1. Kenyataan Pahit

Murid-murid di kelas itu tengah ketawa-ketiwi melihat Lily yang tertidur pulas sambil mengigau. Gadis itu secara polosnya mengeluarkan liur dari dalam mulutnya. Meja yang ditempati sendiri sudah menjadi pulau dengan liurannya.

Dalam kondisi ini banyak yang mengambil fotonya sebanyak mungkin. Mereka sungguh puas dengan pemandangan gadis malang itu.

Ada pula seorang lelaki yang tahan akan jijik liur membangun Lily dengan menahan tawa. Teman sekelasnya secara sepakat agar tidak berisik. Mereka ingin tahu bagaimana ekspresi gadis modal buly dan fungsi contek di kelasnya.

"Man, lu bangunin pake kata sayang. Mau lihat gimana reaksinya, iya-gak?" Salah satu lelaki mengusulkan. Semuanya mengangguk dan beberapa orang ada yang memberi jempol setuju.

Dengan secara kemuakan, lelaki yang sudah di samping Lily berkata, "Bangun sayang."

Mereka yang mendengar, cekikikan menahan tawa. Tahu-tahu Lily menjawab, "Sayang?" Teman sekelasnya sudah keluar semburan tawa, bisa-bisanya dia mengigau.

Lily masih bisa tertidur pulas dengan bising tawa yang keras. Mereka serempak diam, sekarang lelaki di sampingnya membangunkan dengan cara kasar.

"Maksud gua lu bangun!" teriak lelaki di sampingnya, "Woey kacamata budek!"

"Bangun?" Lagi-lagi Lily mengigau, entah itu sadar atau tidak.

Tanpa basa-basi lagi, lelaki itu menggeserkan wajah Lily tepat pada liur yang sudah melebar. Pas! pipinya terkena liur itu. Belum puas, lelaki itu memutar-mutar kepala Lily ibarat lap sampai basah oleh liur. Mereka yang melihatnya tertawa terbahak-bahak.

Lily bangun penuh tanda tanya. Linglung sekaligus malu di jadikan bahan tawaan kelas. Ia merasakan samping wajahnya basah. Ia membenarkan kacamatanya, ternyata sosok lelaki di pantai itu hanyalah mimpi.

Ia mengusap pelan wajahnya. Lengket! Lily tidak tahu ini air apa. Baunya amis kopi. Taulah dirinya bila itu adalah air liur dari mulutnya ketika merasakan ada yang mengalir deras dari mulutnya. Kebetulan pula ia minum kopi pagi tadi.

Gadis bernama Nura, cewek yang berlagak cantik di sekolah ini mengulurkan tangannya sembari menggenggam ponsel tepat pada wajah Lily. Ada sebuah vidio di dalamnya, saat disetel, terdapat dirinya di sana. Tidur dan mengigau tak jelas.

Mereka tertawa sementara Lily menahan malu.

Ia membawa sebungkus tisu dari sakunya. Mengelap sampai bersih mejanya itu. Sudah kering, semua orang bergotong-royong untuk memberi air minum ke mejanya. Bahkan bajunya sampai terkena guyuran air itu. Mereka puas tertawa.

"Woey lap ’tuh meja!" Mereka bersorak-sorak menggerutu kesal saat tahu Lily beranjak dari kelas. Ia hendak ke wece untuk membasuh muka. Ada banyak tantangan untuk keluar, ia harus mendapat kesialan seperti tersandung kaki orang, di jengut rambut panjangnya yang diikat untuk berhenti, dan maki-maki "Kacamata b*go-t*lol-p*cat!"

Saat Lily lolos keluar kelas dengan kesabaran, ia tersenyum. Betapa kuat dirinya untuk bertahan menghadapi kondisi buruknya setiap hari ke sekolah.

Di buly hanya akibat dirinya tak banyak bicara, bermuka putih pucat, berkacamata minus 0,5D layak cupu dan dituduh sok tahu atas pelajaran. Bonus di kekang oleh orang tua. Hadiah yang selama ini ia jalani adalah tidak dapat teman melainkan bulyan.

...----------------...

Lily membasuh wajah di wece yang sedang sepi, tak ada orang di sana kecuali dirinya. Cukup lama untuk membersihkan air liur licinnya.

