Pertemuan Para Putera Mahkota

  Pangeran beranjak dari taman setelah cukup beristirahat, ia melangkahkan kakinya dengan santai sosoknya semakin bersinar ketika berjalan dibawah teriknya matahari.

"Onii-sama" panggil seseorang ketika dirinya melewati kolam ikan yang tak jauh dari taman kerajaan.

Langkah sang Pangeran terhenti ketika mendengar suara tersebut, Yuuren menolehkan kepalanya kemudian ia tersenyum saat melihat sang pemilik suara.

Melangkahkan kakinya pelan namun mantap menuju seseorang yang telah memanggilnya. Yuuren duduk bersila dihadapan gadis cantik yang mirip seperti dirinya.

"Onii-sama tadi terlihat buru-buru sekali. Ada apa?" ucapnya pelan, ada kerutan samar didahinya ketika melihat ekspresi geli sang kakak.

"Tidak juga, aku sebenarnya harus menemui paman Shikaku sekarang." jawabnya tenang sambil tersenyum manis, ia menahan dirinya untuk tidak tertawa saat melihat adiknya yang sedang tersipu malu.

Ia berpikir, apa yang membuat adiknya bertingkah seperti itu.

"Begitu, apakah hari ini Onii-sama mempunyai waktu luang?" tanya sang adik. Yuuren berpikir sejenak, ia mengingat-ingat agenda hari ini. Kemudian ia menggelengkan kepalanya ketika mengingat jadwalnya hari ini sangat padat.

"Gomen ne Yuka-chan, nii-san sibuk sekali hari ini. Kita akan mengobrol di lain waktu saja ne?" ujar Yuuren pada adiknya.

Yuuren merasa tak enak hati setelah melihat raut kecewa Yukatta, tapi mau bagaimana lagi? Ini sudah tugasnya sebagai seorang Putra Mahkota bukan?

Ia pun selalu mengingat kata-kata ayahnya, bahwa ia harus menyelesaikan tugasnya dengan baik. Melihat wajah adiknya berubah menjadi suram, buru-buru Yuuren menegurnya lagi.

"Hei, jangan bersedih seperti itu. Nii-san sudah berjanji kan?" ujarnya sedikit ragu, namun Yuuren mencoba untuk menghibur adiknya.

Yuuren tersenyum lega saat melihat Yukatta menganggukan kepala, tanda bahwa ia setuju.

"Nah ini baru adikku yang manis" ucapnya sambil tersenyum tipis.

"Gomene Yuka-chan, nii-san harus pergi sekarang. Nii-san tidak mau membuat paman Shikaku menunggu. Sampai jumpa." sambungnya kemudian.

Yuuren beranjak bangun dan meninggalkan tempat tersebut.

Kini ia melangkah dengan lebar menuju tempat penasehat kerajaan.

"Nii-sama... kau bahkan hanya menghabiskan waktu sedikit denganku." gumam Yukatta sedih.

*****

"Shikaku, ku rasa biar aku saja yang pergi ke pertemuan itu." ucap Kakashi sambil memandang kesal Shikaku.

Shikaku mendelik, tak terima. Bukankah mereka sudah membicarakan masalah ini?

"Kenapa begitu?" tanya Shikaku pelan, ia melihat Kakashi memijit pelipisnya.

"Apakah kau tidak membacanya? Dalam surat undangan tersebut tertulis bahwa sang Pangeran Putera Mahkota harus hadir dengan senseinya, dan sekarang kau tahu apa maksudku Shikaku." jawab Kakashi datar.

Ia kesal, harusnya sahabat seperjuangannya itu mengerti.

Shikaku berdiri tegap, bersidekap sambil menatap sahabatnya tajam.

"Aku juga senseinya Kakashi, kau harus ingat itu."

Kakashi menghela nafasnya, ia membenarkan ucapan Shikaku.

"Tapi kau seorang Penasehat kerajaan Shikaku, Raja sangat membutuhkan kehadiranmu disini." jawab Kakashi.

Shikaku tampak menimbang-nimbang jawaban Kakashi dan akhirnya ia pun mengalah.

"Baiklah, kau yang akan pergi dengan Yang Mulia. Kau benar Raja membutuhkanku disini." putus Shikaku, walaupun ada sedikit ketidakrelaan dalam hatinya.

Kakashi menghembuskan nafasnya lega, ia pikir Shikaku akan bersikeras dengan pendapatnya.

"Kalau begitu aku pamit undur diri." pamitnya sambil beranjak.

Saat akan membuka pintu, Kakashi terkejut karena pintu tersebut sudah terbuka duluan.

