Sudah hampir tujuh tahun Umar belajar tentang ilmu agama serta bela diri di pondok pesantren Al Hikmah.Ia pun menjelma menjadi seorang pemuda yang gagah dan tampan.Bahkan tak jarang para santriwati mencuri padang karena terpesona ketampanan Umar.
Musa pun merasa bahagia ,karena Umar sudah menjelma menjadi pemuda tangguh dan memiliki ilmu agama yang mumpuni.Umar juga merupakan murid termuda yang mampu menguasai semua jurus silat yang di ajarkan oleh Kiai Sidik.
Para santri juga sangat menyayangi Umar,karena Umar anaknya sangat rendah hati dan suka membantu sesama santri .Ia juga mudah sekali menghafal dan mengingat apa yang di ajarkan oleh Kiai Sidik.
Musa juga harus berbesar hati,karena Kiai Sidik begitu menyayangi Umar bahkan Musa sering merasa bahwa Kiai Sidik lebih menyayangi Umar dari pada dirinya. Suatu hari di adakanlah pertandingan silat untuk mencari siapa yang pantas mengikuti kompetisi antar desa dan perguruan silat lainya.
Setiap desa atau perguruan akan mengirimkan dua wakilnya untuk mengikuti kompetisi.
Pertandingan pun segera di mulai,Kiai Sidik memanggil dua orang santri untuk maju dan bertanding,suara tepuk tangan dan teriakan santri yang menonton membuat suasana menjadi meriah.
Ba
hkan Umar pun sudah tak sabar untuk mendapat giliran.Dalam hati ia berpikir akan menunjukan segala kemampuanya agar dapat memenangkan pertandingan dan menjadi wakil pesantren Al Hikmah untuk mengikuti kompetisi antar perguruan.
Musa pun menepuk pundak Umar dan berbisik bahwa Umar lah yang akan menjadi wakil dari pesantren Al Hikmah.Umar pun hanya tersenyum sambil mengaminkan kata kata Musa.
Pertandingan berlangsung cukup lama,bahkan di kalangan santriwati sudah mendapatkan satu wakil,wanita itu adalah Zahra gadis yang jadi idola para santri pria.Bukan hanya jago beladiri ia juga adalah santriwati yang cerdas dan sangat rendah hati.
Rupanya Umar pun sedikit penasaran dengan rupa Zahra ,ia pun curi curi pandang.Musa kembali menepuk pundaknya sambil meledek Umar,kali ini Umar tersipu malu.Umar pun merasakan dadanya bergejolak melihat wajah ayu Zahra.Ia pun tak mau larut dan segera mengucap kalimat istighfar memohon ampun kepada Allah.
Kiai Sidik kali ini menyuruh Umar untuk maju ke arena.Umar pun segera membungkukan badan sebagai salam hormat dan maju menuju arena.
Suara tepuk tangan kembali bergemuruh,Musa pun berteriak untuk mendukung Umar . Pertandingan segera berlangsung ,lawan Umar mulai menyerang dengan memukul dan menendangnya,namun Umar dengan sangat cekatan berhasil menghindar dan menangkisnya.Kiai Sidik melihat gerakan Umar dengan sangat teliti,dalam hatinya ia pun yakin bahwa Umar lah yang akan mewakili Al Hikmah mengikuti kompetisi.
Rupanya prediksi pak kiai tidak melenceng Umar melakukan penyerangan dan dengan mudah memenangkan pertandingan..
Suara gemuruh tepuk tangan kembali riuh ,mereka juga meneriakan nama Umar.
Musa segera maju ke depan untuk mendapat giliran.Ia pun bercakap dengan Umar supaya tak canggung untuk melawanya,karena bagi Umar,Musa adalah kakaknya.
Pertarungan kembali terjadi Musa pun menyerang Umar dengan penuh semangat.Sementara Umar kelihatanya masih canggung ,ia hanya berusaha menangkis dan menghindari serangan Musa .
Musa pun menyadari kalau Umar masih canggung,ia pun mengaliri tanganya sedikit tenaga dalam dan memukul dada Umar.
Umar pun terpental mundur beberapa langkah.Kali ini para santri mulai tegang melihat pertandingan Musa vs Umar.Zahra pun yang sedari tadi tidak fokus terhadap pertandingan mulai memperhatikanya.
Pandangan matanya terhenti ketika menatap wajah Umar,hatinya bergejolak ia pun segera mengalihkan pandangnya ke sudut yang lain.
Dalam hatinya mulai bertanya, "apakah Umar yang sering munjul dalam mimpiku,"gumam Zahra.
Rupanya Zahra sering bermimpi melihat seorang pemuda yang tampan dengan membawa pedang yang bertuliskan kalimat syahadat .Karena sering mimpi bertemu denganya Zahra pun lama kelamaan menaruh hati kepada pemuda di dalam mimpinya itu.
Ia pun terus berusaha mengingat wajah pemuda yang ia lihat dalam mimpi apakah sama dengan Umar.
Lamunan Zahra terhenti,suara gemuruh tepuk tangan meyadarkanya.Rupanya Umar kali ini mulai memberikan perlawanan hingga pertandingan pun terlihat lebih seru.
Zahra pun tanpa sadar berteriak mebyebut nama Umar beberapa kali.Teman teman santriwati tertawa kecil sambil meledek Zahra.
Menyadari hal itu segera Zahra diam dan pipinya terlihat memerah menahan malu.
Sebenarnya bukan santriwati saja yang kaget mendengar suara teriakan Zahra ,Umar pun kaget mendengar suara seorang wanita yang menyebut namanya.
Umar hendak menoleh ke sumber suara ,namun rupanya sebuah tendangan kaki Musa berhasil mendarat di perut Umar.
Umar meringis kesakitan ,para santri kembali diam melihat Umar terpental dan meringis kesakitan.Kiai sidik berseru kepada Umar ,bahwa ia harus fokus dan jangan terpengaruh oleh suara para penonton,karena akan membuat kamu lengah dan mudah di kalahkan.
Musa kali ini berusaha membuat Umar menjadi marah,ia pun berkata agar Umar mengingat kejadian yang menimpa kedua orang tuanya.
Mendengar kata kata Musa ,bayangan para warga kembali memenuhi kepala Umar ,ia melihat ayah ibunya di siksa kemudian du seret dan di lemparkan ke dalam api yang berkobar.
Darah Umar tiba tiba terasa mendidih ,tanganya mengepal ,jantungnya berdebar sangat kencang ,ia merasakan panas di sekujur tubunya.Umar pun merasakan sebuah tenaga yang besar tiba tiba memenuhi tubuhnya dan kemudian berkumpul di genggaman tanganya.
Wajah wajah tegang kembali menghiasi para santri melihat tubuh Umar tiba tiba bergetar kencang.Kiai Sidik pun segera tersadar bahwa bahaya akan mengancam Musa ,ia pun segera berseru agar pertandingan di hentikan,namun Umar tak bisa mengontrol tenaganya,ia pun melepas genggaman tangnya .
Sebuah energi besar keluar dari tangan Umar ,Musa pun merasakan energi dasyat keluar dari telapak tangan Umar dan menuju ke arahnya,ia pun berusaha sekuat tenaga menahan gelombang energi yang mengarah ke tubuhnya.
Menyadari hal besar akan terjadi ,Kiai Sidik segera melompat ke arena dan berdiri di hadapan Musa .
"DOOORRR"
Suara ledakan terdengar,para santriwati pun menjerit histeris.Asap memenuhi tubuh Kiai Sidik dan Musa.Suara sorak tepuk tangan kembali bergemuruh melihat Kiai Sidik dan Musa keluar dari asap dan tidak terluka sedikitpun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
AbhiAgam Al Kautsar
H 3844 T
2021-08-14
0