Selamat membaca....😘
Di tengah perjalanan saat menuju kantin, tiba-tiba Nicole di hubungi oleh Aditya.
" Halo.." Jawab Nicole yang sudah mengusap layar ponselnya dan menekan tombol berwarna hijau.
" Nicole lu ada dimana sekarang?" Tanya Adit yang berada di kafe miliknya
" Gue, di rumah sakit." Jawab Nicole yang masih berjalan mencari kantin.
" Kak Sisca sudah menceritakan semuanya." kata Adit, " Kapan lu akan kesini?" tanya Adit.
" Selesai mengurusi administrasi, dan menunggu sampai yang gue tabrak tersadar." kata Nicole.
" Gue gak bisa nunggu lama, sebaiknya cepat lu urus. Karena pesawat gue mau berangkat tiga jam lagi." kata Adit yang harus menghadiri rapat di luar kota.
" Baiklah." kata Nicole yang sudah menutup sambungan telepon seluler nya
Setelah menghentikan pembicaraan nya, kemudian Nicole menuju kantin. Dia mencari keberadaan tukang bubur ayam.
Kemudian Nicole membeli dua bungkus bubur ayam, dan dua botol air mineral.
Nicole berjalan menyusuri lorong rumah sakit, jaraknya lumayan cukup jauh menuju IGD. Dan dia harus sedikit berlari-lari kecil untuk cepat sampai. Nicole melihat keberadaan Zaskia yang sedang duduk di sebelah pintu IGD.
" Ini buburnya." Kata Nicole seraya memberikan satu bungkus bubur ayam dan sebotol air mineral.
" Terima kasih." jawab Zaskia dengan senyum ketusnya, " Ini KTP lu!" kata Zaskia yang memberikan kartu tanda penduduk pada Nicole.
Zaskia pun memakan bubur, yang di bawakan oleh Nicole. Sungguh sangat lapar perutnya, karena dari pagi dia belum sarapan. Dia terburu-buru ingin menghadiri acara wisudanya, sehingga lupa untuk makan pagi.
" Kia, " Panggil ibu Zaskia yang baru saja datang, dan tahu informasi soal kecelakaan Vano dari satpam sekolah.
Tadinya Bu Ida tidak tahu keberadaan Vano, namun dia mencari di setiap rumah sakit terdekat. Ketika sudah di rumah sakit umum daerah yang dekat dengan sekolah, Bu Ida langsung bertanya pada resepsionis. Dan katanya ada pasien kecelakaan yang baru masuk dengan kondisi tidak sadarkan diri. Bu Ida langsung masuk mencari keberadaan Zaskia.
" Ibu..." Jawab Zaskia yang langsung berdiri dan menaruh bubur di bangku, lalu memeluk sang bunda.
" Bagaimana keadaan Vano?" Tanya Bu Ida dengan ekspresi wajahnya yang cemas.
" Vano sudah di dalam bu." kata Zaskia sambil menunjuk ruang IGD.
Lalu Bu Ida melihat ke arah Nicole, " Kamu yang telah menabrak anakku?" Dengan tatapan sinis.
" Iya, Bu. Maafkan aku, aku akan bertanggung jawab atas semua nya." Jawab Nicole yang menyatukan kedua tangan nya lalu merunduk.
Lalu Bu Ida menghampiri Nicole, yang berdiri beberapa langkah darinya.
" Namamu siapa?" tanya Bu Ida sambil melihat penampilan Nicole dari atas hingga bawah.
" Nicole." kata Zaskia menyela.
" Ibu tidak bertanya sama kamu." kata Bu Ida sambil menoleh ke arah Zaskia.
" Kalau sampai anakku kenapa-kenapa, akan ku laporkan kau ke polisi." Ancam Bu Ida dengan memicingkan kedua matanya.
" Saya akan mempertanggung jawabkan semuanya, juga soal biaya kesembuhannya. Ibu tidak perlu cemas!" jawab Nicole yang menundukkan kepalanya.
" Ibu sama anak kok galak-galak banget ya! " batin Nicole yang bermonolog pada dirinya sendiri.
Lalu pintu IGD pun terbuka, Bu Ida dan Zaskia pun menghampiri Vano yang akan di bawa ke ruang rawat. Vano di dorong di atas brankar oleh perawat.