Sampai kapan pun ia tak akan bisa melupakan kejadian memalukan ini. Bisa-bisanya ia tertidur akibat begadang untuk mengerjakan tugas teman-temannya yang menumpuk. Bahkan satu sekolah khusus kelas dua belas, ada juga yang memerintahkan dirinya mengerjakan tugas mereka. Lily hanya tersenyum, semoga dengan ini ia bisa menemukan sosok teman yang tulus.

Ingatannya kembali teringat kepada mimpi. Lelaki yang bisa tersenyum tulus padanya. Ia teringat ucapannya, "Temui aku, maka kau akan tahu siapa diriku."

Lily tersenyum sambil bercermin. Begitu bloonnya saat berkaca, ia seperti monyet terkutuk. Cermin itu tidak memberi kesempatan untuknya tampil cantik.

"Kenapa gue burik gitu, sih?" Lily malah tertawa, kehidupan yang ia lalui serasa melangkah selokan kecil. Tak ada apa-apanya, ia cukup kuat untuk menjalani kehidupan yang amat pahit ini.

"Mimpi itu ...," Lily memakai kacamatanya seraya menutup mata, ia nyengir kembali, "romantis banget!"

Segera ia merogoh sakunya membawa pulpen yang selalu ia bawa. Ia mengangkat rok selututnya sampai ke paha. Sebuah kalimat mungil nun singkat tertulis di sana.

Hal romantis gue hari ini.

Lelaki di mimpi itu seakan memikirkan seorang cowok. David. Sosok lelaki pemimpin barisan paskibra tampan yang membuatnya jatuh cinta karena gagah. Cocok pula atas kepemimpinannya yaitu danton paskibra.

Lily yang masih kelas tiga SD, ikut eskul paskibra hanya ingin bertemu David yang beda sekolah. Jika eskul, ia akan tetap bertemu setiap latihan.

Lily kecil sampai di diamkan karena tidak becusnya latihan gerak jalan. Lily malah senang, inilah kesempatan untuk memerhatikan David yang amat ia suka.

Sampai akhirnya ia tahu nama kepanjangnya, "David-Kusuma-R." Begitu Lily kecil mengeja di buku daftar nama. Agar tidak lupa, ia menulis menggunakan pensil ke kain jaket pink yang ia suka kenakan di bagian punggung dalam agar tak terlihat.

Setahun kemudian Lily keluar paskibra dengan perasaan sedih. David telah pindah ke luar kota meninggalkannya. Hanya terkenang jaket pinknya yang bertulis namanya. Sampai saat ini ia beranjak usia 18 tahun, masih tertuang rasa pada lelaki yang tak mungkin bisa memiliki.

"Mungkin inilah saatnya gue lupain kenang-kenangan," gumam Lily seraya mengetuk keningnya.

Lily membuka pintu wece, ia mulai menyadari bila dia sudah terlalu lama di sana.

"Lily, kau habis dari mana?" Tahu-tahu ibu guru mengagetkan dirinya yang tengah membuka pintu masuk. Teman-temannya bersorak, "Jajan/bolos/tidur."

Ibu sudah pasti tersenyum. Lily adalah salah satu murid berprestasi dan terpintar di angkatannya. Buat apa juga ia percaya dengan tuduhan para murid lainnya. "Kamu habis ke-wece ya? Duduklah, ibu akan memberikan informasi kedatangan murid dari sekolah SMA sebelah."

"Kedatangan murid?" Lily memalingkan wajahnya, kelas yang luas atas bangku kosong sudah terpenuhi oleh masing-masing dua murid asing. Ia menelan ludah, saat tahu bangku yang selalu ia tempati sendiri di duduki oleh salah satu lelaki.

Lily mulai berjalan menuju bangkunya. Ia membawa tas, yang tergeletak di lantai. Ia berdiri di samping bangkunya penuh harap agar bisa duduk. Lelaki itu hanya diam. Oleh karena itu ia menyimpan tasnya dan duduk di sampingnya.

"Nah Anak-anak, kedatangan SMA Budi Bangsa ke sekolah kita itu untuk menetapkan agar bisa bergabung. Kalian tahu sendiri bila sekolah kita keterbatasan murid ...,"

"Jelaslah! orang disini pada bego semua!" umpat lelaki di samping Lily penuh angkuh. Ia sampai meliriknya dengan delikan tak suka.