"Eh Kakashi-sensei?" serunya pelan.

Kakashi mengangguk dan tersenyum tipis.

"Apakah Yang Mulia sudah bersiap-siap?" tanya Kakashi.

Yuuren menggelengkan kepalanya, ia memang belum bersiap-siap. Lagi pula senseinya ini berbicara tentang apa? Latihankah? Tapi ia akan pergi ke kerajaan lain. Itu pun ia pergi dengan Shikaku, dan Kakashi juga sudah tahu tentang hal ini.

Kakashi tersenyum tipis saat melihat raut bingung sang Pangeran.

"Begini Yang Mulia, anda akan pergi dengan saya untuk menghadiri undangan dari kerajaan Kurosawa." ujar Kakashi pelan.

"Bukankah aku akan pergi dengan paman Shikaku?" jawab Yuuren heran.

Kakashi menggelengkan kepalanya saat mendengar jawaban tersebut.

"Tidak Yang Mulia, anda akan pergi bersama saya. Bersiaplah, kita akan berangkat sebentar lagi."

Yuuren terlihat linglung, namun dengan cepat ia tersadar.

"Baiklah aku mengerti."

*******

Disisi lain para dayang dan prajurit kerajaan Kurosawa terlihat tengah sibuk mempersiapkan tempat yang akan digunakan untuk pertemuan para Putra Mahkota beserta guru mereka.

Pertemuan ini diadakan setiap lima tahun sekali oleh kerajaan Kurosawa dan tentunya sudah disetujui oleh kerajaan-kerajaan lainnya, bahkan mereka pun selalu menghadiri pertemuan tersebut.

Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk melatih para Putra Mahkota dari masing-masing kerajaan agar mereka dapat menjalankan tugas mereka dengan baik.

Para Putra Mahkota juga akan ditempa pelatihan secara khusus selama satu bulan, mereka akan dilatih oleh beberapa orang yang dipercaya bisa menjadikan mereka lebih kuat dan bijak untuk dijadikan sebagai seorang Raja kelak.

Mereka merupakan Mentri kerajaan Kurosawa yang sudah dipercaya menjalankan tugas mereka dengan baik.

Seperti A akan melatih  pertahanan mereka ketika diserang musuh. Mui yang akan melatih tentang hukum-hukum yang ada di kerajaan, baik kerajaan sendiri maupun tetangga. Lalu ada juga Samui yang akan melatih tentang pengaturan keuangan, dan tentang lainnya yang akan diajarkan berdasarkan kedudukan Menteri masing-masing.

Merekapun sudah menyelesaikan persiapannya, tempat itu sudah bisa digunakan untuk besok. Ya karena para Putra Mahkota akan tinggal disana mulai besok.

Tempat tersebut terletak di sebelah selatan kerajaan Kurosawa dan jauh dari keramaian sehingga para peserta bisa berkonsentrasi pada kegiatannya.

Selama masa pelatihan peserta dilarang untuk menemui siapa pun, termasuk anggota keluarganya. Kalaupun bisa hanya dalam keadaan genting saja.

Guru merekapun ikut pelatihan, namun berbeda dengan mereka. Para guru ditempatkan disebelah utara kerajaan Kurosawa, mereka pun sama akan mendapat pelajaran dari para Mentri kerajaan Kurosawa namun agak sedikit berbeda dengan para Putra Mahkota.

Putera mahkota Kurosawa sendiri tengah mempersiapkan dirinya untuk menyambut tamu mereka.

"H-hah... sebenarnya ini hal yang merepotkan." gumamnya malas.

"Tapi kau memang harus melakukannya dengan baik putera mahkota." ejek seseorang baru saja masuk kedalam ruangan putera mahkota kerajaan Kurosawa.

"Kau sudah sampai? Bukan kah acaranya-" pertanyaannya terpotong.

Pemuda bersurai merah bata itu duduk dihadapan putera mahkota kerajaan Kurosawa. "Aku punya undangan khusus kan?" ujarnya penuh dengan percaya diri.

"heh.. kau ini." Hidan berdecak sebal. Entah kenapa ia terlihat lebih santai ketika sahabatnya telah tiba. "Apa yang lain juga sudah.."

"Kami sudah sampai disini, Pangeran." ujar mereka dengan kompak.

Satu-persatu dari mereka duduk ditempat kosong, melingkar dengan sang putera mahkota.

Hidan mendengus, terkekeh pelan setelahnya. "Baiklah...Dengan ini tim kita sudah lengkap." ujarnya pelan. Seketika ruangannya penuh dengan remaja sebayanya.

Bersambung....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!