"Guru apaan dia, memang ada yang bersikap seperti itu terhadap muridnya. Dasar guru menyebalkan"gerutu Zahra saat masuk kerumahnya.
"Masuk bukannya memberi salam malah menggerutu, ada apa hmm" tanya ibunya penasaran.
"Assalamualaikum udah kan.."
"Terus kenapa kok kesal gitu"
"Udah deh mah, aku cape, aku langsung istirahat"
Zahra langsung pergi menuju kamarnya. Rumahnya sederhana dan tidak bertingkat. Zahra memang orang sederhana, namun banyak yang menyukai nya karna kecantikannya.
Zahra bergegas mandi setelah meletakkan tasnya di kamarnya. Setelah nya ia kembali ke kamarnya dan tidur dengan pulasnya.
Ia bangun 2 jam setelahnya. Ia bangun dan melewatkan makan siang. Bapak nya juga sudah pulang dari tadi.
"Zahra, ayo makan nak" ucap sang ibu.
Zahra keluar dengan muka yang cemberut dan malas.
"Zahra kamu kenapa, kok cemberut mukanya" tanya Bapak penasaran.
"Udah deh, Zahra tuh lagi pusing, Zahra males sekolah sekarang. Guru agama Zahra nyebelin"
"Ya ngga boleh gitu, guru kan membagikan ilmunya"
"Sama aja pak, Zahra bosen. Guru agama kok songong amat"
"Sudah pak, biarkan Zahra makan. Nanti dia mogok makan lagi kalau sampai marah"
Zahra tidak menghiraukan ucapan kedua orang tuanya yang menurutnya hanya membuang waktunya saja. Zahra makan dengan lahapnya. Lalu langsung masuk ke dalam kamarnya dan membuka buku untuk mengecek apakah ada tugas atau tidak.
"Syukurlah tidak ada tugas" ucapnya.
"Zahra.. guru kamu datang" teriak ibu Zahra.
Zahra yang sedang berbaring di kamarnya langsung kaget dan memakai pakaian yang sopan namun tidak berjilbab.
"Heran, siapa yang datang dah.. malam malam begini juga.."
Zahra kaget bukan kepalang karena yang datang adalah guru yang menurutnya menyebalkan yaitu pak Hanan.
"Begini pak,Bu saya ke sini mau menitipkan tugas untuk anak murid saya besok karena saya ada kepentingan, dan kebetulan saya lewat sini jadi langsung mampir ke rumah" ucap pak Hanan.
"Tidak apa pak Hanan" ucap bapak Zahra sambil menerima tumpukan tugas.
"Baik, kalau begitu saya pamit pak,Bu"
"Kok buru-buru amat pak" tanya ibu Zahra.
"Saya sedang buru-buru jadi saya tidak bisa lama-lama di sini" ucapnya sambil berdiri.
"Saya permisi, assalamualaikum"
"Wa'alaikumsalam"
Zahra tidak merespon lalu kembali ke kamarnya namun langkahnya terhenti saat bapaknya memanggilnya.
"Zahra"
"Kenapa pak" jawabnya malas.
"Ini, masa bapak yang bawa, bapak kan ngga sekolah"
Zahra menerimanya dan langsung menaruh dalam tasnya. Zahra mendapatkan ide untuk mengerjakan tugas itu terlebih dahulu agar ia bisa bebas di sekolahnya besok.
Namun tindakannya terhenti saat mendapat notifikasi chat dari nomor yang tidak dikenal.
0885*******1
Jangan mencoba untuk mengerjakannya terlebih dahulu.
^^^Zahra^^^
^^^Bapak mengintai saya atau bagaimana?? terserah saya dong kan sudah resiko kalau diberikan kepada saya.^^^
0885*******1
Kamu jangan mencoba menghindari pelajaran saya.
^^^Zahra^^^
^^^Terserah saya, kan bapak besok tidak berangkat, bebas dong 😝^^^
0885*******1
Sekarang kamu tidur, jangan sampai tugas itu ketinggalan, besok harus sudah dikumpulkan di meja saya.
Zahra tidak merespon, dia tetap melancarkan aksinya dan segera menyelesaikannya dan langsung menaruhnya di dalam tasnya agar tidak ketinggalan.
Zahra menopang dagunya dan memandang langit malam.
"Gue heran, kok pak Hanan tau rumah gue, nomor handphone gue, dari mana ya? Terus kenapa tugas harus dititipin ke gue, masih banyak guru di sekolah, dan kebanyakan guru kan ngasihnya ke guru yang lain, lah ini dititipin sama muridnya maksudnya apaan coba. Atau jangan-jangan para guru sudah merencanakan ini semua. Aaarrrrggghhh.. b*do amat lah kesel banget si. Okeh gue nyimpen nomornya kagak ya.. emmm... simpen aja deh" gumamnya sambil mengotak atik ponselnya.
