...~ Happy Reading ~...
...___________________...
...*...
...*...
...*...
Penguasa siang telah memberi tanda bahwa, ia telah berada pada posisi tengah dari separuh perjalanannya hari itu. Menandakan hari sudah siang, dan pertunjukan pentas seni budaya yang telah berlangsung sejak pagi tadi hampir berakhir. Sebagian penonton telah beranjak meninggalkan tempat pertunjukan itu.
Sorang pemuda dengan wajah lelah dan berkeringat, namun masih berusaha berjalan sedikit tergesa-gesa. Menerobos di antara para penonton lainnya untuk menemui adik sepupunya. Pemuda yang tak lain yang telah menjalankan perintah seorang gadis kecil, untuk memperbaiki ponsel yang dirusaknya tanpa sengaja.
Masih jauh beberapa langkah ke depan, mata elangnya menangkap sosok gadis kecil yang dicarinya sejak tadi, yang telah sedikit menyita waktunya hari itu. Hanya untuk menjalankan titah dadakan, lalu melakukan pencarian yang melelahkan.
Ia menghembuskan nafasnya dengan kasar. Melepaskan penatnya sejenak, kemudian ia menarik nafas dalam-dalam karena lega, telah menemukan objek pencariannya.
Namun, sesaat, dahinya berkerut dengan sebuah pertanyaan yang bertandang dipikirannya.
Kenapa mereka bisa bersama? Apa hanya sebuah kebetulan?
Tanyanya dalam hati.
Di sana dia melihat adik sepupunya Reni, yang ternyata adalah teman se-anggota dalam organisasi yang merangkum Jenn and the geng-nya. Yang juga merupakan gadis yang dicarinya beberapa saat lalu.
Mereka sedang bersama di sana, bahkan terlihat berbincang-bincang dengan hangat. Sepertinya ... mereka saling kenal, begitu isi pikirannya.
Dia bingung memikirkan bagaimana cara menyapa keduanya dalam waktu bersamaan dengan situasi seperti ini.
Dia tidak ingin adik sepupunya itu menghujaninya dengan berbagai tanya yang tidak masuk akal. Juga, dia tidak ingin dihujat oleh teman-teman dari gadis kecil itu. Bagaimana ketika tiba-tiba ia datang dan mengembalikan ponselnya? Dia terus memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang belum tentu terjadi.
Di depan sana Reni juga sudah mulai kesal menunggu dengan tidak sabar.
"Mana sih orangnya? Belum nongol-nongol juga. Lama banget sih," gerutu Reni.
"Iya, Ren! Mana sih kakak Lo itu? Kita pada mau cabut nih," tanya salah seorang temannya.
Sementara itu, Jenn hendak mencari Rossa untuk pulang bersama. Ia baru tersadar jika ponselnya tidak ada padanya. Pada saat ingin membuka tas untuk meraih benda pipih itu, dan menelepon sahabatnya, baru teringat olehnya jika ponselnya rusak, dan sedang diperbaiki oleh pemuda asing tadi.
"Mampus gue, mampus gengs!" Jenn tersadar sambil menepuk jidat. "Ponsel gue nggak ada. Kalian tau kan? Alvino tiap jam hubungi gue. Aduh, pasti tu ponsel lowbat, trus mati, dan ... gue mampus! Gimana ini? Aaaarrrrggghh." rengek Jenn agak frustrasi.
"Gimana bisa gak ada? Gimana ceritanya? Hilang di mana?" cerocos Alena.
"Duh, bukan hilang, Bebs. Itu tadi pas baru mau masuk sini, trus gue nyari-nyari kalian susah banget. Mungkin gue lelah jalan sambil jinjit-jinjit, desak-desakan kayak tadi, jadi gak sadar handphone gue jatoh," jelas Jenn dengan raut cemberut.
"Lah! Terus Lo gak angkat, dan ngebiarin gitu aja? Terus hilang?" tanya si Fio.
"Pas gue mau angkat, udah keinjek orang lebih dulu, dan ... tampilan depannya hancur parah gengs, hiks." keluh Jenn sedikit dramatis.
"Astaga! Jenn, mana sih orangnya biar kita hajar bareng-bareng?" geram Reta.
"Kenapa juga Lo biarin dia gitu aja sih, Jenn? Disuruh tanggung jawab dong," tambah Reni. Tidak tahu saja dia, kalau sang pelaku adalah kakaknya sendiri.
"Udah kok. Udah gue suruh buat diperbaiki. Masalahnya, gue nggak kenal orangnya, dan nggak tau namanya siapa? Dia pergi gitu aja setelah gue suruh. Terus, gue nggak nungguin dia di sana. Pasti dia udah kembali dan nyariin gue, tapi gue nggak ada. Gimana dong? Gue balik aja ke tempat tadi ah." terang Jenn dan hendak berlalu dari sana, tapi tangannya ditahan oleh senior yang adalah ketua organisasi yang dianggotainya.
"Gue temanin yah," pinta sang ketua bernama Dion.
"Eh, gak usah kak. Makasih! Ini juga ditemenin sama genks. Ya kan, girls?" tolak Jenn dengan halus. Ia melotot memberi kode pada genk-nya untuk membantunya, sambil melepaskan tangan perlahan dari genggaman Dion.
"Ah, iya kak. Maaf ya, personil kita cukup untuk nemenin Jenn kok, he-he-he." ucap Yuni memaksakan tawa.
"Tapi ...."
"Girls, gue duluan ya, kakak gue ada di sana. Bye, Jenn! Sampai jumpa minggu depan. Kak Dion, gue duluan, maaf ya!" ucapan Reni menghentikan kalimat yang belum juga diselesaikan Dion.
Jenn bernafas lega karena selamat dari incaran Dion yang sok keren itu. Saat ingin melambaikan tangan pada Reni, ia lantas menurunkan tangannya dan menatap marah wajah tampan tegas di depan sana yg juga sedang menatapnya.
Hah itu dia pembawa sial, nyusahin aja. Ck.
Jenn berdecak kesal dalam hati.
...___💦💦💦💦___...
...*...
...*...
...*...
...*...
...*...
...To be continued ......
...###...
Jangan lupa tinggalkan jejaknya 🙏🥰🥰
Plissss 🙏 komen, like, rate dan tambahkan ke favorit juga yah ❤️
Terimakasih semua 🙏🤗🤗
👇
Ig : @ag_sweetie0425
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Alana Alisha 🌻
hahaha, Dion ngincar Jenn, kyknya Renni tipe sahabat heboh yg bakal belain sohibnya mati2an... perkara jatuh handphone dy yg heboh 🤣👏
2021-08-01
1
Nazwatalita
semangat kk..
2021-06-07
1
✯
kalau kesal jangan disimpan dalam hati..
keginjal ajj boleh lah dia tak menolak🤣🤣
2021-06-05
1