2. Jadi Pelayan

Lily mulai sujud di hadapan Ryan. "Gue mohon ampuni Linda. Dia nggak bersalah."

"Oke-oke gue ampuni. Pergi sana!" perintah Ryan sambil melirik Linda. Lily bangun dari sujudnya. Ia mulai menggandeng tangan Linda yang tegang.

"Hanya Linda, bukan lu!" Ryan berseru, "kalian semua pergi!" perintahnya lagi kepada para murid, semuanya dengan cepat menghilangkan diri dari kantin itu termasuk para penjual yang ketakutan pula, tinggalah Ryan, Rubay dan Lily.

Dengan penuh ketakutan, Lily mencoba menatap Ryan. "Gue minta maaf dan maafin Linda juga."

"Gue gak butuh maaf lo. Gue hanya butuh lo ngabulin permintaan gue!" Ryan kembali duduk dengan santai.

"Oke, apa mau lu?"

"Lu jadi pelayan gue dihari sekolah," kata Ryan lugas. Rubay yang sedari tadi masih duduk tersenyum. Senyuman yang membuat Lily curiga.

"Maksud lo gue jadi pembantu lo?" Lily bertanya antara kesal dan kaget, "katanya kaya, punya bodyguard–punya geng, lu kok malah bawa-bawa gue, pelayan lagi!"

"Karena ini hukuman. Kalo lu nggak mau, Linda bakal gue buat menderita. Lebih menderita dari lo!" Ryan mengancam seakan hidup Linda ada di tangannya.

Kali ini Lily membungkam. Tak peduli bila dirinya yang akan terkena sayatan pedang, tapi ini adalah salah satu temannya yang tulus dan lebih menyayanginya dari siapa pun. Dia seperti pahlawan ketika ada masalah tuduhan serius. Baru seminggu Lily mengenal cewek itu, ia seperti tidak ingin kehilangan apalagi terbuat posisi yang sama sepertinya. Cukup dirinya yang merasakan pedih.

"Cuma pelayan." Dengan berat, Lily

mengangguk.

...----------------...

Lily masuk ke kelas dengan wajah di ceriakan. Sekali lagi ia tak ingin jujur atas perasaan yang tiba-tiba menyiksa sekujur tubuh. Ia masuk beriringan dengan suara bel yang berbunyi nyaring pertanda jam istirahat telah usai.

Di dekat jendela ia melihat Linda sudah duduk di bangku sana. Wajahnya terpasang khawatir. Ia berjalan penuh percaya diri, sesekali mendapat sandungan para temannya. Tapi, berusaha ia maklumi.

"Hai Lin. Sory ya, karena masalah tadi jam lu jadi rusak. Entar gua gantiin, oke?" Lily berkata sembari duduk dengan sejumlah ketenangan. Ia juga membawa jam milik Linda itu. "Atau–gua benerin."

"No-no Ly, gua yang harus minta-maaf, lu nggak kenapa-napa? Ryan tadi ngapain?" tanya Linda memeriksa tangan mulus Lily, tak ada luka yang berbekas.

"Gua nggak apa-apa Linda sayang! Astaga ni-anak!" ucap Lily seakan merasa risi sekaligus lucu, "gua cuma diancam, doang! Santai aja kali!"

"Diancam?" Linda beringsut serius. Tatapan yang jarang Lily lihat. Sebuah titik khawatir tertuang disana. "Dia ngancam lu apa?"

"Ya ...," Lily menelayangkan kebenaran menjadi kebohongan, "bukan ngancam sih, dia nyuruh gua buat bersihin bajunya yang kotor sebab kopi, kalo nggak lu patokannya. Ya, ya gua terima lah, orang cuma bersihin doang."

Linda merasa tersentil, "Oke, gue aja yang bersihin." Namun Lily cepat menggeleng, "Fine, sebagai kata minta-maaf gue ke-lu apa? Gue nggak bakal bisa tidur nyenyak kalo belum terbayar!"

"Ijinin gue buat benerin ini jam. Gue udah lama nggak ngelakuin hobi gue. Lu boleh simpen jam ini atau buang. Gue tetep beliin lu jam tangan, persis!" Lily berkata berusaha memohon. Atas gelengan kepala dahulu, Linda akhirnya setuju.

...----------------...

