"Tapi kak aku mau..."
"Gausah, Biar aku aja yang ke bawah, Kamu tunggu di sini biasa nya jam segini juga bunda sama ayah juga udah tidur, Istirahat" ucap Nathan sambil menggunakan baju nya hingga selesai dan membimbing wanita nya menuju ke ranjang.
Ara tidak memaksa dan mengikuti ucapan lelaki nya dan Nathan pun langsung berlalu keluar dari kamar dan menurni anak tangga. "Yuna di mana bi?" tanya Nathan kepada salah satu pelayan saat melihat rumah yang ia tempati sangat sepi.
"Non Yuna udah tidur tuan muda sama nyonya dan tuan" jawab pelayan.
"Nyimas sama Roky?" tanya nya lagi.
"Mereka juga udah istirahat abis makan malam tuan" jawab pelayan itu kembali. Nathan menatap jam besar yang ada di dalam rumah nya dan pantas saja rumah sepi akibat jam sudah jam sembilan malam.
"Kenapa sepi?" suara yang sangat familiar tiba tiba terdengar di telinga Nathan dan juga pelayan yang belum berlalu dan itu membuat mereka mendongak ke atas dan terlihat Ara turun ke bawah.
"Kenapa ke bawah? Kan udah di suruh istirahat tadi" ucap Nathan.
"Yuna dimana?" Ara tidak menjawab ucapan suami nya dan malah mencari anak nya.
"Yuna udah tidur sama bunda sama ayah, Kamu kenapa turun?"
"Laper" Ara beranjak dari sana dan masuk ke dalam dapur, Dia mengenakan celemek yang tersangkut di sana akibat dia tidak mau makan makanan yang tersisa di meja makan akibat tidak suka bukan karna itu sisa. Nathan berjalan mendekat dan mendudukkan tubuh nya di atas kursi yang ada di sana.
"Nona biarkan saya memasak untuk anda dan tuan jika tidak mau makan makanan itu" ucapan pelayan.
"Tidak usah, Bibi istirahat aja biar Ara sendiri yang masak" jawab nya dengan senyum yang mengembang.
"Tapi nona.."
"Gapapa bi, Bibi istirahat aja ini udah malem, Udah istirahat" ucap nya dengan nada rendah dan senyum yang mengembang.
"Kalo gitu saya permisi nona, Jika memerlukan saya panggil saja" pamit bibi tadi. Ara mengangguk mengiyakan nya dan pelayan tadipun berlalu dari sana toh dia juga sedikit kelelahan.
"Kamu bilang tadi capek, Di suruh istirahat malah ikut ke bawah mau masak lagi" ucap Nathan. Ara tidak memperdulikan nya dan mengambil apa yang ia inginkan di dalam peti es dan mulai mengiris dan memasak nya.
Nathan yang tidak tega akan wanita nya memasak sendiri beranjak berdiri dari duduk nya. Tangan kekar itu langsung melingkar di pinggang rambping dan dagu yang cukup berat di letakkan nya di bahu kecil wanita nya.
Ara sama sekali tidak memperdulikan nya, Dia membiarkan apa saja yang ingin di lakukan suami nya tersebut asalkan jangan meminta hak nya lagi. Ara yang tidak berdiri mematung di hadapan kompor terus saja bergerak dan itu membuat Nathan mengikutinya dengan posisi yang sama. Ara sama sekali tidak risih akan itu, Dia cukup merasa terjaga dan tidak takut akan kehadiran suami nya dengan memeluk nya seperti itu.
"Hem" Nathan mengusapkan hidung nya di leher putih istri nya dan mencium dalam dalam aroma wangi yang keluar dari sana.
Plaak
"Ah" Nathan merengek akibat istri nya yang mamukul kepala nya menggunakan spatula.
"Astaga" Ara langsung membalikkan tubuh nya dan menatap kepada suami nya. Wajah itu nampak hawatir akibat sudah tidak nyaman akan perlakuan Nathan makanya tangan yang sigap sontak langsung mengangkat spatula dan memukul kepala suami nya tanpa di sengaja.
"Ah" Nathan memegang dahi nya mata nya juga terasa sedikit perih akibat spatula yang bekas cabai.
"Maafin aku" Ara membimbing suami nya itu dan membersihkan dahi yang ada bekas cabai itu hingga bersih.
