Pulang sekolah...
Robin datang ke rumahku untuk bermain, seperti biasanya dia langsung masuk begitu saja ke rumahku. Padahal itu sangat tidak sopan, tapi karena itu sudah terbiasa, maka aku, dan keluargaku pun merasa itu bukanlah hal yang aneh.
"Hei! ah... lagi-lagi setiap kali aku bertemu denganmu, kau selalu saja membaca buku" kata Robin.
"Kalau mau datang ke rumahku chat aku dulu dong" kataku.
"Haha, kalau aku chat kamu sebelum main, yang ada kamu tak membuka ponselmu. Karena sibuk terus belajar" kata Robin.
"Ah iya, benar juga ya..." kataku.
"Hari ini kau tak seperti biasanya, kau sedikit berbeda dengan sebelumnya. Apa kau ada masalah?" tanya Robin.
"Eh!? ti-tidak kok, aku tak ada masalah apapun" kataku.
"Hmm... mencurigakan sekali dengan sikapmu yang seperti ini. Biar ku selidiki sikapmu yang seperti ini. Hmm... kalau tidak salah semenjak datang anak pindahan itu kau menjadi sedikit berbeda seperti ini" kata Robin.
"Eh!? apa maksudmu? aku masih sama seperti yang dulu kok" kataku.
"Jangan-jangan... kau sedang jatuh cinta kepada anak baru itu! haha... benarkan penyelidikan ku, bung" kata Robin dengan percaya diri.
"A-apa apaan kau... yang benar saja, masa a-aku suka sama perempuan. Seperti kau tak mengenaliku saja" kata Robin.
"Apa? astaga apa yang terjadi dengan Claude yang ku kenal. Apa itu berarti kau menyukai seorang pria? aku jadi takut" kata Robin gemetaran.
"Dasar bodoh! jika kau mengatakan seperti itu lagi, kau akan benar-benar mati di tanganku" kataku dengan kesal.
"Ya... ba-baiklah, aku hanya bercanda kok" kata Robin terkejut.
"Aku tak menyukai perempuan sampai aku benar-benar menjadi orang yang sukses. Untuk saat ini aku hanya menyukai buku saja" kataku.
"Hmm? buku, kata apa yang pas untuk seorang manusia yang mencintai bukunya ya?" kata Robin dalam hati.
"Hei! kau tak sedang memikirkan hal aneh lagi kan" kataku dengan melotot.
"Eh!? ti-tidak kok, kau itu pantas dengan buku. Karena kau adalah seorang kutu buku" kata Robin.
"Ya itu memang sebutan yang pantas untukku" kataku dengan sombong.
"Hei... sepertinya kau belum menjawab pertanyaan ku sebelumnya. Jadi... kau menyukai anak pindahan itu kan" kata Robin yang tiba-tiba mengganti topik pembicaraan.
"Ah dasar kenapa kau membahas hal itu lagi hah?" kataku.
"Kalau kau tak menjawab, itu artinya kau benar-benar menyukai anak pindahan itu" kata Robin.
"Argh! kau..."
"Ah sial! seharusnya aku tak menanyakan hal ini lagi" kata Robin dalam hati.
"Baiklah kalau begitu! kau benar! aku suka dengan anak pindahan itu! apa kau puas hah? d-e-t-e-k-t-i-f?" kataku.
"Haha... sudah kuduga, akhirnya kau mengakuinya... eh!? ada apa denganmu, kenapa wajahmu suram begitu?" tanya Robin terkejut.
"Aku... aku tak tahu harus bagaimana ke depannya. Semenjak ada dia, aku jadi tak fokus belajar" kataku dengan sedih.
"Memangnya hal apa yang menggangu mu selain membuatmu jatuh cinta padanya? dan orang-orang yang tak menyukaimu" tanya Robin.
Beberapa jam yang lalu, sebelum pulang sekolah...
Perkenalkan dirimu di depan kelas" kata bu guru Rossy.
"Hai... namaku Yaomi... aku pindah ke sekolah ini karena urusan keluarga, dan selanjutnya maaf aku tak menceritakannya lebih lanjut" kata Yaomi dengan dingin.
"Wah... dia cantik sekali bukan, bahkan cantiknya melebihi Glasya" kata Robin.
"Apa kau bilang! berani kau membedakan ku dengan anak pindahan itu" kata Glasya kesal.
