Roy menjelaskan tentang detail pekerjaan yang akan Michelle dan yang lainnya kerjakan.
Sementara mereka fokus mendengarkan penjelasan dari Roy itu, Axel fokus menatap tajam Michelle.
Cih.. kalau bukan karena waktu juga gue ogah kerjasama sama si cewek bar-bar itu -batin Axel kesal
“Untuk pembayarannya akan saya transfer sebagian dimuka, dan sisanya setelah pekerjaan kalian selesai” jelas Roy
“Kapan mulai pekerjaannya ?” tanya Saddam serius
“Senin depan, saya akan kasih waktu selama satu minggu untuk menyelesaikannya” jelas Roy sopan
“Oke.. dan jangan lupa kirim beberapa orang buat jaga tempat itu, jangan biarin kita kerja sendiri disana” jelas Michelle mengingatkan
“Lagian saya juga nggak percaya sama kamu.. kenapa harus ngebiarin kamu kuasain kafe saya ?” ucap Axel tajam dengan senyum sinis di bibirnya menatap Michelle
"Kalau gitu kenapa bapak mau kerjasama sama saya kalau bapak sendiri nggak percaya sama saya ?” tanya Michelle datar dengan senyum lembutnya
Kenapa gue nggak bisa bales omongan cewek bar-bar itu ? -batin Axel
“Mohon maaf atas sikap Tuan saya” ucap Roy sopan sambil menundukkan kepalanya
“Nggak apa-apa Kak.. udah biasa” jawab Michelle datar sambil melirik sinis ke Axel
What ? apa-apaan cewek bar-bar itu ? dia selalu bikin gue nggak bisa balikin omongannya.. dan dia manggil Roy, Kak ? tapi manggil gue, Pak ? -batin Axel makin kesal
“Terima kasih atas perhatiannya, semoga kerjasama kita lancar” ucap Roy sopan sambil menjabat satu persatu tangan Michelle dan ketiga temannya
Michelle dan ketiga temannya berdiri, mengikuti langkah Roy keluar ruangan.
Baru sampai pintu mau keluar ruangan, Axel memanggil.
“Tunggu !” ucap Axel dan langsung berdiri
Roy menundukkan kepalanya menghadap Axel, diikuti dengan Ezra, Saddam, dan Daffin yang langsung menoleh menghadap Axel, sedangkan Michelle masih berdiri malas menghadap pintu keluar dan tidak sabar mau keluar dari ruangan itu.
“Kenapa kamu nggak minta maaf sama saya ?” tanya Axel kesal menatap Michelle yang sengaja tidak mau menjawab pertanyaan Axel
“Cel.. dia ngomong sama lo” bisik Daffin
Michelle menoleh menatap Axel dengan wajah malasnya, dilihatnya wajah Axel yang kesal, penasaran, bingung, dan kecewa itu.
“Bapak ngomong sama saya ?” tanya Michelle datar tanpa rasa bersalah
Sumpah ini cewek !! -batin Axel sudah menghela nafas berat
“Maaf Nona, tapi Tuan Axel memang bicara dengan Nona” ucap Roy dengan sopan
“Oh.. maaf.. saya nggak tahu” jawab Michelle sopan
“Hei ! jawab pertanyaan saya !” ucap Axel geram
“Eum.. saya disini buat bekerja, nggak ada alasan dari saya buat menjawab pertanyaan bapak.. karena itu urusan pribadi dan tempatnya bukan disini” jawab Michelle dengan wajah tenangnya lalu tersenyum tipis
Roy langsung memandu Michelle dan yang lainnya keluar ruangan, meninggalkan Axel dengan wajah penuh kesalnya.
Dia pasti bukan cewek normal.. naru kali ini gue digituin sama cewek -batin Axel mengepalkan kedua tangannya
..
Michelle dan ketiga temannya keluar basement dan mengendarai motornya untuk makan di kedai bakso langganannya.
Michelle lebih suka makan di tempat yang sederhana seperti ini, tapi kalau sudah makan dengan orang tuanya dan Kyra, Michelle pasti akan makan di restoran mahal, itu hal mutlak dari kedua orang tuanya dan Kyra selama ini.