"Namanya apa ya" ucapnya lirih.
Zahra mengetikkan sebuah nama yang menurutnya sangat pas dengan sifatnya. Apalagi kalau bukan guru menyebalkan, yah... itulah namanya.
*****
Pak Hanan menjalankan mobilnya dari rumahnya. Dia mendapatkan nomor handphone Zahra dan alamatnya dari sebuah berkas biodata para siswa siswi yang ada di lemarinya di sekolahnya tadi siang.
Kebetulan besok Pak Hanan harus membantu saudaranya di Bandung, sehingga ia bisa menitipkan tugas kepada Zahra.
Tak ada alasan untuk tidak menghindari nya, namun tatapan yang berbeda bisa di lihat dari matanya.
Tak lama dia sampai di rumah Zahra. Dia kaget rumahnya sangat sederhana dari yang ia kira. Ia segera bergegas turun dari mobilnya dan tidak lupa membawa beberapa lembar kertas.
"Assalamualaikum" ucapnya
Ibu Zahra membuka pintunya dengan menjawab salam.
"Ada apa ya pak" tanyanya kemudian.
"Saya guru agama Zahra, apa benar ini rumah Zahra" tanyanya dengan sopan.
"Oh mari pak masuk" ucapnya.
Pak Hanan mengangguk dan mengikuti ibu Zahra.
"Silahkan pak duduk, maaf ya rumahnya berantakan dan tidak seperti rumah lainnya"
"Tidak apa Bu, yang terpenting rumah itu dapat memberikan kenyamanan dan kesejahteraan"
"Zahra.. guru kamu datang" teriak ibu Zahra.
Bapak yang sedang menonton tv sambil meminum kopi langsung menuju ke sumber suara dan membawa kopinya. Ibu Zahra juga mengambilkan kopi untuk pak Hanan.
Tak lama Zahra keluar dengan pakaian sopan dan hanya mematung di depan kamarnya dengan ekspresi kaget yang sangat jelas terpampang di wajahnya.
"Begini pak,Bu saya ke sini mau menitipkan tugas untuk anak murid saya besok karena saya ada kepentingan, dan kebetulan saya lewat sini jadi langsung mampir ke rumah" ucap pak Hanan.
"Tidak apa pak Hanan" ucap bapak Zahra sambil menerima tumpukan tugas.
"Baik, kalau begitu saya pamit pak,Bu"
"Kok buru-buru amat pak" tanya ibu Zahra.
"Saya sedang buru-buru jadi saya tidak bisa lama-lama di sini" ucapnya sambil berdiri.
"Saya permisi, assalamualaikum"
"Wa'alaikumsalam"
Pak Hanan keluar dan langsung melajukan mobilnya. Dia berhenti di pinggir jalan dan mulai mengetikkan sebuah pesan untuk Zahra.
^^^Pak Hanan^^^
^^^Jangan mencoba untuk mengerjakannya terlebih dahulu.^^^
Zahra
Bapak mengintai saya atau bagaimana?? terserah saya dong kan sudah resiko kalau diberikan kepada saya.
^^^Pak Hanan^^^
^^^Kamu jangan mencoba menghindari pelajaran saya.^^^
Zahra
Terserah saya, kan bapak besok tidak berangkat, bebas dong 😝
^^^Pak Hanan^^^
^^^Sekarang kamu tidur, jangan sampai tugas itu ketinggalan, besok harus sudah dikumpulkan di meja saya.^^^
Sekian lama dia menunggu namun hanya read yang di dapatkannya. Dia kembali melajukan mobilnya yang terparkir sembarangan cukup lama, dan kembali ke rumahnya.
Segulir senyum juga terukir dalam wajahnya. Mengingat chat nya dengan Zahra.
"Astaghfirullah, aku ngga boleh seperti itu pada anak muridku sendiri, aku harus membuang jauh-jauh rasa itu, aku hanya membantunya agar ke jalan yang lebih benar lagi" ucapnya.
Dia mempercepat laju mobilnya dan meninggalkan desa yang sedikit sepi.
//**//
..."*Raut muka memang tidak bisa di tebak, namun pancaran mata bisa di tebak karena mata tidak bisa menyembunyikan rasa di dalam hati seseorang."...
...~quote*~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Flo🌹
3 like untukmu. ayo up lagi
2021-04-05
3