Para murid sudah berhamburan pulang. Tinggalah Lily yang harus terpaksa pergi ke ruang UKS. Disanalah habitat Ryan berada ketika masih di Sekolah. Ryan selalu cepat-cepat menghilangkan diri ketika usai belajar, beda dengan Lily yang harus menuntaskan tugas orang-orang dahulu.

Lily ingat kata-kata Ryan yang terlontar jam lalu saat di kantin , "Ketuk pintu UKS, disitu gue berada!" dan pintu UKS itu sudah ada di depan mata. Ia mengetuk bertepatan dengan jantungnya yang berdegup kecang. Kali ini keringat dingin mengalir satu demi satu.

Terdengar suara Rubay di dalam, "Masuk!!!"

Lily membuka pintu pelan-pelan. Terdapatlah dua batang hidung yang sedang berbaring. "Oke tugas pertama gue apa–?"

"Pijit ni-kaki," Ryan menyela seraya merentangkan kakinya.

Lily tersenyum. Antara kesal, lelah, dan prustasi. Campuran itu di kombinasikan menjadi antusias melangkah. Dengan segala ketegangan ia menghembus nafas berusaha rileks. Ia memijit sesuai permintaan setelah menyimpan tas di lantai.

Ruangan ini sungguh sunyi. Lily sesekali menatap Rubay yang tengah asik memainkan ponsel. Sementara Ryan yang sedang ada kedatangan tukang pijit itu malah tidur lelap.

"Lu udah lama temenan sama ni-anak?" tanya Lily membuat Rubay meliriknya sementara.

"Lu tanya gue?" Lily cepat mengangguk, "kalo iya kenapa? Gue bukan orang yang semena-mena ngebocorin rahasia orang!"

"Emang dia punya rahasia?" Lily bertanya dan tidak disahut oleh Rubay, "walaupun ada, gue nggak mau tau! Cuma tanya lu temen lamanya atau baru?"

"Lama," jawab Ryan yang tahu-tahu membuka mata. Rupanya dia hanya pura-pura tidur. Lily sampai tersentak kaget atas suara berjakun terdengar menyeramkan itu.

Lamanya Lily memijit, akhirnya Ryan menyudahi dan mulai berdiri. Ia tahu bila semakin lama, jari mungil Lily semakin bergetar halus karena lelah. Sudah menulis di kelas malah dibebani dengan pijitan yang harus sedemikian penuh perasaan.

"Lu boleh pulang," papar Ryan, gadis itu cepatnya menyambar tas untuk pulang, namun berhenti di gagang pintu saat dirinya berkata, "entar!"

"Apa?" Lily berbalik, niatnya untuk lari diurung.

Ryan melepas jaketnya dan dilempar, Rubay yang sudah berdiri di belakang mendapat tangkapan dari lemparan tiba-tiba itu. Tidak ada salahnya bila dia berdengus kesal.

Lily mematung dan membeku, wajahnya tegang melihat gerak-gerik Ryan yang sedang membuka kancing baju. Saat semua kancing baju sudah berhasil dilepas, Ryan membukanya bersamaan dengan Lily yang menutup mata dengan tas. Mata gue masih suci! Lu ini mau apa, sih? Bikin gue takut aja! Lily mundur sampai keluar ruangan.

"Bersihin baju gue. Sebersih-bersihnya!" Ryan berkata sembari melempar bajunya, Lily segera menangkap dengan menutup mata.

"Oke, gue bakal cuci ini baju sampai se-wangi surga!" Lily membalikkan badannya, ia mulai melangkah pergi meninggalkan Ryan yang telanjang dada bugar. Ia berlari sekuat-kuatnya, tanpa tahu Ryan memanggilnya. Ia bimbang antara kembali dan berlalu. Ia masih suci, maka dari itu ia memilih lari.

Sisi lain yang masih di-UKS, Ryan dan Rubay termenung melihat tingkah Lily yang beringsut ketakutan. Ryan yang lebih heran bertanya, "Kenapa dia?"

"Bay," Ryan berbalik badan dengan menembong badannya yang belum terbalut jaket, "emang ada apa sama tubuh gue? Si-kacamata cupu itu lari kaya gue ini preman!"

"Aduh ... bego dipiara!" umpat Rubay dalam gumam pelan, "Dia itu cewek! Kaum hawa! Lu make pamer roti sobek segala!"

"Ooooh ...," Ryan mengangguk panjang, tapi kalimat awal tadi membuat matanya menajam bak ingin menerkam Rubay, "lu hina gue bego!?"

