Pulang dari tempat wisuda Risma memasuki kamar ia masih memikirkan apapun yang tadi ia dengar dari teman-teman Anton hatinya hancur berkeping-keping tatkala mendengarkan gunjingan lagi.
Flashback
Risma saat itu sangat senang memakai toga kemudian memilih keluar campus untuk membeli air mineral, tentu saja melewati cafe yang favorite tongkrongan sang pangeran campus. Risma melihat suaminya dan dari situ ia berharap agar ia bisa di kenalkan dengan para sahabat suaminya.
Tetapi yang ia dengar malah gunjingan ia menguping pembicaraan mereka.
"Eh, ya engga lah, emangnya gue Anton, cewek jalan dipake," kata Salsa. Ketakutan Risma berhenti saat sadar mereka membicarakannya.
Di sana ada Anton, Salsa, Andria, dan Axel. Satu geng yang selalu menjadi idaman para mahasiswa lain. Salsa, wanita bermulut cabai yang selalu membuat Risma menangis.
"Hahaha, iya. Gua juga engga. Senakal-nakalnya gua gak pernah tuh mainin cewek jalanan." Axel menambahkan.
"Lagian lo ga jijik pas nyoblos, Ton? Ternyata. Tipe lo yang kaya gitu." Andria tertawa.
"Engga kali, Anton 'kan abis ditolak sama Fera, jadi buta ga bisa liat mana yang berkualitas," ujar Salsa.
"Udah jangan goda dia mulu," ucap Andria ikut menggoda.
"Lu pada mau bisnis bisnis lu kandas? Udah diam, jangan goda boss kita, lagian dia emang suka sama itu cewek, cewek yang doyan keluar malam," ucap Axel.
"Mulut lu mau pada gue bogem?!" maki Anton.
"Wooohooo, boss kita marah. Setelah sekian lama akhirnya berkicau juga." Axel tertawa keras.
"Tapi, Ton. Emang lu yakin mau punya istri kaya gitu selamanya?" Tanya Andria.
"Ya engga lah, 'kan Anton bilang dia mau cerain tuh cewek kalau udah lahiran," ucap Salsa.
"Serius? Kapan dia bilang gitu?" tanya Andria.
"Waktu party kemarin, lu masa lupa?" Salsa menggoda.
"Dia bilang dia tuh jijik sama tuh cewek kampung, udah miskin, bau, kumal banyak kumannya lagi."
"Tapi cantik, Sal. Mukanya mulus bersih, kinclong." Axel membayangkan wajah gadis itu.
"Ya mulus, soalnya di gosok mulu sama om-om." Setiap tawa mereka, membuat air mata Risma menetes semakin deras.
"Bisa pada diem ga sih lu?" Ucap Anton kesal.
"Udah sih, Ton. Jangan baper." Salsa mengerucutkan bibir.
"Tapi, Ton. Jawab gua yang jujur. Lu lebih benci atau jijik sama dia?" Keheningan tiba tiba melanda, Risma terdiam, napasnya terasa tercekat. Sampai Anton menjawab, "gua jijik sama dia, gua nyesel pernah perkosa dia." Risma menyeka air matanya.
'Ya Tuhan, dosa apa yang telah hamba aku ini buat sampai kau memberikan cobaan yang begitu berat? Kapan aku akan bahagia? Bagaimana nasib anak ku nanti?' batin Risma sambil membelai perutnya.
Seseorang tanpa sengaja menyenggol bahunya, membuat gadis berwajah Asia itu berteriak dan terjatuh hal tersebut menarik perhatian teman-teman Anton. Salsa berdiri dan melihat Risma, dia tertawa. "Oow, Ton. Your wife nyusul nih!"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Risma hari ini memasak untuk suaminya, meski dirinya orang kampung dan tak tahu selera orang kaya tapi tetap dirinya akan melayani sang suami dengan baik.
"Kak Anton bisa gak kali ini gak usah hina anakku, meski kamu gak pernah mau akuin anak kamu." Risma membatin sambil menumis capcay, tanpa sadar air mata keluar dari pelupuk matanya yang berwajah oriental.
Tak berapa lama Anton memanggilnya dengan amarah, "RISMA!!" panggilnya dengan kasar.
"Iyaa kak bentar ini lagi aku siapin," ujar Risma dengan suara parau.
"Yang sabar ya Nak, nanti kalo mama udah dapat kerja kita akan cari rumah biarin gak usah ganggu papa lagi." Risma bicara pada calon buah hatinya sambil mengelus perutnya yang masih rata.
Risma mengantarkan sayur capcay dan tempe bacem, lalu mengambil nasi.
"Kamu masak ini!!!" maki Anton, wanita hamil itu langsung terperanjat saat Anton meninggikan suaranya.
"Cih memang kamu ini udah kumuh, kotor, makanannya pun gak punya selera!!" ujar Anton terus terang, "nyesel saya nikahin perempuan kaya kamu!" lanjutnya berdiri sambil menatap Risma yang sudah menunduk diam dan hanya mengeluarkan air matanya.
"Ma-maaf kak tapi selama ini kakak gak pernah ngasih nafkah gimana bisa menuhin keinginan kakak? aku mau beli ayam uang gak cukup karena untuk biaya lahiran dan cek ke bidan," aku Risma dengan suara bergetar ketakutan.
Anton hanya terkekeh lantaran menertawakan nasib Risma, dan nasibnya yang harus terjebak dalam pernikahan sialan ini.
"Kamu tahu gak karena kamu!" tunjuk Anton ke arah Risma. "Fera pacar saya jadi pergi!! Dasar jal*Ng harusnya setelah saya lempar uang waktu di hotel kamu langsung aborsi!!!" makinya lagi.
"Tapi kak---" kalimat Risma di potong oleh Anton lantaran sudah muak dengan air mata yang menurut Anton buaya ini, "udahlah kamu itu emang istri gak guna!! Saya tahu kamu cuman mau harta saya ajaa 'kan?" tuduh Anton kepada istrinya.
Risma yang mendengar tuduhan Anton langsung membelalak mata dengan air mata yang sudah mengalir, dan menatap Anton dengan membulat kepalanya hanya menggeleng tak percaya.
Sungguh harusnya yang merasa rugi disini hanya Risma karena mahkota yang selama ini dia jaga harus terenggut, dan masa depan yang harus tersusun rapi malah hancur di sebabkan oleh Anton.
"Kak Anton...aku akan berusaha jadi istri yang kamu mau tapi tolong aku butuh waktu," ujar Risma dengan air mata yang terus mengalir.
"Alah udahlah!!! Asal kamu tahu setelah anak haram kamu lahir saya gak mau ada urusan lagi sama kamu, kamu tahu anak kamu dan kamu hanya benalu di hidup saya!!!" ujar Anton.
Setelah puas memaki Risma, pria berwajah Italia itu pergi keluar tanpa salam lalu menutup pintu dengan keras.
BLAM!!
Setelah mendengar hinaan dan cacimaki Anton Risma langsung luruh di lantai perutnya terasa nyeri, "ya tuhan anakku tolong jangan dengerin apa kata papa...papa lagi sibuk." Risma memegang tepian meja makan sambil mengucap kalimat yang membuatnya damai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Wiselovehope🌻 IG@wiselovehope
🌻🌹🔥❤️🌻🌹❤️🔥
2021-03-28
1