Yuuren memacu kudanya lebih cepat saat melihat kuda yang dinaiki Kakashi berlari hampir meninggalkannya.
Sekarang mereka berada diperjalanan menuju kerajaan Kurosawa.
Yuuren mengernyit saat melihat Kakashi tiba-tiba berhenti.
"Ada apa Sensei? Kenapa tiba-tiba berhenti?" tanya Yuuren heran.
"Kita sebaikanya istirahat terlebih dahulu Yang Mulia." jawaban dari Kakashi mendapat gelengan protes dari sang Pangeran.
"Tidak Sensei, kita harus cepat sampai dikerajaan Kurosawa. Semakin kita mengulur waktu, kita akan tertinggal dan aku tidak mau hal itu terjadi." ujar Yuuren tegas.
Kakashi yang mendengarnya tersenyum tipis, muridnya kini semakin beranjak dewasa. Bukan hanya fisik, tapi cara pemikiran pun ia sudah berubah.
"Baiklah kalau begitu, kita lanjutkan perjalanannya." ucap Kakashi sambil memimpin kembali perjalanan mereka.
Tak perlu waktu yang lama untuk mereka cepat sampai ditujuan dengan selamat.
Kini mereka tengah memasuki gerbang kerajaan Kurosawa, sejenak Yuuren berpikir mengapa ia berangkat hanya berdua saja dengan senseinya setelah melihat para Putra Mahkota dikawal beberapa orang.
"Saya tidak menyangka jika Yang Mulia bisa berkuda secepat itu, padahal umur Yang Mulia baru genap 11thn." ucap Kakashi jujur.
Yuuren tersentak saat mendengar kalimat yang dilontarkan oleh Kakashi.
"Sensei terlalu berlebihan, ku rasa itu juga berkat latihan dari sensei?"
"Benarkah?" tanya Kakashi sambil menatap curiga pada Pangerannya.
"Ya! Benar sekali" jawab Yuuren tegas mencoba untuk membuat Kakashi percaya padanya dan ia tersenyum tipis saat melihat Kakashi mempercayainya.
"Hinata Kakashi?" ucap seseorang.
"Hai, Hasegawa-sama?" jawab Kakashi pelan, ia mengenali orang ini. Rambut perak panjangnya, serta postur tubuh tinggi dan tak lupa senyum lebar seperti biasa.
"Cepat sekali?" ujarnya sedikit heran.
"Yang mulia putera mahkota ingin cepat sampai dikerajaan Kurosawa, beliau tidak ingin datang terlambat."
"Jadi begitu"
"Yah.. Begitulah." jawab Kakashi sambil menggaruk kepala yang sebenarnya tidak gatal.
Yuuren melirik kearah dua orang tersebut secara bergantian, ia berpikir apakah pria yang berbicara dengan senseinya itu adalah saudara atau ayahnya Kakashi. Karena dari segi fisik, mereka terlihat sangat mirip.
Kakashi tau apa yang dipikirkan Pangerannya karena itu ia akan menjelaskan sebelum sang Pangeran salah paham. Kakashi pun turun dari kudanya dan mendekat kearah Yuuren yang masih menaiki kuda kesayangannya.
"Yang Mulia, perkenalkan beliau adalah Hasegawa-sama Mentri Ketatanegaraan kerajaan Kurosawa." ucapnya pelan dan tegas.
Yuuren menatap orang yang dikenalkan Kakashi padanya yang kebetulan sedang menatapnya juga. Yuuren turun dari kudanya dan berdiri didepan Kakashi.
"Perkenalkan saya Tachibana Yuuren, Putra Mahkota dari kerajaan Tachibana." ucap Yuuren disertai senyuman tipis.
"Jadi dia anak dari Raja Raido?" tanya Hasegawa pada Kakashi.
"Ya, beliau adalah anak pertama dari yang mulia Raja Raido."
"Memangnya Raido punya anak berapa?"
"Dua, satu laki-laki dan satunya lagi perempuan"
Hasegawa terdiam setelah mendengar hal tersebut, kemudian ia tersenyum kearah mereka.
"Ayo kutunjukkan tempat pertemuannya" ujar Hasegawa sambil mempimpin jalan masuk ke istana.
*****
Deidara terlihat sibuk sendiri dengan berkas yang ada ditangannya.
"Kau terlihat sibuk sekali" ucap Sasori tiba-tiba. Memecah keheningan yang ada.
"Hm? Ya, aku memang sedang sibuk." balas Deidara cuek.
"Memang apa yang kau kerjakan." kini giliran Yamaguchi yang bertanya.
"Bukan hal penting sih, aku hanya membaca daftar kehadiran para Putra Mahkota."
Sasori dan Yamaguchi saling berpandangan heran.
"Sejak kapan kau tertarik dengan hal itu?"
"Baru saja." jawab Deidara jujur.
"Hmm, kerajaan Kurama, Kazahana dan Ameyuri tidak bisa hadir" ucap Deidara dengan satu alis terangkat.
"Alasannya?"
"Karena mereka tidak mempunyai Putra Mahkota" jelas Deidara dengan senyum tanpa dosanya.
Yang mendengar cuma menganggukkan kepalanya swetdrop. Sejak kapan mereka lupa bahwa kerajaan tersebut tidak memiliki seorang pangeran?
"Apa Takahashi ikut andil?" tanya Sasori hati-hati.
"Ya, kerajaan Takahashi ikut. Namun hanya satu pangeran yang datang."
"Bagaimana bisa? Bukankah mereka mempunyai dua pangeran?" tanya Yamaguchi yang sedari tadi diam.