Episodes
1 Prolog
2 1. Kenyataan Pahit
3 1. Kedatangan Ryan
4 2. Apa yang lu suka?
5 2. Jadi Pelayan
6 3. Jam–Masa Lalu
7 3. Pangling
8 4. Karena Kacamata
9 4. Sosok Motivasi
10 5. Terbang Menuju Tempat yg Sama
11 5. Buly Tanpa Kepahaman
12 5. SETIMPAL
13 6. David Kusuma R
14 6. Nama Kesayangan
15 7. Berharga dan Bersejarah
16 7. Kesepakatan
17 7. Pelukan Perpisahan
18 8. Bertemu
19 8. Tetap sama
20 8. Kopi cup
21 9. Mengekang Dirinya
22 9. Ajang Minta maaf
23 9. Kecupan singkat
24 10. IMPAS
25 10. Kekangan
26 10. Sekedar Memberi Bunga
27 11. > Sekadar Teman
28 11. Dua Pembeli
29 11. Nura membuat Copy-paste
30 12. Sok Dekat
31 12. Bukanlah Lily
32 12. Rongsok!
33 13. Mencintainya
34 13. Boomerang
35 13. Rasa Bersalah Lily
36 14. Cinta & sayang sebagai teman
37 14. Zukee Liname
38 15. Bintang tak perlu Dicari
39 15. Sembilan Puluh?
40 15. Rindu yg tak bisa dibayar
41 16. Hanya Dia yg Mengerti
42 16. Maaf
43 16. Tidak sesuai Realita
44 16. itu punya bayangan
45 17. Lowongan Pekerjaan
46 17. Teka-teki
47 18. Memulai dari hal kecil
48 18. Tidak termasuk skenario Lily
49 18. Tunggu Aku Mimpi
50 19. Menghargai
51 19. Ia Sangat Takut
52 19. Penuh Kejutan
53 20. Nggak Mungkin
54 20. Perasaan Curiga
55 20. Cemburu
56 21. Tak Bisa Disentuh
57 21. Pergi!
58 21. Gue Cinta lo
59 22. Ternyata Cantik
60 22. Di seret Menay
61 22. Dia Playboy
62 23. Jadwal Dadakan
63 23. Mulai Mendekat
64 23. Juru Penculik
65 24. Memecahkan Seorang Diri
66 24. Harimau
67 24. Pilihannya Salah
68 25. Kita. Alam. Hari ini
69 25. Puku
70 25. Bermimpi dan Berharap Lebih
71 26. Anak Buah Nura
72 26. Rubay bertemu Linda
73 26. Kecurigaan
74 27. Door!
75 27. Di Rumah Sakit
76 28. Pemecah Misteri
77 28. Figuran tak berarti
78 28. Secarik kertas putih
79 29. Berubah
80 29. Pesta ulang tahun Ryan
81 29. Terlalu Tinggi
82 30. Perpisahan untuk kedua kalinya
83 30. Janji adalah janji
84 31. Sebuah Permainan
85 31. BERHENTI
86 31. Lempar cemburu
87 32. Menangkup Bintang
88 32. Susah di Dapatkan
89 33. Hak Gue
90 33. Dia udah Berubah
91 33. Bayangan?
92 34. Cinta Mati
93 34. Setia Menunggu
94 34. Serpihan kaca
95 35. I’m sorry
96 35. Tak bisa diganti
97 35. Cewek yang Setia
98 36. Lo berurusan dengan gue!
99 36. Ngaca!
100 36. Kagak cocok!
101 37. Dasar Pelakor!
102 37. Bagai langit dan sumur
103 38. TTM
104 39. Penyelesaian Hubungan
105 39. Meresahkan
106 39. Sebuah Rencana
107 40. Mimpi Buruk
108 40. LILY!!?
109 41. Kenapa seperti ini.
110 41. Buka pintunya!
111 41. Hawa di rumah sakit
112 42. Empat manusia berkumpul
113 42. Kok nuduh Ryan?
114 43. Trauma
115 43. Hal yang tidak diduga-duga
116 43. LINDAAA!!!
117 44. Selalu ada di sisi anaknya
118 44. Buka topeng Si-Masker
119 44. Terbang tanpa dikekang
120 45. Tidak percaya
121 45. Ia sudah tahu
122 45. Kado?
123 45. Mimpi yang menjadi nyata
124 Epilog
125 Makasih
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Prolog