Keadaan Vano masih tidak sadarkan diri, karena pengaruh obat bius. Seperti nya Vano habis melakukan operasi pada kedua kakinya.
Mereka mengikuti Vano, yang akan di bawa ke lantai tiga.
" Eh, lu mau kemana?" tanya Zaskia melihat Nicole berbelok arah dan tidak mengikuti Vano.
" Aku akan ke ruang administrasi." Kata Nicole beralasan, padahal dia ingin segera menemui Adit. Karena Adit harus pergi keluar kota sebentar lagi.
" Ibu ikut dia, kau jaga Vano." kata Bu Ida langsung menaikkan tasnya ke pundak. Dan berjalan mengikuti Nicole.
" Baik, Bu." kata Zaskia yang langsung masuk ke kamar Vano.
Bu Ida mengikuti Nicole, ke arah ruang administrasi.
Nicole mengurus semua biaya, yang telah tercetak di struk. Semua biaya operasi dan biaya pengobatan Vano sudah di lunasi. Dan untuk kedepannya, dia akan meminta rekening Zaskia, agar lebih mudah mentransfer uang.
" Semua sudah ku bayar, aku harus pergi." kata Nicole yang ingin pergi meninggalkan Bu Ida.
" Eits tunggu, kau harus membiayai pengobatan anakku sampai sembuh." kata Bu Ida yang menahan lengan Nicole.
" Maaf Bu, kecelakaan itu sebenarnya bukan salahku. Anak ibu yang mengendarai motor tidak hati-hati. Dan dia tidak memakai helm." kata Nicole membela diri agar tidak sepenuhnya di salahkan. Padahal dia yang terburu-buru menyetir mobil, sehingga menabrak Vano.
" Tapi semua orang juga tahu, kalau kau yang menabraknya. " kata Bu Ida penuh penekanan.
" Baiklah, aku akan bertanggung jawab. Tapi saat ini aku sedang ada urusan yang sangat penting." kata Nicole sambil melihat arloji di tangan kanannya.
" Kau mau lari dari tanggung jawab?" kata Bu Ida seraya mengangkat kedua alisnya.
" Biaya rumah sakit sudah aku bayar semua. " kata Nicole menjelaskan pada Bu Ida.
Bu Ida menatap Nicole dengan tatapan matanya yang tajam. Seakan Nicole akan lari dari tanggung jawab.
" Baiklah, apa ibu punya rekening?" Tanya Nicole yang menadahkan tangan untuk meminta nomor rekening.
" Ada." kata Bu Ida menganggukkan kepalanya
" Aku akan mentransfer sejumlah uang untuk pengobatan anak ibu." kata Nicole yang mengambil ponselnya, " Berapa nomor rekeningnya?" tanya Nicole yang langsung mengambil ponsel untuk melakukan transaksi m bangking.
" Aku tidak ingat." jawab Bu Ida sambil menggelengkan kepalanya.
" Ya sudah berikan alamat ibu, kalau urusan ku sudah selesai aku akan datang untuk memberikan sejumlah uang yang ibu inginkan." kata Nicole mencoba mencari jalan lain, agar secepatnya dia bisa pergi menemui Adit.
Lalu Bu Ida memberikan alamat nya, dengan meminta tolong resepsionis memberikan secarik kertas dan pulpen. Setelah kepergian Nicole, Bu Ida langsung kembali ke kamar Vano.
Entah kenapa Bu Ida percaya dengan kata-kata Nicole, yang akan datang ke rumahnya. Tanpa tahu dia masih mau bertanggung jawab, atau ingin melarikan diri.
Setelah memberikan alamatnya, Bu Ida langsung menuju kamar Vano di rawat. Dia tidak curiga sedikitpun pada Nicole.
Lalu Nicole pun pergi meninggalkan rumah sakit, menuju kafe Adit. Karena Adit sudah menunggu sejak tadi.
Nicole menuju tempat pencucian mobil terlebih dahulu, karena takut kena semprot Adit. Di dalam mobilnya, banyak sekali noda darah berceceran. Butuh waktu yang lama, jadi mobil dia tinggal dulu. Sesudah rapat, baru dia balik lagi ke tempat pencucian mobil.
Silahkan kasih karya author like dan vote yang banyak. Semoga kalian suka ya guys, sama cerita yang author tulis. Kalau ada kalimat yang tidak pas silakan komentar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments