Nala hanya menggedikkan bahunya perlahan. Dia tidak tau harus menjawab apa pertanyaan temannya.
"Sudah, Yuk kerja lagi." Nala beranjak pergi dari sana. Dia kembali menyajikan beberapa pesanan para pelanggan.
"Apa yang istimewah sebenarnya dari si Nala itu? apa benar mas Radit menyukainya?" Tata berdialog sendiri.
Nala benar-benar sangat ramah dengan para pelanggan di sana, tak jarang banyak pelanggan di sana kenal, bahkan akrab dengan Nala, ada dari mereka juga suka memberi tips kepada Nala.
"Kak Nala, aku biasanya, Ya," ucap seorang anak laki-laki dengan seragam putih abu-abunya.
"Ok, seperti biasa, Kan?"
"Iya, tapi jangan lupa Kak Nala kasih tambahan dalam minumanku."
"Hah? kasih tambahan? tambahan apa?"
"Tambahan bubuk cinta, Kak. Biar tambah manis rasanya kayak Kak Nala." kedua pemuda dan ada 3 orang cewek dengan seragam yang sama itu terkekeh.
"Hem ...!" Nala tersenyum.
"Kamu itu, kalau di sini suka sekali godain Kak Nala, apa tidak tau kalau ada yang cemburu di sini?" celetuk salah satu teman cewek anak laki-laki itu.
"Cemburu? siapa yang cemburu?" tanya anak laki-laki yang menggoda Nala.
"Tuch ...! cewek yang bicara tadi menunjuk gadis dengan rambut panjang sebahu yang sedang menulis sesuatu di atas buku bindernya.
"Jadi kamu suka sama aku? kenapa tidak bilang?"
"Apa sih?" tanya anak cewek itu bingung.
"Sudah kamu mengaku saja, sebelum si Taehyung kamu ini jadian benaran sama si kakak pelayan cafe ini." Si teman cewek ketawa, dan memang benar, muka dari anak SMA yang menggoda Nala hampir mirip sama salah satu anggotanya BTS.
Author juga suka ... sama mereka. Udah ah entar author kilaf gak nulis malah lihatin youtube.
"Ini pesanan kalian, 2 buah milk shake, 2 milk tea, dan 1 ice blend pesanan kamu. Dan ini 2 onion ring, roti bakar serta spagetti moza. Silakan dinikmati," ucap Nala ramah.
"Terima kasih, Kak Nala."
"Sama-sama, kalau sudah tidak ada yang dipesan aku permisi dulu, Ya?"
"Eh, Kak. Tunggu sebentar," panggil salah satu anak di sana.
"Ada apa? ada yang kalian mau pesan lagi?"
"Enggak, aku cuma tanya, menurut Kak Nala si Taehyung teman aku ini cocok gak sama cewek cantik sebelah aku ini? Dia suka sama si ganteng yang suka godain Kak Nala ini."
"Tidak cocok, teman kamu itu cantik, kelihatannya lembut dan si ganteng teman kamu ini playboy, jadi tidak pantas, jujur saja, kakak tidak suka cowok PLAYBOY,"
"Kak Nala kok gitu sih?"
"Kamu playboy, bukan.? kamu kan pernah mengajak gadis berambut pendek makan di sini dan kalian pegangan tangan. Lalu aku pernah melihat kamu di sebuah toko buku dengan cewek lain lagi, cewek dengan kacamata dan kamu memeluknya," terang Nala.
"Waduh ... waduh! kak Nala kenapa malah buka rahasia aku?"
"Ya ampun, gak jadi deh aku naksir kamu, nanti malah yang ada, hanya sakit hati yang aku terima."
"Eh wajar kan kalau cowok seperti aku sedang mencari cewek terbaik yang benar-benar bisa aku jadikan kekasih."
"Itu bukan mencari yang terbaik, tapi belajar jadi playboy, benar kata Kak Nala."
"Serius, aku masih mencari yang benar-benar pas di hati aku, Kak Nala boleh kok daftar menjadi salah satunya, aku kan tidak pernah punya kekasih lebih tua dari aku. Kak Nala mau?" tiba-tiba celetuknya.
"Kamu tidak pantas buat Nala. Lagian kamu masih kecil, jangan memikirkan tentang pacaran, pikirkan belajar dan mendapat nilai yang baik," suara tegas seseorang di belakang Nala.
