya ingin muntah apalagi bau obat-obatan yang begitu menyengat.
"Tolong jauhkan ini, saya tidak suka"
"Kamu harus makan jika kamu ingin sembuh, bisakah kamu menuruti orang yang lebih tua"
"Kalau bapak mau, bapak makan saja. Saya bilang saya tidak suka"
Pak Hanan beristighfar lalu keluar membawa mangkuk berisi bubur itu. Entah kemana dia pergi.
Tak lama pak Hanan kembali dengan membawa mangkuk yang sama dan isi yang sama.
"Sekarang kau harus makan, tidak ada bantahan"
"Kenapa, itu sama saja bubur"
"Cobalah sebelum kamu menyesal"
Zahra mengambil sendok dan mencobanya sedikit. Mata Zahra berbinar saat mencoba bubur itu dan melahapnya dengan lahap.
"Pelan-pelan, nanti kau tersedak"
Dan benar Zahra tersedak. Pak Hanan langsung mengambilkan minuman.
"Bapak sengaja ya mengumpat saya" bentaknya.
"Bapak tidak bermaksud begitu, salah kamu saja yang makan sambil terburu-buru"
Zahra terdiam, karena merasa kesal dan lelah berdebat dengan guru menyebalkan nya itu.
"Kenapa diam, bubur nya enak 'kan" tanyanya.
Zahra masih terdiam.
"Kenapa diam, saya sedang bertanya kepada kamu"
"Iya pak Hanan yang menyebalkan"
Pak Hanan menghela nafas panjang. Zahra kembali memakan buburnya hingga habis, dan membaca doa setelahnya. Dia meletakkan mangkuknya.
"Sekarang tinggal ini" Pak Hanan sambil menyodorkan 3 obat.
Zahra langsung menerimanya dan ingin segera beristirahat. Juga tidak ingin berdebat dengan guru agama nya itu.
"Istirahatlah, saya akan pulang setelah orang tua kamu datang"
Zahra tidak mengurungkan niatnya untuk tidur. Dia masih duduk di ranjangnya dan memperhatikan Pak Hanan yang sedang melihat ke luar jendela.
"Pak Hanan, saya mau bertanya satu hal kepada bapak"
Pak Hanan langsung berjalan menuju k rajang Zahra dan duduk di kursi yang tersedia.
"Ada apa" tanyanya kemudian.
"Kenapa bapak begitu peduli dengan saya semenjak semenjak saya masuk di sekolah tersebut. Apakah Bapak tahu Saya tidak merasa nyaman akan hal itu. Kenapa bapak melakukan itu semua?" tanya tanpa rasa ragu.
" Saya ingin merubah sikap kamu agar kamu lebih baik dari sebelumnya dan lebih beriman dan bertakwa lagi kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Kau tahu kau adalah salah satu murid kesayangan Bapak karena kamu satu-satunya murid yang butuh kasih sayang dari seorang guru itu maksud dan tujuan saya bukan hal yang lain. Apakah ada yang ingin kau tanyakan lagi? " makanan terus terang dengan sikap tenangnya.
"Apakah bapak menyukai saya, sehingga bapak rela melakukan hal seperti ini"
"Tidak, jangan sampai kamu berbicara seperti ini lagi. Saya hanya berpesan agar kamu menutup semua aurat kamu di setiap kamu pergi. Memang saya tidak berhak atas semua ini, namun ini untuk yang terbaik untuk kamu sendiri. Tingkatkan belajar kamu dan jangan sampai telat lagi. Saya permisi"
Pak Hanan berdiri dan mulai berjalan ke arah pintu keluar.
"Bapak tidak perlu menutupi semua ini, saya tau akan hal itu. Dan bapak tidak perlu menutupi rasa bapak, karena mata bapak tidak bisa membohongi saya"
"Sebaiknya kamu beristirahat agar kamu cepat sembuh. Dan tugas saya kali ini pun sudah selesai"
"Bapak... tolong bantu saya untuk memperdalam ilmu agama Islam agar saya menjadi lebih baik dari hari ini"
"Akan bapak usahakan. Bapak permisi. Assalamualaikum"
Pak Hanan membuka pintunya. Zahra menghela nafas panjangnya dan mulai berbaring di ranjangnya.
"Kenapa gue terpancing berbicara seperti itu. Ada apa dengan gue, apakah gue suka sama guru menyebalkan itu. Aarrgghhh.. itu tidak mungkin. Jangan bod*h Zahra, masa iya aku suka sama guru sendiri kan kaga mungkin. Karna otak gue kebentur kali ya, jadi oleng begini... Astaghfirullah ada apa dengan ku ini ya Allah" gumam dalam hatinya dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut dan mulai tertidur.
Pak Hanan masih menunggu di luar dan sesekali melihat ke dalam ruangan melalui jendela, memastikan Zahra sudah tertidur.
"Apakah bapak menyukai saya, sehingga bapak rela melakukan hal seperti ini"
Ucapan Zahra selalu terngiang-iang di kepalanya. Dia menyandarkan kepalanya di dinding sambil memejamkan matanya.
"Tidak mungkin aku menyukai muriku sendiri" gumamnya.
"Pak Hanan"
Panggilan seseorang membuat nya dia menengok ke arah sumber suara.
"Pak,Bu, syukurlah kalian datang. Zahra baru saja tertidur"
"Terimakasih banyak pak Hanan, kenapa tidak menunggu di dalam" tanya pak Nanto.
"Tidak pak, saya baru saja keluar dan duduk di sini karena saya bosan, aahh.. kalau begitu saya pamit untuk ke sekolah" ucapnya.
"Iya pak, hati-hati" jawab ibu Kirana.
"Emm.. bapak dan ibu tidak perlu memanggil saya pak. Nama saya Hanan, dan kalau terjadi sesuatu tolong hubungi saya"
"Iya Nak Hanan, terimakasih banyak"
"Sama-sama pak. Saya permisi, Assalamualaikum"
"Wa'alaikumsalam salam"
Pak Hanan langsung meninggalkan mereka berdua dan pergi ke suatu tempat.
//**//
Terimakasih telah mampir..
Like, komen dan vote aku tunggu..
Terimakasih..
Salamku
Dewi M
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Rosehelty4
songong bat dah sama guru
2021-04-20
1