Episodes
1 Prolog
2 1. Kenyataan Pahit
3 1. Kedatangan Ryan
4 2. Apa yang lu suka?
5 2. Jadi Pelayan
6 3. Jam–Masa Lalu
7 3. Pangling
8 4. Karena Kacamata
9 4. Sosok Motivasi
10 5. Terbang Menuju Tempat yg Sama
11 5. Buly Tanpa Kepahaman
12 5. SETIMPAL
13 6. David Kusuma R
14 6. Nama Kesayangan
15 7. Berharga dan Bersejarah
16 7. Kesepakatan
17 7. Pelukan Perpisahan
18 8. Bertemu
19 8. Tetap sama
20 8. Kopi cup
21 9. Mengekang Dirinya
22 9. Ajang Minta maaf
23 9. Kecupan singkat
24 10. IMPAS
25 10. Kekangan
26 10. Sekedar Memberi Bunga
27 11. > Sekadar Teman
28 11. Dua Pembeli
29 11. Nura membuat Copy-paste
30 12. Sok Dekat
31 12. Bukanlah Lily
32 12. Rongsok!
33 13. Mencintainya
34 13. Boomerang
35 13. Rasa Bersalah Lily
36 14. Cinta & sayang sebagai teman
37 14. Zukee Liname
38 15. Bintang tak perlu Dicari
39 15. Sembilan Puluh?
40 15. Rindu yg tak bisa dibayar
41 16. Hanya Dia yg Mengerti
42 16. Maaf
43 16. Tidak sesuai Realita
44 16. itu punya bayangan
45 17. Lowongan Pekerjaan
46 17. Teka-teki
47 18. Memulai dari hal kecil
48 18. Tidak termasuk skenario Lily
49 18. Tunggu Aku Mimpi
50 19. Menghargai
51 19. Ia Sangat Takut
52 19. Penuh Kejutan
53 20. Nggak Mungkin
54 20. Perasaan Curiga
55 20. Cemburu
56 21. Tak Bisa Disentuh
57 21. Pergi!
58 21. Gue Cinta lo
59 22. Ternyata Cantik
60 22. Di seret Menay
61 22. Dia Playboy
62 23. Jadwal Dadakan
63 23. Mulai Mendekat
64 23. Juru Penculik
65 24. Memecahkan Seorang Diri
66 24. Harimau
67 24. Pilihannya Salah
68 25. Kita. Alam. Hari ini
69 25. Puku
70 25. Bermimpi dan Berharap Lebih
71 26. Anak Buah Nura
72 26. Rubay bertemu Linda
73 26. Kecurigaan
74 27. Door!
75 27. Di Rumah Sakit
76 28. Pemecah Misteri
77 28. Figuran tak berarti
78 28. Secarik kertas putih
79 29. Berubah
80 29. Pesta ulang tahun Ryan
81 29. Terlalu Tinggi
82 30. Perpisahan untuk kedua kalinya
83 30. Janji adalah janji
84 31. Sebuah Permainan
85 31. BERHENTI
86 31. Lempar cemburu
87 32. Menangkup Bintang
88 32. Susah di Dapatkan
89 33. Hak Gue
90 33. Dia udah Berubah
91 33. Bayangan?
92 34. Cinta Mati
93 34. Setia Menunggu
94 34. Serpihan kaca
95 35. I’m sorry
96 35. Tak bisa diganti
97 35. Cewek yang Setia
98 36. Lo berurusan dengan gue!
99 36. Ngaca!
100 36. Kagak cocok!
101 37. Dasar Pelakor!
102 37. Bagai langit dan sumur
103 38. TTM
104 39. Penyelesaian Hubungan
105 39. Meresahkan
106 39. Sebuah Rencana
107 40. Mimpi Buruk
108 40. LILY!!?
109 41. Kenapa seperti ini.
110 41. Buka pintunya!
111 41. Hawa di rumah sakit
112 42. Empat manusia berkumpul
113 42. Kok nuduh Ryan?
114 43. Trauma
115 43. Hal yang tidak diduga-duga
116 43. LINDAAA!!!
117 44. Selalu ada di sisi anaknya
118 44. Buka topeng Si-Masker
119 44. Terbang tanpa dikekang
120 45. Tidak percaya
121 45. Ia sudah tahu
122 45. Kado?
123 45. Mimpi yang menjadi nyata
124 Epilog
125 Makasih
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Prolog