"Mas Radit."
"Nala, kalau pekerjaan kamu di sini sudah selesai, kamu sebaiknya beristirahat karena ini sudah jam makan siang kamu.
"I-iya, Mas Radit. Aku permisi dulu, Ya." Nala pergi dari sana.
"Kamu siapa?" tanya cowok yang mukanya mirip Taehyung.
"Aku kekasihnya, Nala. Jadi jangan menggodanya walaupun itu cuma main-main. Ya sudah selamat menikmati, aku traktir kalian." Mas Radit berjalan dengan tegapnya pergi dari sana.
Mereka berlima melongo melihat hal itu. "Kekasihnya Kak Nala keren ya, aku juga mau punya kekasih seperti dia," celetuk salah satu gadis di sana.
"Halah! masih gantengan aku, aku yakin dia itu juga bukan pria yang baik," Kata cowok yang mirip Taehyung.
"Tau dari mana kamu?"
"Percaya sama aku, aku tuch bisa membaca sifat seseorang dari garis mukanya."
"Ahahaha! kamu kayak peramal saja."
"Dia bukan peramal, tapi perayu ulung." Mereka berlima tertawa dengan senangnya.
Dia taman belakang, sebenarnya cafe ini memiliki tempat outdoor tapi kalau siang jarang ada pelanggan makan di sana, kebanyakan mereka memilih tempat di dalam yang sejuk karena ada ACnya.
"Kamu makan siang apa, Na?" tanya Mas Radit dan dia duduk di depan Nala.
"Eh Mas Radit. Tadi bibi di rumah membuat masakan tumis pakis, dan udang dibalut tepung, serta sambal."
"Kalau mau kita makan di restoran depan atau kamu minta saja mau dibuatkan apa oleh koki kita, kamu tidak perlu khawatir, tidak akan aku mintai bayaran."
"Em ... enggak usah, Mas Radit. Ini saja sudah sangat enak kok. Aku juga bosan makan-makanan cafe ini. Lagipula kasihan bibiku yang sudah susah-susah memasak, tapi aku gak makan." Nala menghabiskan makanannya.
"Pelan-pelan makannya, Nala." tiba-tiba tangan Mas Radit mengelap bibir Nala yang ada sisa makanannya.
Nala reflek memegang tangan Mas Radit dan mencoba mengalihkan tangan Mas Radit. "Terima kasih, Mas Radit."
"Nala, aku--. Em ... maaf kalau aku mengganggu kalian, tapi Nala, ini ada pesanan yang harus kamu antar ke alamat ini, kan kurir kita lagi sakit, aku tidak bisa naik motor."
"Iya, aku saja yang antar." Nala beranjak dari tempat duduknya. "Mas Radit, aku sudah istirahatnya, dan sekarang aku mau mengantar pesanan ini dulu."
"Iya, hati-hati, Nala," ucap Radit lirih
Radit melihat Nala pergi dari sana dan kemudian pandangannya beralih ke arah Tata yang sedikit takut melihat Radit. "Mengganggu saja kamu," umpat Mas Radit kesal.
"Mas Radit saya permisi dulu." Tata cepat-cepat pergi dari sana.
"Ini ya Ta, alamatnya?" tanya Nala sambil memegang kertas kecil di tangannya.
"Iya, dan itu pesanannya, cepat Antarkan, katanya di lagi sakit dan tidak enak makan, tetapi, lagi ingin makan burger spesial dari cafe kita."
"Okay, aku akan antarkan." Nala membawa tas yang berisi pesanan itu dan menuju motor butut yang menjadi kesayangannya.
Motor pemberian Alm. ayahnya saat Nala naik ke kelas 2 SMA dengan nilai yang baik dan karena jarak antara rumah dan sekolah agak jauh, dan ayahnya kasihan melihat Nala yang selalu menyusahkan sahabatnya Rara, walaupun Rara sama sekali tidak merasa direpotkan, jadi ayahnya membelikan motor itu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 359 Episodes
Comments
Bubun'y RyUichi
aku suka karya ka rey 😍
2022-09-02
2
Rey
Terima kasih sudah baca ceritaku, Kak.
2022-02-28
1
Ira arif
ngisi komen, biar gak kosong
lanjuutt
2022-02-27
1