"Lagi-lagi kalian berdua mencari masalah! cepat keluar dari kelas!" teriak bu guru Rossy dengan suara yang keras.
"Baik bu..." kata mereka berdua serentak.
"Haha maaf ya Yaomi, di hari pertamamu disini, membuatmu merasa tak nyaman karena dua anak itu" kata bu guru Rossy.
"Tak apa kok bu... kalau begitu aku akan pergi duduk" kata Yaomi.
Aku terus menatap wajahnya yang hampir sempurna itu. Begitu dia berjalan, dan berada di sampingku, dia menatapku. Seketika aku terkejut, tapi ada yang aneh dengannya. Dia hanya menatapku tanpa ekspresi.
Dia dingin sekali, itu membuatku kesal padanya, sekaligus rasa suka padanya. Aku tak tahu apa yang sedang kupikirkan sekarang. Perasaan ku benar-benar campur aduk sekarang, antara kesal, dan suka.
Dia tak tahu siapa aku yang sebenarnya di sekolah ini. Jika dia tahu pasti dia akan terkejut, karena aku adalah murid yang paling populer di sekolah ini. Aku juga orang yang paling cerdas, dan mendapatkan julukan Jenius.
Ah tapi... ngomong-ngomong dia duduk di sebelah mana ya. Begitu aku melihat ke belakang, aku terkejut sekali. Kalau ternyata dia duduk di belakang ku, wajahnya itu benar-benar menyebalkan sekali.
"Apa lihat-lihat? kau ingin ku pukul? jangan melihat ku lagi" kata Yaomi dengan dingin.
"Ah... maaf" kataku.
Dia benar-benar menyebalkan sekali! dasar wanita cantik yang menyebalkan. Akan ku penggal kepalanya jika dia macam-macam denganku.
Tringgggg!
Bel istirahat telah tiba, seperti biasanya aku memulainya untuk belajar. Sedangkan anak-anak lain memulai waktu istirahat mereka dengan pergi ke kantin, atau hanya sekedar mengobrol di kelas.
Tapi sepertinya aku tak melihat Yaomi keluar dari kelas. Apa aku lihat ke belakang saja ya, tapi jika aku melihat ke belakang. Nanti dia akan marah lagi, dan membuatku sangat kesal. Aku pun tak bisa menahannya, dan mencoba mencari alasan untuk melihat ke belakang.
Aku sengaja menjatuhkan pulpen ku ke lantai, dengan begitu aku bisa melihat apa yang sedang dilakukan oleh Yaomi. Aku terkejut begitu melihatnya, kalau dia sedang membaca buku sama sepertiku.
Mata berbinar-binar di antara cahaya matahari yang silau. Dia terlihat begitu anggun, aku menjadi bengong lagi karena melihatnya.
"Ada apa? kau ini bodoh ya? sudah kubilang jangan melihatku" kata Yaomi seperti biasanya dengan wajah dingin.
"Apa kau bilang! aku bodoh hah!? kau ini benar-benar perempuan menyebalkan yang pernah ku temui!" kataku dengan keras, sampai-sampai murid yang ada di kelas terkejut.
"Lalu kenapa? apa kau mau mengetes kepintaran ku?" tanya Yaomi.
Karena kata-katanya yang pedas, akhirnya aku terpancing untuk menantangnya. Kami membuat tantangan, memberikan 10 soal setiap mata pelajaran. Tantangan ini dimenangkan oleh orang yang menjawab dengan benar lebih banyak dari lawannya.
Begitu aku sudah memberikan semua soalnya, aku sama sekali tak menyangka nya. Kalau dia bisa menjawabnya dengan benar semua, padahal aku memberi soal ujian begitu sulit. Tapi tidak denganku, yang ku maksud soal sulit untuk orang-orang biasa.
Ternyata dia sama sepertiku... dia jenius, sial aku mengakuinya. Orang-orang di kelas, dan dari kelas lain pun datang ke kelas kami. Untuk melihat pertarungan kami, pertarungan adu kepintaran.
Semua orang terkejut begitu Yaomi menjawabnya dengan benar semua. Aku juga ikut terkejut karena nya, dan sekarang adalah giliranku untuk menjawab semua soal yang dia berikan padaku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Rosee
LANJUT THOOR
2023-04-24
0
Muhammad Fajar Al-Walid
seruuuuuuu
2023-04-01
0
Athaya
masih nyimak 🤗
2021-09-01
1