Tapi sayangnya kehidupan sekolah ku yang seperti itu sudah berakhir sekarang. Karena dia... karena Yaomi itu! aku sangat marah sekali!. Tapi hatiku tak berpikir seperti itu, hatiku... menyukai dia.
Aku sangat kesal, dan aku sangat suka dengannya. Otak, dan hatiku saling bertolak, aku sangat dilema, mana yang harus ku pilih. Antara balas dendam pada Yaomi, atau menyatakan perasaan ku padanya, walau ini agak konyol.
Bel sekolah pun berhenti yang menandakan waktu istirahat telah selesai. Aku pun kembali masuk ke kelasku dengan rasa takut. Apa yang akan dikatakan orang-orang begitu aku masuk, dan bagaimana tatapan mereka saat melihatku.
Aku berjalan sambil menundukkan kepala ku sampai ke tempat duduk ku. Aku lihat di samping kiriku tak ada tas Glasya, kemana dia pergi? kemudian aku menoleh kesana-kemari untuk mencari Glasya.
Ternyata Glasya meminta temannya untuk tukeran tempat duduk. Dia terlihat ketakutan jika bersama denganku, hatiku merasa tertekan. Tapi aku bersyukur kalau Robin masih duduk disebelah ku.
Sekarang yang duduk di samping kiriku adalah Peter, dia terlihat tidak suka denganku. Aku hanya terus menundukkan kepalaku, dan membaca buku. Aku tak bisa fokus untuk membaca buku karena keadaan yang seperti ini.
"Hei... jangan memaksakan dirimu untuk membaca" kata Robin.
Ternyata dia sadar... aku sangat merindukan kehidupan sekolah ku yang dulu. Biasanya setiap kali aku masuk sekolah, aku di sambut dengan baik. Rasanya aku ingin cepat-cepat pulang, dan tak kembali pergi ke sekolah.
Kemudian Yaomi datang masuk ke kelas di temani oleh teman-temannya. Dia masih saja berakting ketakutan seperti itu, sebenarnya siapa dia. Orang-orang bodoh pada bersimpati kepada orang seperti itu.
Mereka masih belum tahu, bagaimana sifat doa yang sebenarnya. Dia sangat menyebalkan sekali bagiku... tunggu, apa dia bersikap seperti itu padaku saja?. Tiba-tiba saja pikiran itu terlintas di otakku.
Akhirnya tiba waktu untuk pulang sekolah, waktu yang sangat ku tunggu-tunggu. Setelah pulang sekolah ini aku ingin menenangkan diri sambil membaca buku. Mungkin dengan membaca buku dapat menenangkan ku.
"Hei... Claude tunggu... jangan pulang dulu, aku ingin berbicara padamu" kata Robin menahan ku.
"Baiklah... apa yang ingin kau bicarakan padaku?" tanyaku.
"Jawab saja yang sebenarnya terjadi, kau tak benar-benar melakukannya kan" kata Robin.
"Kau tidak percaya padaku..."
"Apa?"
"Kau tidak percaya padaku kan, karena kau masih bertanya hal yang sama" kataku.
"Tidak! aku percaya kepadamu, biarpun semua orang tak mempercayai ku. Tapi aku adalah satu-satunya orang yang mempercayai mu!" kata Robin, sampai seisi kelas mendengar pembicaraan kami.
"Hei Robin... kau masih percaya dengan manusia mesum ini?" kata Peter.
"Ya... tentu saja aku percaya dengannya, kalian semua hanya orang bodoh yang tidak mempercayai Claude! dia tidak pernah berbohong pada kalian meski hanya hal kecil sekalipun kan!" kata Robin.
Tapi semua hanya terdiam, dan tak mengatakan apapun, "Sudahlah... percuma kau berkata seperti itu. Kalau orang sudah tak percaya yasudah, kau jangan memaksakan seseorang untuk percaya pada suatu hal" kata Peter.
Kemudian semua orang di kelasku, pergi keluar, "Apa yang membuatmu percaya padaku?" tanyaku.
"Karena aku tahu siapa kau, aku mengenalmu lebih banyak dari yang lain" kata Robin.
"Apa buktinya jika kau percaya padaku?" tanyaku.
"Karena aku selalu bertanya kepadamu, kau pikir orang yang tidak percaya padamu. Akan menanyakannya dengan berkali-kali?" kata Robin.