Deidara mengendikan bahunya tak peduli.
"Kalian terlihat serius sekali" ujar sosok yang tiba-tiba muncul dari arah pintu.
"Biasa saja." jawab ketigamya kompak.
"Tumben kompak" ujarnya lagi.
"Mereka yang mengikutiku" jawab mereka kompak lagi.
Setelah menjawab seperti itu mereka menatap tajam satu sama lain, seakan berbicara lewat tatapan mata.
Yang mendengarnya mendenguskan tawa, sedangkan yang ditertawakan memasang raut suram.
Setelah semua sudah kembali normal, ia memutuskan untuk bertanya kembali pada mereka.
"Dimana yang lain?" tanyanya heran karena diruangan ini hanya ada mereka bertiga.
"Belum datang Yang Mulia" jawab Deidara dengan nada mengejek.
Hidan mendelik tajam pada Deidara tanda bahwa ia tidak suka.
Yang mendapati tatapan hanya tersenyum sok polos.
"Itona akan datang dengan adiknya, Lin dan Koharu sedang berada di perpustakaan" jawab Sasori kalem.
"Kei dan Kakoru?"
"Kami disini Yang Mulia" jawab Kei yang baru datang.
Hidan menoleh dan menatap tajam pada pemuda yang bernama Kei tadi.
"Sudah kubilang berapa kali pada kalian? Jangan memanggilku dengan sebutan itu jika hanya ada kita disini" ujarnya tegas.
Mereka hanya tersenyum kearah Deidara bermaksud memberi kode, namun sepertinya Deidara tak paham dengan kode mereka.
Tok tok tok!
"Masuk!" jawab Sasori tegas.
Srrrrggh
"Ada apa?" tanya Hidan pelan setelah melihat siapa orang yang mengetuk pintu tadi.
"Yang Mulia anda diminta menghadap baginda Raja dan Ratu." jawab pelayan sopan.
"Baiklah, kau boleh pergi"
"Sumimasen" ucap pelayan tersebut.
"Hmm" Hidan hanya bergumam pelan, ia memandang para sahabatnya sejenak sebelum beranjak memenuhi panggilan dari Kaa-san dan Tou-sannya.
*****
"Nah, kita sudah sampai" ujar Hasegawa tiba-tiba saat mereka sudah didepan aula.
"Arigato Hasegawa-sama." ucap Kakashi pelan sambil tersenyum tipis.
"Hm, silahkan masuk. Masih ada waktu untuk istirahat sebentar sebelum pertemuan dimulai." ujar Hasegawa pada mereka.
"Baiklah, sekali lagi saya berterima kasih pada anda Hasegawa-sama."
"Tak perlu sungkan Kakashi, lagian kalian adalah tamu disini. Tamu sama halnya dengan Raja, kita harus menyambutnya dengan baik." ujar Hasegawa sambil tersenyum.
Mereka pun masuk kedalam setelah Hasegawa beranjak meninggalkan mereka.
Yuuren terkejut saat melihat
para Putra Mahkota sudah datang dan berkumpul ditempat pertemuan, tak terkecuali dirinya yang baru bergabung.
Kemudian Yuuren duduk ditempat yang telah disediakan menurut nama kerajaan yang tertera dikursi tersebut.
Yuuren duduk dengan gelisah, jujur saja ia gugup karena ini pertama kalinya Yuuren mengikuti pertemuan seperti ini.
Tak ada satupun dari mereka yang ia kenal, terlebih pandangan dari mereka yang terlihat tak biasa menurutnya. Ia menghela nafasnya pelan untuk mengurangi rasa gugupnya dan itu berhasil, Yuuren bersyukur dalam hati karena rasa gugupnya hilang.
Yuuren mengarahkan pandangannya keseluruh kursi yang masing-masing sudah diisi oleh para pewaris kerajaan seperti dirinya, ia mengerutkan kening ketika melihat ada kursi yang kosong.
Yuuren bersyukur karena dirinya tidak terlambat datang ke acara ini, setidaknya jangan sampai ia mempermalukan dirinya sendiri.
'Berapa lama lagi acara ini dimulai, aku bisa mati kebosanan' inner Yuuren berteriak.
"Baginda Raja telah tiba!" seru pengawal kerajaan.
Yuuren tersentak, ia merutuki dirinya sendiri karena masih sempat-sempatnya melamun disaat seperti ini.
Ia melihat kearah pintu yang terbuka lebar dan melihat sang Raja memasuki ruangan diikuti pemuda yang mirip dengan sang Raja.
'Pangeran kah?' Tenzo membatin, tatapannya masih terpaku pada pemuda yang kini duduk disamping Raja.
Ia kembali tersentak saat pemuda tersebut balas memandangnya.
Rasa gugup yang tadi ia rasakan kini kembali hadir karena ia ketahuan tengah menatap seseorang yang tak ia kenal.
Kurosawa Tobirama sang Raja memandang tajam semua para Putra Mahkota.
Beliau juga melihat beberapa kursi kosong kerajaan yang tak bisa mengikuti pertemuan.
Ia menghela nafasnya sesaat dan melirik putranya dari ekor mata.
Tobirama tersenyum tipis sangat tipis, ketika melihat sang putra hanya diam dan duduk dengan tenang disisinya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Nonita Ayou
bagus bagusss
2021-06-21
1
Fithria Sulaeman
mantap bagus ceritanya.
aku hadir kak, jempol ku mendarat di karya mu baru sampai sini 😜😜
2021-05-24
1