Bukan Jodohku

Barra marah,

Ya, laki-laki itu nyaris memukul seseorang kalau saja Kevin tidak mencegahnya. Semenjak kedatangannya ke kelab malam bersama dengan Kevin satu jam yang lalu, Barra sudah terlihat sangat kacau. Ia mabuk. Beberapa botol minuman yang berjajar di atas meja itu Barra tenggak sendiri. Entah apa yang membuat cowok itu menjadi seperti orang gila. Yang jelas, sejak kepulangannya dari rumah Pras Bramantyo, Barra langsung mengajak semua teman-temannya untuk berpesta di tempat hiburan malam itu.

Barra tertawa kencang, ia meracau tidak jelas, bahkan .. ia sampai berteriak keras membuat semua orang yang berada di kelab malam itu menatapnya tidak suka.

"Berengsek .. "

"Sialan .."

"Ah .. setaann ..!"

Barra berteriak, mengeluarkan kembali umpatan-umpatan kasar itu dengan penuh kekesalan.

"Dia .. " Barra menunjuk salah satu pengunjung wanita yang ada disana. "Dasar wanita jalang .." Teriaknya kembali seraya tergelak kencang.

"Barra bukan budak cinta .." Ia berdiri dengan sempoyongan. Kalau saja Kevin tidak menahannya, mungkin .. cowok itu sudah terjatuh ke lantai.

"Barr .. woii .." Kevin menahan bobot tubuh cowok itu. "Lo gila ya?" Ujarnya kembali sembari mengangkat tubuh lelaki itu untuk ia baringkan di atas sofa. "Lo mabok parah, sinting lo ya?" Sungut Kevin kembali.

Sementara Barra, cowok itu kembali tertawa tidak jelas.

"Sebenarnya lo kenapa sih, sampai mabok parah seperti ini?"

"Gue gila, Vin." racaunya kembali.

Kevin mendengus sebal. "Ya .. lo emang gila, Barr."

Laki-laki itu kembali tertawa. "Lo tahu, Vin." Barra membenarkan posisi tubuhnya. "Gue mau kawin." ujar cowok itu kembali yang membuat Kevin seketika menoleh ke arahnya.

"Apa lo bilang barusan?"

Barra terkekeh geli. "Gue bilang .. gue mau kawin."

"Kawin?" Kevin mengernyit, menatap heran wajah sahabatnya itu. "Maksud lo, lo mau kawin sama si Ambar?"

"Ambar?" Kepala laki-laki itu menggeleng. "Ambar berengsek." ucapnya lagi dengan kekehan kecil di sela kalimatnya. "Gue mau di jodohin sama laki-laki tua itu."

Laki-laki tua? siapa maksudnya?

"Maksud lo, Om Pras?"

"Siapa lagi."

Kevin mendesis. "Eh .. itu bokap lo bego.! kualat lo ya jadi anak."

"Bodo .. ! Gue gak perduli."

"Di pecat jadi anak, baru tahu rasa lo!" Sungut Kevin kembali seraya menjatuhkan tubuhnya di samping laki-laki itu. "Ngomong-ngomong .. lo mau di jodohin sama siapa?"

Lagi, kepala cowok itu menggeleng. "Gue juga gak tahu." Meski kesadarannya sudah menipis, tapi Barra masih bisa menyahut saat Kevin memberinya pertanyaan.

"Kayaknya .. ide Om Pras itu ada benarnya juga." Kevin mengambil sebatang rokok yang tergeletak di atas meja. Lalu, "Lo emang harus segera di kawinin, Barr." ujarnya kembali seraya menyulut barang bernikotin itu. "Biar lo gak bisa pelepasan di sembarang lubang."

Barra mendesis. "Setan lo ya?"

Kevin terkekeh, begitu pun dengan Barra yang sekarang sudah benar-benar tidak bisa lagi menahan rasa pusing di kepala karena pengaruh minuman beralkohol itu. Akhirnya, Kevin lah yang selalu di buat susah, lelaki itu terpaksa harus mengurus dan mengantarkannya sampai ke apartemen. Belum lagi, ia harus melindungi Barra dari para pemburu berita yang selalu mengintainya di luaran sana.

Ck, double sialan ..

• • •

Pagi itu, dengan penampilannya yang seperti biasa, Eira sudah terlihat tampil cantik dan juga anggun. Kecantikan gadis itu memang tidak bisa di sembunyikan meskipun ia mengenakan kain penutup di atas kepalanya. Eira memiliki wajah yang menarik dengan penampilannya yang tertutup seperti itu. Mengenakan hijab modern menjadikan Eira sebagai salah satu gadis yang selalu berpenampilan modis.

"Selamat pagi, Bu."

Tegur salah satu karyawannya dengan ramah.

Gadis itu tersenyum. "Pagi juga."

Rara, gadis itu kembali menoleh ke belakang saat ia mendengar suara seseorang yang memanggilnya dari balik punggung.

"Bu .." Panggil salah satu karyawannya yang bernama Sinta.

"Iya, Sinta. Ada apa?"

"Itu Bu, anu .. di depan ada tamu."

"Tamu?" Gadis itu mengernyit.

Kepala Sinta mengangguk. "Iya, katanya dia mau bertemu sama Bu Rara."

"Kamu tahu siapa orang itu?"

"Enggak, Bu."

Rara terdiam sesaat sebelum ia kembali berujar. "Yaudah, kalo gitu, sekarang aku ke depan. Kamu bisa bawain ini ke dalam kan?"

"Ya Bu, biar saya bawain."

"Makasih ya, Sin."

Setelahnya, gadis itu ke depan untuk menemui siapa orang yang ingin bertemu dengannya. Rara yakin, kalau orang yang sedang menunggunya itu adalah orang yang setiap hari selalu datang untuk menemuinya. Begitu ia sampai dimana orang tersebut sedang menunggunya, Rara tersenyum.

"Assalamualaikum .. Mas."

"Waalaikumsalam .. Ra." Jawab lelaki itu dengan lembut. "Ra, boleh mas bicara sebentar sama kamu.?"

Gadis itu kembali menorehkan sebuah senyuman. "Mas Radit, mau bicara apa?"

"Duduk dulu, Ra." Raditya tersenyum seraya menarik salah satu kursi untuk sang gadis.

"Makasih, Mas." Ujar gadis itu seraya menjatuhkan tubuhnya di atas kursi. Kemudian .. mereka berdua duduk saling berhadapan.

"Ra .. "

Rara, gadis itu menoleh. "Ada apa, Mas?"

"Apa Mas boleh menanyakan sesuatu sama kamu?"

"Bertanya soal apa?"

Raditya menatap gadis itu sekarang. "Mas .. ingin bertanya, apa benar kamu akan menikah, Ra?"

Rara tidak terkejut saat laki-laki itu bertanya demikian. Ia tahu, kalau Raditya akan datang menemuinya sekarang.

"Kemarin .. Mas dengar sendiri dari Ayah kamu waktu bicara sama Abi. Apa itu benar, Ra?"

Rara menarik nafas panjang sebelum ia menjawab pertanyaan dari lelaki yang sudah ia anggap sebagai kakaknya sendiri. Ya, dari dulu Rara menganggap Radit hanya sebagai kakak laki-lakinya saja. Tidak lebih. Tapi .. berbeda dengan laki-laki itu yang menyukai Rara sejak dari dulu. Rara dan Radit adalah teman masa kecil. Radit, adalah anak kedua dari pemilik pesantren tempatnya dulu mengaji setiap sore. Di situlah, awal mulanya Radit mengenal gadis baik dan cantik seperti Rara.

Radit akui kalau ia memang menyukai Rara. Radit sangat bahagia ketika mendengar sekilas tentang perjodohan antara dirinya dan juga Rara. Tapi .. kenapa tiba-tiba ia mendapat kabar kalau gadis itu akan menikah dengan orang lain.

Lain Radit, lain juga dengan Rara. Gadis itu tidak mempunyai perasaan apa-apa untuk lelaki itu. Entahlah, yang jelas Rara menganggap Radit hanya sebagai kakaknya saja.

Jujur, sebenarnya Rara tidak ingin menyakiti laki-laki baik seperti Radit. Tapi .. Rara juga tidak mau membohongi perasaannya sendiri. Kalau ia tidak mencintai laki-laki itu.

"Maafkan, Rara. Mas." Gadis itu menunduk. "Apa yang di katakan oleh Ayah itu memang benar."

"Ra .." Radit mendesah. "Kenapa, Ra? kenapa kamu mau menikah sama orang lain? padahal kamu tahu sendiri, kalo selama ini Mas mencintai kamu."

Rara mengangkat wajahnya untuk mempertemukan pandangan mereka. Sungguh .. Rara merasa bersalah ketika ia melihat sorot mata kecewa dari laki-laki itu.

"Maafkan Rara, Mas."

"Siapa dia, Ra? siapa laki-laki itu?"

"Rara belum mengenal siapa laki-laki yang akan menikah dengan Rara, Mas." Ujar gadis itu dengan menurunkan pandangannya.

Radit menutup matanya sesaat. Radit kira, gadis itu akan menikah dengan laki-laki pilihannya sendiri. Tapi .. ternyata Eira kembali di jodohkan. Radit ingin mencegahnya, Radit ingin melarang nya. Tapi .. apa yang bisa ia lakukan kalau gadis itu pun tidak menginginkannya untuk melakukan itu.

Radit sangat beraharap jika Eira menolak perjodohan itu.

"Ra .. apa kamu mau menikah sama orang itu?"

Rara menatap Radit seraya tersenyum tipis.

"Insyaallah .. Mas, kalo Rara di takdir kan untuk menikah dengan dia, berarti dia adalah jodoh Rara, dia adalah laki-laki yang di berikan Tuhan untuk Rara."

Sakit .. kenapa rasanya sakit seperti ini?

Ya .. Tuhan .. apa Rara memang bukan jodohku?

• • •

*Jangan lupa untuk tinggalkan jejak ya..

Berikan like, komen, dan votenya jangan lupa?

Makasih buat semua yang sudah mampir baca ..

Semoga suka dan sehat selalu ..

bye .. bye .. salam sayangnya aku .. ❤*

Terpopuler

Comments

Ifah Fatur

Ifah Fatur

jodoh ngk ada yg tahu

2022-09-15

1

Dewi Sinta

Dewi Sinta

Sepertinya seru

2021-10-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!