2
1. Kenyataan Pahit
3
1. Kedatangan Ryan
4
2. Apa yang lu suka?
5
2. Jadi Pelayan
6
3. Jam–Masa Lalu
7
3. Pangling
8
4. Karena Kacamata
9
4. Sosok Motivasi
10
5. Terbang Menuju Tempat yg Sama
11
5. Buly Tanpa Kepahaman
12
5. SETIMPAL
13
6. David Kusuma R
14
6. Nama Kesayangan
15
7. Berharga dan Bersejarah
16
7. Kesepakatan
17
7. Pelukan Perpisahan
18
8. Bertemu
19
8. Tetap sama
20
8. Kopi cup
21
9. Mengekang Dirinya
22
9. Ajang Minta maaf
23
9. Kecupan singkat
24
10. IMPAS
25
10. Kekangan
26
10. Sekedar Memberi Bunga
27
11. > Sekadar Teman
28
11. Dua Pembeli
29
11. Nura membuat Copy-paste
30
12. Sok Dekat
31
12. Bukanlah Lily
32
12. Rongsok!
33
13. Mencintainya
34
13. Boomerang
35
13. Rasa Bersalah Lily
36
14. Cinta & sayang sebagai teman
37
14. Zukee Liname
38
15. Bintang tak perlu Dicari
39
15. Sembilan Puluh?
40
15. Rindu yg tak bisa dibayar
41
16. Hanya Dia yg Mengerti
42
16. Maaf
43
16. Tidak sesuai Realita
44
16. itu punya bayangan
45
17. Lowongan Pekerjaan
46
17. Teka-teki
47
18. Memulai dari hal kecil
48
18. Tidak termasuk skenario Lily
49
18. Tunggu Aku Mimpi
50
19. Menghargai
51
19. Ia Sangat Takut
52
19. Penuh Kejutan
53
20. Nggak Mungkin
54
20. Perasaan Curiga
55
20. Cemburu
56
21. Tak Bisa Disentuh
57
21. Pergi!
58
21. Gue Cinta lo
59
22. Ternyata Cantik
60
22. Di seret Menay
61
22. Dia Playboy
62
23. Jadwal Dadakan
63
23. Mulai Mendekat
64
23. Juru Penculik
65
24. Memecahkan Seorang Diri
66
24. Harimau
67
24. Pilihannya Salah
68
25. Kita. Alam. Hari ini
69
25. Puku
70
25. Bermimpi dan Berharap Lebih
71
26. Anak Buah Nura
72
26. Rubay bertemu Linda
73
26. Kecurigaan
74
27. Door!
75
27. Di Rumah Sakit
76
28. Pemecah Misteri
77
28. Figuran tak berarti
78
28. Secarik kertas putih
79
29. Berubah
80
29. Pesta ulang tahun Ryan
81
29. Terlalu Tinggi
82
30. Perpisahan untuk kedua kalinya
83
30. Janji adalah janji
84
31. Sebuah Permainan
85
31. BERHENTI
86
31. Lempar cemburu
87
32. Menangkup Bintang
88
32. Susah di Dapatkan
89
33. Hak Gue
90
33. Dia udah Berubah
91
33. Bayangan?
92
34. Cinta Mati
93
34. Setia Menunggu
94
34. Serpihan kaca
95
35. I’m sorry
96
35. Tak bisa diganti
97
35. Cewek yang Setia
98
36. Lo berurusan dengan gue!
99
36. Ngaca!
100
36. Kagak cocok!
101
37. Dasar Pelakor!
102
37. Bagai langit dan sumur
103
38. TTM
104
39. Penyelesaian Hubungan
105
39. Meresahkan
106
39. Sebuah Rencana
107
40. Mimpi Buruk
108
40. LILY!!?
109
41. Kenapa seperti ini.
110
41. Buka pintunya!
111
41. Hawa di rumah sakit
112
42. Empat manusia berkumpul
113
42. Kok nuduh Ryan?
114
43. Trauma
115
43. Hal yang tidak diduga-duga
116
43. LINDAAA!!!
117
44. Selalu ada di sisi anaknya
118
44. Buka topeng Si-Masker
119
44. Terbang tanpa dikekang
120
45. Tidak percaya
121
45. Ia sudah tahu
122
45. Kado?
123
45. Mimpi yang menjadi nyata
124
Epilog
125
Makasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!