"Ayo" Ara kembali membimbing lelaki nya tersebut kembali duduk di atas kursi.
"Huh" wanita itu menghembus dahi suami nya.
"Kenapa mukul aku?" suara lelaki itu nampak sedikit melemah.
"Kamu macem macem sama aku, Maaf" dia kembali menghembus dahi suami nya.
"Sakit ya?" tanya Ara.
Nathan mengangkat kepala nya dan nampak wajah nya sedikit memerah. "Gak terlalu sakit" jawab nya.
Ara tidak percaya akan itu, Tangan nya menyibak poni yang menutupi dahi lelaki nya, Di tatap nya dahi tersebut dan memang tidak apa apa hanya merah sedikit saja. "Gak luka kan? Gak kenapa kenapa kan kamu?" tanya nya dengan wajah yang semakin hawatir.
Nathan tidak menjawab nya dia memilih untuk diam dia suka akan ekspresi tersebut. "Maafin aku, Aku tadi gak sengaja, Ini tangan nya sontak aja langsung mukul kepala kamu" dia kembali merengek takut suami nya tidak memaafkan nya.
"Maafin aku" Ara yang tidak mendengar jawaban pun menundukkan kepala nya, Kepala nya di sandarkan nya di punggung tangan suami nya dia sangat takut akan Nathan yang tidak memaafkan nya.
"Kak maafin aku, Aku beneran gak sengaja tadi" ucap nya dengan kepala yang masih menunduk di hadapan Nathan. Nathan tersenyum, Dia senang akan wanita nya yang langsung meminta maaf akan kesalahan nya, Salah satu tangan nya bergerak dan terangkat mengusap punggung wanita nya.
"Udah gapapa, Aku juga gak kenapa kenapa" ucap Nathan dengan mengusap punggung wanita.
"Tadi kamu gak jawab, Sekarang juga belum, Maafin aku" wanita itu kembali merengek dengan kepala yang masih menunduk, Sedikit terdengar isakan dari bawah sana dan itu membuat Nathan tidak senang dan membuang nafas kasar.
"Iya aku maafin, Angkat kepala kamu" jawab nya dengan wajah datar nya. Ara mengangkat sedikit tubuh nya dan setelah itu mengusap wajah yang sedikit basah akibat menangis.
"Tuh kan nangis, Udah gede juga masih aja nangis" Nathan tidak senang akan wanita nya yang menangis, Sudah cukup selama ini wanita nya selalu mengeluarkan air mata akibat di sakiti dan tidak di adili oleh keluarga sendiri dan sekarang dia tidak mau membuat wanita nya meneteskan satu tetes air mata saja.
Ara tidak menjawab nya bibir nampak mengerucut dan tangan nya kembali mengusap bekas air mata nya. "Udah gak usah nangis, Makanan kamu nanti gosong" Nathan yang bisa mencium bau masakan makanya dia katakan kepada istri nya.
"Oh iya" Ara langsung berdiri dari duduk nya, Di matikan nya kompor yang masih menyala dan untung saja belum hangus. Dia mengambil piring dan meletakkan makanan tadi ke dalam piring dan setelah itu membawakan nya ke dekat suami nya.
Nathan masih menatap lekat wajah wanita nya yang nampak sedikit sembab itu. "Udah jangan nangis lagi" Nathan mengusap wajah yang sudah kering itu.
"Aku gak nangis lagi" jawab nya.
"Ayo makan" ajak nya dengan memberikan makanan yang ia siapkan kepada suami nya. Nathan menerima nya dengan senang hati tapi sebelum itu dia melihat wanita nya dahulu. Wanita itu nampak melahap makanan dengan lahap meskipun sedikit terdengar suara menghisap ingus akibat menangis.
Ara yang keheranan akan tidak ada suara gerpu ataupun sendok kecuali milik nya menatap ke samping dan terlihat suami nya malah menatap nya. "Kenapa gak di makan? ayo makan" ucap nya.
"Iya" jawab Nathan dan melahap makanan yang di buat oleh wanita nya yang masih hangat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
JW🦅MA
mh mh
2021-12-06
0
JW🦅MA
lanjut ya
2021-12-06
0
JW🦅MA
jangan bosan ya
2021-12-06
0