2
1. Kenyataan Pahit
3
1. Kedatangan Ryan
4
2. Apa yang lu suka?
5
2. Jadi Pelayan
6
3. Jam–Masa Lalu
7
3. Pangling
8
4. Karena Kacamata
9
4. Sosok Motivasi
10
5. Terbang Menuju Tempat yg Sama
11
5. Buly Tanpa Kepahaman
12
5. SETIMPAL
13
6. David Kusuma R
14
6. Nama Kesayangan
15
7. Berharga dan Bersejarah
16
7. Kesepakatan
17
7. Pelukan Perpisahan
18
8. Bertemu
19
8. Tetap sama
20
8. Kopi cup
21
9. Mengekang Dirinya
22
9. Ajang Minta maaf
23
9. Kecupan singkat
24
10. IMPAS
25
10. Kekangan
26
10. Sekedar Memberi Bunga
27
11. > Sekadar Teman
28
11. Dua Pembeli
29
11. Nura membuat Copy-paste
30
12. Sok Dekat
31
12. Bukanlah Lily
32
12. Rongsok!
33
13. Mencintainya
34
13. Boomerang
35
13. Rasa Bersalah Lily
36
14. Cinta & sayang sebagai teman
37
14. Zukee Liname
38
15. Bintang tak perlu Dicari
39
15. Sembilan Puluh?
40
15. Rindu yg tak bisa dibayar
41
16. Hanya Dia yg Mengerti
42
16. Maaf
43
16. Tidak sesuai Realita
44
16. itu punya bayangan
45
17. Lowongan Pekerjaan
46
17. Teka-teki
47
18. Memulai dari hal kecil
48
18. Tidak termasuk skenario Lily
49
18. Tunggu Aku Mimpi
50
19. Menghargai
51
19. Ia Sangat Takut
52
19. Penuh Kejutan
53
20. Nggak Mungkin
54
20. Perasaan Curiga
55
20. Cemburu
56
21. Tak Bisa Disentuh
57
21. Pergi!
58
21. Gue Cinta lo
59
22. Ternyata Cantik
60
22. Di seret Menay
61
22. Dia Playboy
62
23. Jadwal Dadakan
63
23. Mulai Mendekat
64
23. Juru Penculik
65
24. Memecahkan Seorang Diri
66
24. Harimau
67
24. Pilihannya Salah
68
25. Kita. Alam. Hari ini
69
25. Puku
70
25. Bermimpi dan Berharap Lebih
71
26. Anak Buah Nura
72
26. Rubay bertemu Linda
73
26. Kecurigaan
74
27. Door!
75
27. Di Rumah Sakit
76
28. Pemecah Misteri
77
28. Figuran tak berarti
78
28. Secarik kertas putih
79
29. Berubah
80
29. Pesta ulang tahun Ryan
81
29. Terlalu Tinggi
82
30. Perpisahan untuk kedua kalinya
83
30. Janji adalah janji
84
31. Sebuah Permainan
85
31. BERHENTI
86
31. Lempar cemburu
87
32. Menangkup Bintang
88
32. Susah di Dapatkan
89
33. Hak Gue
90
33. Dia udah Berubah
91
33. Bayangan?
92
34. Cinta Mati
93
34. Setia Menunggu
94
34. Serpihan kaca
95
35. I’m sorry
96
35. Tak bisa diganti
97
35. Cewek yang Setia
98
36. Lo berurusan dengan gue!
99
36. Ngaca!
100
36. Kagak cocok!
101
37. Dasar Pelakor!
102
37. Bagai langit dan sumur
103
38. TTM
104
39. Penyelesaian Hubungan
105
39. Meresahkan
106
39. Sebuah Rencana
107
40. Mimpi Buruk
108
40. LILY!!?
109
41. Kenapa seperti ini.
110
41. Buka pintunya!
111
41. Hawa di rumah sakit
112
42. Empat manusia berkumpul
113
42. Kok nuduh Ryan?
114
43. Trauma
115
43. Hal yang tidak diduga-duga
116
43. LINDAAA!!!
117
44. Selalu ada di sisi anaknya
118
44. Buka topeng Si-Masker
119
44. Terbang tanpa dikekang
120
45. Tidak percaya
121
45. Ia sudah tahu
122
45. Kado?
123
45. Mimpi yang menjadi nyata
124
Epilog
125
Makasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!