Apa yang dikatakan Robin ada benarnya juga, orang yang tidak percaya padaku pasti tidak akan menanyakannya secara berkali-kali, karena mereka sudah termakan kebohongan .Sedangkan orang yang percaya padaku, masih ingin mencari tahu kebenarannya.
"Terima kasih... karena sudah percaya padaku, aku akan mengatakan apa yang terjadi padamu" kataku dengan mata yang berkaca-kaca menahan air mataku supaya tidak jatuh.
...*****...
Begitulah cerita tentang beberapa jam yang lalu saat aku di sekolah. Hari yang sangat buruk bagiku, ini pertama kalinya aku merasakan hari yang seperti ini. Aku harus kuat untuk menjalani kehidupan ku disekolah untuk seterusnya, sampai semua orang percaya padaku.
"Ah sudahlah kau mengganggu saja, hari ini aku ingin fokus untuk belajar. Kau juga ikutlah belajar" kataku.
"Baiklah... padahal aku datang ke rumahmu hanya untuk bermain bersama mu" kata Robin.
"Dasar kau ini, di pikiranmu hanya main saja. Apa kau tak kepikiran untuk memperbaiki nilai mu yang mengerikan itu" kataku.
"Dasar kau, Claude... beraninya meremehkan ku, lihat saja di semester ini. Aku akan belajar giat, dan menggantikan mu menjadi ranking satu, dan saat itu juga aku akan menertawakan, hahaha!" kata Robin.
"Jangan hanya bicara, ayo lakukan... katanya ingin menjadi ranking satu" sindir ku.
"Baiklah kalau begitu, kau lihat saja, kau akan terkejut saat itu juga, hehe" kata Robin yang tersenyum seringai.
Aku sama sama sekali tak mempercayainya, karena dia selalu berada di ranking akhir, dan dia juga selalu mendapatkan hukuman karena murid yang nakal. Tapi entah kenapa... Robin terlihat sangat percaya diri.
Apa dia benar-benar akan menjadi ranking satu di semester ini. Ah sudahlah, lebih baik aku fokus saja untuk belajar, kumohon otakku, kau harus fokus untuk belajar.
Akhirnya setelah malam hari Robin pamit untuk pulang ke rumahnya. Kami sama sekali tak berbicara saat di kamarku, dia hanya fokus untuk belajar. Sedangkan aku sama sekali tak bisa fokus untuk belajar.
"Anakku... ibu dengar dari wali kelasmu, kamu... disekolah melakukan perbuatan mesum kepada anak baru. Apa itu benar?" tanya ibuku yang tiba-tiba masuk ke kamarku.
"Ibu percaya kata orang-orang, atau pada anaknya sendiri?" tanyaku.
"Tentu saja ibu percaya padamu nak" kata ibuku.
"Kalau begitu kenapa ibu masih bertanya jika percaya padaku" kataku.
"Ibu... ibu hanya memastikan saja, tapi jika kamu tak melakukannya, syukurlah" kata ibuku.
Setelah bertanya padaku soal rumor itu, ibu pun kembali ke kamarnya. Rumor ini, tak ku sangka menyebar dengan cepat, bukan hanya di sekolah kami saja. Tapi juga di luar sekolah, banyak yang mengetahui rumor ini.
Entah siapa yang menyebarkan berita ini, aku sangat marah sekali. Jika saja aku bertemu dengannya, maka akan ku hajar dia tanpa ku beri ampunan. Karena kesalahanku, nama sekolah ku menjadi jelek.
Besok di pagi hari saat masuk sekolah, aku harus bertemu dengan kepala sekolah di kantor kepala sekolah. Mungkin saja aku akan di keluarkan dari sekolah karena kasus ini, dan juga mencoreng nama sekolah.
Nama sekolah yang dulunya sebagai murid-murid unggulan. Itupun karena aku selalu mengikuti lomba-lomba, dan membuat nama sekolah menjadi bagus. Dan aku juga yang membuat nama sekolah menjadi jelek.
Karena aku tak bisa fokus untuk belajar, maka aku langsung tidur saja untuk menenangkan diri. Aku berharap di hari esok, kehidupan sekolah ku akan baik-baik saja, dan cepat kembali seperti sebelumnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Keqing...
semoga untuk kedepannya, Claude di beri kemudahan, hehe
2021-03-28
1
Rey zal
parah banget sih si Claude jadi kek gini, gak tega bacanya
2021-03-28
1