Bayangan putih menyambar tubuh Umar sebelum masuk ke dalam api.Sementara pengikut kiai Basyori masih bingung, karena semenjak terbakarnya rumah Kiai Basyori mereka hanya menemukan tubuh Kiai Basyori beserta istrinya.
Sementara tubuh Umar tak mereka temukan.Banyak yang menduga bahwa Umar masih hidup.Tapi sebagian besar pengikut kiai Basyori menduga kalau Umar ikut terbakar dan menjadi abu.
Seorang pria berjubah putih membopong tubuh Umar yang lemas,pria itu berlari secepat kilat dan berhenti di sebuah bangunan yang cukup besar.
Di dalamnya terdapat banyak orang yang sedang mengaji,rupanya bangunan itu adalah sebuah pondok pesantren .Di depan pintu masuk tertulis namanya pondok pesantren Al Hikmah .
Seorang pemuda membantu pria berjubah membawa tubuh Umar masuk ke dalam kamar.Umar kemudian di baringkan .pamuda itu pun menanyakan kepada pria berjubah siapa gerangan yang ia bawa.
"Romo kiai ,siapa gerangan anak ini dan kenapa tubuhnya penuh luka,"tanya Musa.
Kiai Sidik,"anaku Musa dia adalah anak sahabatku Kiai Basyori,tubuhnya penuh luka karena di pukuli warga,kedua orang tuanya juga telah di bunuh warga,untunglah Allah masih memberikan umur kepada Umar ,jadi romo menyelamatkanya sewaktu warga akan membakarnya hidup hidup".
Mendengar jawaban dari ayahnya Musa mengepalkan tanganya ia nampaknya sangat geram setelah mengetahui kejadian yang sebenarnya.
Kiai Sidik Abdullah pun kembali menyambung ceritanya.
Kiai Basyori adalah teman karibnya,rupanya mereka sejak kecil bersama dan sama sama mengaji serta berguru di Pondok Al Hikmah.
Kiai Basyori menikahi seorang wanita bernama Zubaedah yang berasal dari desa Kembang Kantil,sehingga beliu pun ikut bersama istri tinggal di kampung Kembang Kantil.
Sementara romo sendiri harus menggantikan kakekmu untuk mengurus pondok pesantren.Sudah hampir sepuluh tahun romo berpisah dengan Kiai Basyori semenjak beliau pergi bersama istrinya.
Karena kesibukan romo yang harus mengurus pondok,hingga suatu malam rompo memimpikan beliau ,meminta agar datang ke Desa Kembang Kantil.Dalam mimpi itu Kiai Basyori menyerahkan anaknya untuk di asuh dan di didik di pondok pesantren,supaya menjadi anak yang soleh dan menjadi kebanggaan orang tua.
Ternyata itu adalah sebuah pertanda bahwa beliau akan meninggalkan dunia yang fana.Kiai Sidik meneruskan ceritanya.Rupanya kerinduanya harus musnah ketika sampe di desa Kembang Kantil,bukanya bertemu dengan sahabatnya ,namun yang terjadi sungguh sangat tidak terduga.
Romo tak sempat menyelamatkan Kiai Basyori dan Zubaedah karena saat romo sampe keduanya sudah terbakar ,untunglah anaknya belum di masukan ke dalam api dan tepat ketika romo sampe romo melihat sebuah tubuh melayang masuk ke dalam api,romo pun buru buru menangkapnya dan membawa pergi tanpe sepengetahuan warga.
Mungkin mereka menduga bahwa anak itu telah menjadi abu.
"Musa anaku,anggaplah dia seperti adikmu sendiri romo juga sudah berjanji dalam hati,akan mendidiknya dan menjadikanya seorang pemuda yang berahlak mulia,dan menjadikanya pemuda yang tangguh,"ucap kiai Sidik.
Musa pun berjanji akan menganggap anak sahabat romonya seperti adiknya sendiri,ia juga akan ikut mendidik dan mengajarkan semua apa yang telah ia pelajari kepada anak Kiai Basyori.
Kiai Sidik mengelus rambut Musa ,beliau begitu bangga dengan Musa yang tumbuh menjadi pemuda yang soleh.
Umar pun terbangun dan menangis dengan begitu keras,ia kembali teringat akan perlakuan warga kepada dirinya dan kedua orang tuanya.
Kiai Sidik segera mendekati Umar,beliau memeluk Umar dengan erat.
"Anaku siapa gerangan namamu,aku adalah sahabat ayahmu Kiai Basyori,namaku Sidik Abdullah dan ini anaku Musa,aku akan merawatmu seperti anaku sendiri,"ucap kiai Sidik.
Umar,"namaku Umar kiai".jawab umar sambil terbatah batah .
Musa kini mendekati Umar dan memeluknya,di dalam pelukan Musa, Umar merasa damai ia pun menghentikan tangisnya.
Musa kembali membaringkan tubuh Umar dan menyuruhnya beristirahat,sambil mengoleskan obat luka di sekujur tubuh Umar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments