15 Juni 2024 di jam makan siang ia datang bersama luka lama. Aku seakan melihat kilas balik masa lalu. Semua kenangan itu nampak nyata sekali, semuanya diputar di otakku seperti saat memutar lagu lama.
Saat memutar lagu lama meski pun telah lama tidak diputar, kau akan tetap bernyanyi saat memutarnya lagi.
Aku bangkit kemudian memandangnya sejenak, seakan tak percaya ia ada di hadapanku saat ini, di jam makan siang, di tempat ini, di negara ini, aku tak percaya dengan apa yang saat ini kulihat.
Wanita di hadapanku mengusap air mata kemudian merekahkan senyum, sementara aku hanya diam mematung.
Aku tidak siap dengan semua ini.
Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun ku putar tubuhku lalu meninggalkannya.
Bodoh! Tentu saja tidak! Aku masih tetap berdiri di depannya.
“Apa tidak ada ucapan selamat datang? Atau kau sudah lupa denganku? Aku harus mengenalkan diriku lagi?”
Ahhh… suara itu…
“Baiklah. Namaku Gemintang, senang berkenalan denganmu. Lagi”
“Aku tahu itu” Aku Menarik napas panjang lalu menghembuskannya “Aku mengenalmu” Lalu aku melemparkan sedikit senyum sambil memasukan tanganku ke dalam saku “Kau Gemintang yang itu, Masih yang itu”.
Semoga ia tak menyadari mataku yang sedikit berkaca-kaca.
“Kau masih tetap seperti dulu ya, Angkasa. Tetap berusaha tersenyum saat melihatku di mana pun itu, dalam keadaan apa pun, sejauh apa pun. Meski pun kau tersenyum dari kejauhan aku dapat melihatmu dan memahamimu”
Kau tidak pernah memahamiku
“Kau baik-baik sajakan di sini Angkasa? Apa kau tidak kesepian?”
Tentu saja aku tidak kesepian
“Apa kau tidak merindukanku? Kau tidak pernah pulang”
Tidak sama sekali, di sini lebih baik daripada di sana
“Pulanglah sesekali semua temanmu merindukanmu. Oh aku juga sering bertemu dengan ibumu katanya kau tidak pulang sudah 2 tahun”
Aku pulang bodoh hanya saja aku tidak bilang padamu. Teman-teman juga hanya beberapa yang ku temui dan menyuruh mereka untuk diam
“Heyy apa kau menjadi pendiam sekarang. Hm… berbeda sekali yah biasanya kau bawel ada apa denganmu?”
“Iya iya aku merindukanmu sedikit, aku akan pulang saat liburan musim dingin” jawabku.
Bodoh! Jawab saja “persetan kau pergi pulang sana!” Mengapa kau seperti ingin memperbaiki hubungan
“Oh ya? Nanti kita pulang bareng saja ya? Aku juga pulang saat musim dingin nanti”
“Tentu saja”
Bodoh!
“Kenapa kau mengganti nomor? Tolong berikan nomormu agar kau bisa ku hubungi lewat WhatsApp”
“Bagaimana jika nomormu saja yang kau berikan”
“Hey hey Angkasa apa kau akan membohongiku?”
“Baiklah +xxx-xxx-xxx” Aku menyebutkan nomorku.
“Ahh… aku tidak bisa mendengarnya sini berikan Handphonemu”
“Akan ku sebutkan sekali lagi +xxx-xxx-xxx”
“Tetap saja sini berikan” ia kemudian mendekatiku. Tentu saja aku melangkah mundur.
“Tunggu!” Aku menyerahkan secarik kertas yang berisi nomor Whatsappku “Aku pergi dulu” kemudian aku meninggalkannya tanpa meliriknya.
"kau tidak memberikan nomor palsu kan? hey!.. Angkasa!" Teriak Gemintang. Aku tetap saja berjalan membelakanginya tanpa menoleh sedikit pun.
Kau tetap saja memilih pilihan yang buruk ya. Mengapa tidak berikan nomor palsu?.
Di depan pintu masuk lobby kantor ternyata kedua temanku sedang menungguku.
“Hey! Why you take so long?”
Ia adalah teman kantorku yang tadi pergi ke restoran bersamaku, namanya adalah Sasaki Yuji (Yuji adalah nama marganya) tapi aku selalu memanggilnya dengan sebutan “Suki” karena katanya ia terlihat imut dengan panggilan itu dan merasa disukai.
“I’m sorry Angkasa you did’nt see a girl with blonde hair and big butt”
“I have Ayako and this is not America”
Nama temanku yang suka melihat bokong dan mengahayal ingin berpacaran bersama orang luar negaranya adalah Taka Yamashita (Yamashita adalah nama marganya).
Kami selalu berbicara dengan menggunakan Bahasa Inggris untuk berkomunikasi tapi sesekali kami menggunakan Bahasa Jepang.
(Disaat menggunakan Bahasa Jepang akan ditandai dengan tanda bintang “*”)
“So, What is that?” ia bertanya sambil melihat-lihat saku dan tanganku yang tidak membawa apa-apa.
“I didn't buy a present ‘cause I met someone earlier”
Jujur saja aku lupa dengan hadiahnya karena kejadian tadi.
“Wow jangan-jangan kau bicara dengan seorang perempuan ya? Kasian sekali Ayako juniorku itu”* Taka berbicara dengan bahasa yang kasar. Tapi aku tau itu hanya bercanda.
“oh come on… Let’s go to work again and forget it. It’s not pretty important right?”
"You're right let's go"
Akhirnya aku dapat menghentikan pembicaraan yang tadi, aku tau mereka bercanda tapi itu membuatku merasa bersalah kepada Ayako, apa yang akan dia lakukan jika ia bertemu dengan seseorang dari masa lalunya ya? Apa dia akan memberikan nomor Handphonenya seperti orang dungu di jam makan siang tadi?.
*drrtt drttt drttt*
Di saat aku sedang mencek email untuk terakhir kali sebelum pekerjaan hari ini selesai Handphone ku bergetar menandakan adanya pesan masuk.
Kuharap ini bukan dia
Aku membuka Handphone kemudian melihat pesan yang masuk ternyata dari Ayako. Isinya adalah “I wanna go to your place to celebrate our relationship”
Ternyata dia mengingatnya. Awalnya akan ku simpan sampai akhir pekan nanti ia datang ke tempatku.
Oh iya hadiahnya belum di beli bego
Aku tak membalas pesannya, tapi aku bergegas membersihkan meja kerja dan pergi ke toko aksesori dan toko kue. Hadiah yang akan ku berikan adalah baju bercorak bunga dan kue coklat berbalut cream manis yang akan membuatnya suka dengan kue yang ku pilih.
Setelah sampai di apartemenku, aku sudah melihat Ayako menunggu di depan pintu.
“Lama”* katanya sambil memasang ekspresi marah tapi aku tau dia hanya bercanda.
“Maafkan aku darling”* Aku menunjukan kue yang ku beli tadi.
“Arigatoo…”
“Nya… Ichi ni san nya…”
Ayako memelukku saat itu juga. Perlakuannya membuatku sangat nyaman berada di dekatnya.
“Yoshhh my darling Ayako let’s get crazy”
“In bed?”
“Naniii…?”
Ayako tertawa, saat ia tertawa di depanku ia selalu menghalangi mulutnya akan tetapi ketika tertawa terbahak-bahak seperti sekarang ia tidak dapat mengontrol tangan dan tawanya meskipun di hadapanku.
“BERISIK!”* Teriak salah satu tetangga yang baru saja tiba di pintu apartemennya. Mungkin dia lelah.
“Ayako, kita masuk”*
“Ogheyyy”
Kami merayakan hubungan kami dengan meniup lilin yang dipasang di atas kue, mengutarakan harapan kami kedepannya, meminum beer sampai mabuk, memakan yakiniku, lalu saling bertukar hadiah. Ayako sangat senang sekali dengan baju yang kuberikan. Entah ia senang dengan hadiahnya atau dengan kalimat “Kamu akan semakin mempesona saat memakai T-shirt itu dan aku akan semakin mencintaimu, Ayako Misaki”* dari seorang yang mabuk di hadapannya.
Setelah kami mabuk berat entah apa yang kami lakukan karena pada saat aku bangun kami tidak berpakaian dan terbaring di atas ranjang yang dihiasi oleh aroma Ayako.
*drrttt drrtttt drttt*
Aku terbangun karena Handphone ku bergetar beberapa kali. Aku mencari Handphoneku yang entah di mana karena kaleng beer dan botol sake berserakan di lantai. Aku menemukan Handphoneku tergeletak di samping Handphonenya Ayako. Aku menerima pesan dari nomor yang tidak dikenal. Ada 8 pesan yang kuterima yang berisi :
“Hai! ini aku Gemintang”
“Kenapa kau tidak membalas pesanku?”
“Kau sudah tidur ya?”
“Aku melihatmu membeli beberapa minuman dan daging di mini market tadi”
“Apa kau mengadakan pesta di tempatmu?”
“Kenapa tidak mengajakku?”
“Apa kau membenciku?”
“Maaf”
Tanpa sadar air mataku menetes. Aku masih terdiam dan terus meneteskan air mata sambil melihat pesan yang ku baca di layar Handphone.
“Angkasa are you okay?” saat Ayako mengatakan itu dengan refleks aku mematikan layar Handphone dan memegang perutku.
“Darling perutku sakit sekali”*
Ayako kemudian memeluku namun aku terus menangis mengeluhkan perutku yang sebenarnya tidak sakit.
“Ini sakit sekali, sungguh sangat sangat sakit. Maafkan aku membangukanmu”*
“It’s okay darling it’s okay”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Julia
mampir thor
2021-06-14
0
🇮🇩كون كوني🇮🇩
Bahasa inggris lagi😢
2021-06-05
1