Sedangkan kalau sama kedua Kakaknya, Michelle masih bisa makan di kedai biasa walaupun tidak setiap kali bisa seperti itu.
..
“Cel.. lo kenal sama bos tadi ?” tanya Daffin penasaran
“Nggak” jawab Michelle singkat sambil memakan baksonya
“Terus kenapa kalian kayak perang dingin gitu ?” tanya Saddam ikut penasaran
Michelle menceritakan kejadiannya ke ketiga temannya itu, bukan marah yang di respon tapi tawaan dari ketiga teman Michelle karena sikap Michelle menghadapi Axel.
..
Selesai makan bakso, Michelle dan ketiga temannya pergi membeli amunisi untuk pekerjaannya.
Michelle menyuruh para pengawalnya membawa amunisinya ke dalam bagasi mobil lalu pulang.
..
Sampai rumah, Corradeo dan Nicholas sudah pulang kerja sementara Xavier masih tugas di rumah sakit.
“Hei Dad.. Mom.. Kak Nicho” sapa Michelle mencium pipi orang tua dan Kakaknya
“Dari mana honey ?” tanya Nicholas khawatir
“Habis beli persiapan buat mural Kak” jawab Michelle lalu duduk di samping Kakaknya itu
“Kapan mulai kerjanya ?” tanya Corradeo dengan lembutnya
“Senin depan Dad.. dikasih waktu satu minggu buat selesaiin” jawab Michelle menyandarkan kepalanya di sofa
“Seminggu ? berarti banyak dong ?” tanya Nicholas kaget
“Eum.. nggak terlalu banyak sih Kak.. aku kerja buat kafe baru, dua lantai, dan designnya juga nggak terlalu ribet kok” jelas Michelle mengira-ngira
Hem.. kok kayak kenal ceritanya.. alah nggak mungkin.. -batin Nicholas
“Ya udah sana mandi gih, terus makan” ucap Corradeo tersenyum tipis
“Aye aye kapten” jawab Michelle sambil hormat lalu naik tangga dan masuk kamar
..
Sementara itu di kamar Axel..
“Bikin penasaran aja itu cewek.. berani-beraninya dia sama Axel Oliver.. cih.. palingan juga dia cuma cewek bandel yang males belajar terus akhirnya jadi seniman kayak gitu” gumam Axel yang sudah bolak-balik di kamarnya
Axel membanting tubuhnya ke tempat tidur, memandangi langit-langit kamarnya dan masih memikirkan tentang Michelle.
“Kakak !!” teriak adik perempuannya yang langsung membuka pintu kamarnya tanpa mengetuknya dulu dan membuat Axel kaget
“Nggak bisa ketuk pintu ? di Swiss nggak diajarin cara ketuk pintu sebelum masuk kamar orang ?” tanya Axel kesal
“Hehehe.. maaf dong Kak.. aku kan kangen sama Kakak, aku sengaja loh nunggu hari sabtu karena tahu Kakak nggak mau diganggu kalau hari kerja” jelas Kyra, adik perempuan Axel
“Terus mau apa ? apa alesan kamu tiba-tiba bikin kaget kayak gitu ?” tanya Axel menahan kesal
“Aku mau kenalin Kakak sama temen aku.. selama kita temenan, Kakak nggak pernah kenalan sama temen aku itu” jelas Kyra tenang
“Buat apaan ? paling juga cewek matre yang ganjen dan maunya keliling mall” keluh Axel yang langsung mendekat ke Kyra
“Enak aja.. temen aku ini jauuhhhhh banget dari perkiraan Kakak, dia tuh..” ucapan Kyra langsung terputus karena Axel menggendong paksa adiknya itu buat keluar dari kamarnya
Axel mengunci pintu kamarnya sebelum Kyra memaksa masuk sendiri.
“Cih.. kebalikannya.. jauh dari perkiraan gue.. mana ada ?” gumam Axel menggelengkan kepalanya
Lalu terlintas wajah Michelle dalam bayangannya, wajah yang menabrak bahunya, wajah yang membuatnya tidak bisa membalikkan ucapannya.
“Gue udah pasti gila ! kenapa cewek bar-bar itu masuk ke bayangan gue ?” gumam Axel mengacak-acak rambutnya sendiri
**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments