...~ Happy Reading ~...
...___________________...
...*...
...*...
...*...
"Halo!"
Jenn melambaikan tangan tepat ke wajah pria tampan di depannya. Sang pelaku kaget dan tentu saja malu, tetapi dia berusaha terlihat cool dan agak cuek.
"Ehm." Ia berdehem sekedar menetralkan degup jantung dan rasa malu.
"Ada yang bisa saya bantu, Nona?" tanya laki-laki itu. Ia sedikit gerogi lalu memasukan kedua tangan ke dalam saku jaketnya.
"Of course! Banyak sekali yang Anda harus lakukan." Jenn menyilangkan kedua tangan di dadanya.
"Pertama, ambil ponsel saya. Setelah itu, silahkan bawa ke konter untuk diperbaiki, karena saya yakin layar pasti sudah hancur. Kedua, kembalikan dengan utuh, saya tunggu sekarang juga!" titah Jenn dengan galak.
Dahi pria tampan itu berkerut lalu sedikit membungkuk. Ia menatap manik indah dari sosok kecil di depannya dengan wajah bingung.
"Apa Anda baik-baik saja, Nona? Apa hubungannya handphone Anda dengan saya? Kenapa juga harus saya perbaiki?" tanya lelaki itu tanpa dosa.
"Jelas ada!" Jenn mulai emosi. Melihat wajah polos dengan tidak ada rasa bersalah itu, saraf-saraf di kepala Jenn menegang.
"Memangnya Anda tidak merasa gitu, ada yang mengganjal di dasar sepatu Anda?" Jenn menunjuk tepat ke arah sepatu yang menimpa ponselnya.
Lelaki itu kaget dan refleks mengangkat sebelah kakinya. Benar saja benda tipis persegi itu telah retak. Merasa malu? Tentu saja. Ia kemudian menunduk dan memungut ponsel malang tersebut.
"Oh, maaf! Saya tidak tau, tapi saya akan memperbaiki sesuai keinginan Anda, Nona." Tetap bersikap tenang.
"Ya tentu saja, dan ... itu memang harus!" Mode judesnya mulai on.
"Tunggu apa lagi? Sudah sana pergi! Saya tunggu di sini, sekarang!" sambung Jenn tak sabaran. Ia mengeja setiap katanya penuh penekanan.
Hal lazim dewasa ini, hampir seluruh penghuni bumi terutama di kalangan anak muda, ponsel merupakan salah satu benda kesayangan, dari sekian banyak benda berharga lainnya. Hampa, galau, gelisah dan berjuta rasa hambar yang dirasakan ketika seseorang jauh dari benda tersebut. Hal itu pula yang dirasakan Jenn.
"Bagaimana kalau ke konternya sama-sama? Sekalian sambil nungguin di sana aja, biar saya tidak perlu bolak-balik," tawar pria tampan itu.
"Ogah! Saya capek baru nyampe, lelah muter-muter nyari teman-teman saya. Gak! Saya di sini aja. Lagian itu tanggung jawab Anda. Saya gak mau tau!" Jenn makin kesal.
"Oke, oke! Tapi Anda jangan kemana-mana, Nona. Tetaplah di sini sampai saya kembali, atau saya akan kesulitan mencari anda." Lelaki itu berpesan.
"Hmm ... ya, pergilah!" sahut Jenn dengan malas.
Ia sudah sangat lelah mencari teman-temannya, ditambah berdebat dengan pria asing ini, lelah hayati semakin memperburuk mood.
Tidak ingin lagi memperpanjang masalah, lelaki itu pun segera berlalu dari sana. Tinggallah Jenn dengan kekesalannya.
Tanpa mereka sadari, perdebatan kecil tadi menjadi sekat tuk membatasi sedikit perkenalan yang semestinya. Minimalnya nama serta alamat, hanya untuk mempermudah jika pria asing itu kembali, dan Jenn tidak di tempat tadi.
Benar saja, Jenn melanjutkan pencariannya dan bertemu teman-teman se-jurusan. Lebih tepat lagi, teman satu genk-nya, dan ia mulai lupa dengan masalah ponsel.
"Hai, genks!" sapa Jenn dengan lambaian tangan. Senyum manis menghiasi bibir mungilnya.
"Mini!" teriak genk-nya dengan kompak.
Begitulah kaum hawa jika bertemu. Mereka akan berpelukan, berteriak, sambil melompat-lompat. Seolah baru bertemu pasca setahun tidak bersua, padahal hampir setiap hari bertatap muka di kampus. Kebiasaan aneh yang belum tersingkapkan hingga kini. Entahlah, tetapi memang seperti itu adanya.
...*****...
Di sisi lain, pria tampan itu melajukan motornya menuju sebuah konter. Sambil menunggu perbaikan ponsel, ia mengingat insiden tadi yang mempertemukannya dengan seorang gadis cantik bertubuh mungil. Ia membayangkan wajah kesal si gadis sambil senyam-senyum sendiri, dan terlihat sesekali menggelengkan kepala.
Apa gue jatuh cinta ya? Hati kecilnya bertanya.
Tanpa ia sadari, banyak pasang mata yang memandangnya aneh. Bagaimana tidak? Melihat tingkahnya yang seperti itu, tentu saja orang-orang akan beranggapan bahwa pemuda itu sakit jiwa. Mungkin saja ada yang pernah mengalami seperti ini? Berarti ia paham betul bahwa mereka satu server, falling love.
Pemuda tampan itu teringat sepupunya yang ia antar ke tempat pertunjukan seni budaya tadi. Ia lalu merogoh saku celananya, mengeluarkan telepon genggam dan menghubungi sang sepupu.
📱 "Masih di tempat tadi, Ren? Maaf ninggalin sebentar, lagi ada urusan dikit. Ini dah mau balik kok."
📱 "Santai kak! Gue juga masih pada ngumpul sama teman-teman nih."
📱 "Baiklah! Tunggu gue di sana, jangan kemana-mana."
...___💦💦💦💦___...
...*...
...*...
...*...
...*...
...*...
...To be continued .......
..._________________...
...###...
Jangan lupa tinggalkan jejaknya 🙏🥰🥰
Please like, komen, rate, dan tambahkan ke favorit juga yah ❤️
Makasih semuanya 🙏🤗🤗
👇
Ig : @ag_sweetie0425
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Alana Alisha 🌻
Hi pemuda tampan! memang begitulah jatuh cinta itu, senyam senyum sndiri kwkwk
bgs penulisan nya kak Sweety, rapiih! 👏
2021-08-01
1
✯
😍😍😍😍😍😍😘😘😘😘
2021-06-03
1
ARSY ALFAZZA
like like 👍🏻
2021-05-28
1