Matahari hari ini sepertinya menghangatkan pagi, semua kini terasa hangat tidak seperti biasanya.
Ini berkat Matahari atau Ayako?
Saat tiba di kantor banyak orang sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Seorang resepsionis sibuk menerima tamu, beberapa tamu perusahaan sedang duduk di ruang tunggu, dan ada juga yang sedang sibuk menyiapkan bahan presentasi mereka.
Mereka sibuk sekali… Apakah mereka pernah menikmati hidupnya?
Di dalam kantor ini AC selalu menyala, sepanas apa pun cuaca di luar saat masuk ke dalam kantor ada AC yang siap memanjakanmu.
Di ujung sana adalah ruang kerjaku. Ruang kerjaku tempatnya santai tapi tidak terlalu santai, semua orang berada di depan komputer untuk mengecek data dan berpikir untuk membuat ide-ide atau trobosan baru dalam bisnis atau terkadang kami berdiskusi dan sharing.
Perusahaan kami adalah perusahaan yang bergerak di bidang Investasi Bisnis, baik itu Investasi pada pebisnis yang ada dalam bidang jasa, makanan, atau teknologi. Kami merekrut orang-orang yang ingin berbisnis, dengan kami sebagai pemodal utama.
Tentu saja profil bisnisnya harus menarik jika ingin menjadi bagian dari perusahaan kami.
Setibanya di ruangan tempatku bekerja semuanya juga kelihatan sibuk tapi di ruangan ini tidak sekikuk ruangan-ruangan yang aku lewati tadi. Semuanya terkesan santai namun tentu saja beretika.
Kami disediakan camilan dan minuman secara gratis, sofa yang nyaman, tempat untuk diskusi, bahkan ada tempat tidur untuk menunjang kenyamanan kami saat bekerja. Desain interior ruangan dibuat Colourful, kata CEO kami ini dibuat agar suasana di sini lebih ceria karena kami yang bekerja di sini memerlukan banyak inspirasi.
Aku pergi ke mesin pembuat kopi dan membawa beberapa camilan sebelum duduk di depan komputer yang akan membuat matamu rusak.
Setelah aku duduk di meja kerjaku, Suki mendekatiku lalu membuka pembicaraan
“Angkasa, do you know where is Taka?”
“Nope, you are his boyfriend. You should know him more than me” Jawabku dengan nada cuek tanpa melihatnya
“Sorry what did you say?”
Hm… ini kelihatannya serius
“I mean, I don’t know” jelasku. Aku kemudian berhenti menatap komputer lalu melihatnya kemudian menciumnya. Enggak deng, cuma menatapnya saja.
“Yesterday his face is looked like a ghost”
“What do you mean?”
“Somethings wrong with him. Maybe he is sick and will die tomorrow”
“STFU, he doesn’t” Meski pun Sasaki seperti sedang bercanda tapi wajahnya tidak menandakan bahwa dia sedang bercanda. Dia sedang khawatir kepada si penyuka pantat.
“I will try to call him”
Akhirnya aku menghubungi Taka Yamashita namun, tidak ada jawaban pada saat itu. Aku sedikit merasa khawatir lalu meneleponnya lagi. Setelah 4 kali menelepon dan tak ada jawaban sama sekali aku juga ikut khawatir.
“Yesterday I called him but no answer”
“Aku telepon dia sekali lagi jika tidak ada jawaban sore nanti kita pergi ke rumahnya”*
“Okay”
Aku menghubunginya sekali lagi. Kali ini dia mengangkat teleponnya namun ada yang salah dengan suaranya. Ia seperti sedang sakit berat.
“Are you okay Taka?”
“Apa suaraku kedengaran sedang baik-baik saja?”* Jawab Taka.
Woww… dia tidak memakai bahasa inggris itu artinya otak taka sedang tidak mau repot-repot menerjemahkan. Baiklah aku akan menyesuaikan.
“Maaf. Kudengar dari Suki mukamu kemarin seperti hantu”*
“Ya… saat aku bercermin mukaku pucat sekali dan merasa tidak enak badan”*
“Apa kau sudah pergi ke dokter? Aku dan Suki akan ke sana setelah membereskan pekerjaan”*
“Kau seperti ibuku saja, banyak tanya. Jangan khawatirkan aku”*
Sasaki merebut handphone ku.
“Oi bajingan! Jangan sok kuat! Aku takut kau mati di dalam bak mandi ketika mencoba onani! Sudahlah aku dan Angkasa kan ke rumahmu setelah selesai di sini”*
“Terserah”*
Pendek sekali jawabannya padahal ia sedang di goda oleh Suki. Penyakit yang serius mungkin sedang menyerang si pecinta bokong Taka Yamashita.
Telepon terputus, Suki mengembalikan Handphone ku.
“We must go there” Katanya sambil mengepalkan tangan dan menganggukan kepalanya.
“Shinzou sasageyo!”
Kami melakukan penghormatan ala anime Attack on Titan (Ini adalah negara jepang tentu saja beberapa anime marak dikenal di sini. Bukan berarti wibu/otaku sih hanya saja ini jepang loh jepang).
Aku kembali menatap layar komputer sambil sesekali khawatir tentang keadaan Taka saat ini.
Setelah beberapa saat manager mendatangiku dan meminta untuk melakukan training ke perusahaan sebelah yang bergerak di bidang Investasi Bisnis juga. Ini adalah sebagai bentuk kerja sama kedua perusahaan ini. Sebenarnya kedua perusahaan CEO-nya adalah ayah dan anak (perusahaan tempatku bekerja adalah milik anaknya, lalu perusahaan sebelah adalah milik ayahnya).
Manager menyuruhku training di sana beberapa waktu untuk belajar lebih banyak lagi agar aku bisa memberikan kinerja yang lebih baik lagi untuk perusahaan ini.
Seharusnya ini adalah tugas Taka tapi karena ia tidak akan ke kantor untuk beberapa waktu maka akulah penggantinya.
Tapi kenapa bukan suki ya? Ah mungkin aku lebih baik darinya hehe…
Akhirnya aku menyetujuinya lalu mengemas barangku untuk segera pergi ke perusahaan yang di alamatkan oleh manager. Waktuku di sana adalah 2 minggu. Perusahaannya tidak terlalu jauh juga dari tempat tinggalku malah perusahaan ini lebih dekat ke kampusnya Ayako. Hal tersebut membuatku lebih bersemangat untuk pergi ke sana.
Sebelum berangkat aku izin kepada Suki untuk mewakiliku saja ke rumah Taka karena aku harus melakukan tugas yang diberikan oleh manager.
Setelah tiba di sana aku merasa senang. Besoknya aku memulai masa training.
Karyawan di sana baik padaku, atmosfer di sana pun tidak jauh berbeda hanya saja otakku saat ini sedang under pressure. Walaupun disebutnya training tapi ini sangat menguras otak. Banyak hal yang tidak ku ketahui itulah akibatnya kenapa aku selalu di jejali informasi tentang ini itu bahkan sampai detail sekali yang membuat otakku susah untuk mencernanya secara cepat. Namun aku tidak terlalu membutuhkan waktu yang sangat lama tapi “hanya butuh waktu”.
Di hari ke-2 ku di perusahaan ini kebetulan aku dan Ayako sedang tidak terlalu sibuk dan kami memutuskan untuk bertemu untuk makan malam bersama dan meminum beberapa gelas beer.
Setelah 3 hari berlalu aku sudah mulai beradaptasi, sekarang aku tidak terlalu kesulitan untuk mencerna informasi yang diberikan.
Di hari ke empat aku berada di sana tepatnya hari sabtu kudapati Gemintang sedang berjalan ke arahku. Gemintang menjelaskan bahwa ia yang menjadi mentorku pada hari ini.
Apa dunia ini sedang bercanda?
Gemintang bersikap secara profesional padaku, tentu saja aku juga harus begitu. Aku berusaha sekuat mungkin untuk bersikap profesional demi keberlangsungan karirku. Saat ini aku tidak boleh memasukan emosi pribadiku.
Aku selesai pukul 1.00pm. Ini adalah akhir pekan jadi pekerjaanku hanya sampai jam makan siang saja.
Di dekat kantor, dan pada jam makan siang itulah Gemintang mendekatiku.
Sial dia mendekat
“Kerja bagus, Angkasa”*
“Terima kasih”*
“Baiklah sesi pekerjaan sudah selesai. Sekarang waktunya aku bertanya, Kenapa kau tidak membalas pesanku?”
Aku tetap diam dan tidak menatapnya.
“Apa kau membenciku? Apa kau tidak ingin bertemu denganku lagi? Tolong jangan begitu. Aku ke sini untuk menemuimu, aku memohon pada atasanku di jakarta agar akulah orang yang diberangkatkan ke Jepang”
“Apa maksudmu?” Aku sedikit kesal dengan perkataannya yang akhirnya membuatku masuk kedalam topik pembicaraan.
“Angkasa aku mencari-carimu. Dengan sedikit informasi yang kupunya, aku mencarimu ke Jepang. Teman-teman dan bahkan orang tuamu tidak memberitahuku di mana kau berada…
Tentu saja tidak akan, karena aku sudah menyuruh mereka diam
...Itu membuatku sedikit sakit hati. Apa yang salah denganmu? Kau adalah sahabatku! Kau adalah orang yang berharga bagiku! Aku sedikit kesepian tanpamu. Aku menyadari bahwa aku sedikit kesepian adalah saat kau menghilang dari hidupku tanpa kabar sedikitpun. Nombermu tidak aktif, bahkan media sosialmupun tidak aktif. Apa yang salah denganku apa?!” Volume suara yang ia keluarkan cukup membuat orang-orang disekitar kami memperhatikan, apa lagi saat airmatanya menetes.
Hatiku sedikit merasa bersalah lalu aku meminta maaf.
“Gemintang, maafkan aku”
Eh? Untuk apa juga aku meminta maaf. Kendalikan dirimu Angkasa!
“Hanya kata maaf yang bisa kau keluarkan?! Aku menunggumu selama 6 tahun! 6 tahun! Dan ini balasan yang kuterima?” Ia masih terus menangis dan marah.
“Tolong pelankan suaramu”
“Persetan dengan mereka! mereka tidak akan mengerti dengan bahasa ini. Jika aku memang salah kumohon maafkan aku. Maafkan aku telah menghunbungimu malam-malam. Aku hanya tidak tahan untuk menghubungimu. Maaf kan aku maafkan aku” Tangisannya sedikit membuat aku khawatir dengan keadaannya meskipun aku tak tau kenapa harus khawatir.
“Baik, aku juga minta maaf. Kau ingin hubungan kita kembali seperti semula kan? Seperti seorang sahabatkan? Oke aku terima”
Aku tidak akan baik-baik saja dengan ini
“Benarkah? Kau tidak akan meninggalkanku lagi? Hubungan kita baik-baik saja kan? Jawab aku jawab”
Aku hanya mengangguk sambil menatapnya, Ia kemudian memeluku tapi aku tidak membalas pelukannya.
Aku merasa akan banyak hal yang terjadi setelah ini.
... *...
Panggung baru saja terbuka, alunan sendu diputar, para pemeran telah naik ke atas panggung, Kini waktunya penonton menikmati kisah yang diawali dari pilihan yang salah. Selamat berwisata di Angkasa.
B
a C
d h
o
i
c
e
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments